BAB V

73 36 9
                                    

Malam itu bintang menghiasi tiap penghujung langit

Memberikan keindahan dari cahaya yang dipancarkannya

Keindahan semesta yang senantiasa dipersembahkan untuk bumi

Akan kah kau kembali lagi untuk menyinari malam ku?

-Natasya Angelica

***


Pagi itu, aku terbangun dengan kondisi riasan yang masih melekat dipipi dan pakaian kemarin yang masih membalut tubuh ku. Jelas saja, bahwa sesampainya dirumah aku langsung merebahkan diri pada sebuah benda berbentuk persegi yang empuk, sehingga membuatku terbuai akan kenyamanan yang diciptakannya. 

Aku bangun dari benda itu untuk segera membersihkan wajahku dari riasan yang menempel, tetapi pada saat aku berada didepan kaca aku merasakan sesuatu yang berbeda dari kepalaku

"Kaya ada yang beda deh, tapi apa ya?" Ucapku sambil mencepol rambut ku satu

Kulepaskan satu per satu anting yang aku kenakan, namun tiba-tiba..

"ANTING GUE?! Anting gue hilang! Aduh mati gue, atau jangan jangan dikasur ya?" Rutuk ku panik

Aku mencari anting itu disetiap sudut kamar, bahkan kasur ku kini sudah tidak bisa disebut "kasur" lagi karena, ya seharusnya kalian tahu.

"Anting kesayangan gueeeeeee" rengek ku sambil terduduk dilantai meratapi kondisi kamarku saat ini yang sudah seperti kapal pecah

"Astaga Amanda Cathalia Corney, masih pagi kamu udah bikin kamar berantakan, kamu ngapain sih?" Ucap bunda yang tiba-tiba muncul dari balik pintu kamar dengan kening berkerut

"Anting Manda hilang bunda, anting kesayangan Manda hilang sebelah. Maafin Manda nanti Diberesin kok hehe" Ucapku dengan cengiran terpaksa karena takut diceramahi

"Anting doang, nanti beli lagi aja lebay kamu. Beresin ini atau kamu nggak Bunda kasi jajan untuk hari ini ya? Mandi dulu sarapan abis itu beresin ini" Ucap bunda tegas sambil menutup pintu kamarku kembali

Bunda memang membiasakan perilaku tegas pada anak-anaknya, termasuk pada anak manja seperti ku

"Baik Bunda" Ucapku cemberut


***


Kejadian kehilangan antingku tadi pagi membuat pagi ku dihari selasa ini sangatlah buruk, berlebihan memang. Tetapi jika barang kesayangan ku ada yang hilang, perasaan tak rela itu pastilah ada, hal yang aku benci dari diriku adalah itu. Tetapi percayalah, lambat laun aku akan mengikhlaskannnya.

Sore ini cuaca Jakarta cukup mendung, memutuskan ku untuk menikmati kopi disebuah kafe tempat ku biasa meminum Macchiato ku dan menulis sajak-sajak singkat diantara keramaian manusia.

"Hai Kak Rendi!" Ucapku pada Barista yang memang sudah ku kenal karena saking seringnya aku kesana

"Wah Manda? are u okay? Muka lo kaya katak gagal dapet hujan dari parkiran sana gue lihat" ucapnya sambil membentuk jarinya menyesuaikan dengan ukuran wajahku

Breathe DeeplyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang