BAB VIII

51 17 3
                                    

Kurengkuh sukma dalam kekosongan diri

Pada malam yang begitu sunyi

Muram wajah menatap kosong dilangit yang begitu ramai

Ramai akan bintang yang menatapku resah

- Natasya Angelica

***


Hari ini Bunda mambangunkan ku tepat saat matahari terbit, dikarenakan hari ini aku memiliki jadwal untuk registrasi kembali di sebuah Universitas yang ku pilih untuk melanjutkan pendidikanku.

"Kepagian gak sih? atau gue coba ajak Viona kali ya biar ada temen" Ucapku sambil menatap refleksi diriku pada cermin yang berada dihadapanku

Jari-jariku mencari nomor telfon Viona, karena jika di chat dia pasti akan lama membalasnya.

"Yon, bisa temenin gue ke kampus gak sekarang? gue males nih sendiri" ucapku dimikrofon earphone yang melekat ditelingaku

"yah gue gabisa Man, gue ada urusan hari ini kapan-kapan deh ya" ucapnya dari seberang sana

"Halah kaya ada urusan penting aja lo, yaudah deh gue pergi sendiri aja" ucapku dengan nada kecewa

"Makanya cari cowo, biar gak stuck sama doi mulu HAHAHAHA" terdengar ucapan dari seberang sana seperti menghina

"NAJ-" tuuutt tuutt bunyi itu menandakan telfonnya sudah terputus

"iiiihhhhhhhh" rutukku sambil menghentakan kaki

Minta Pandu kali ya? coba deh! 

Aku mengetikan nama Pandu lalu menunggu hingga bunyi tuutt tuuut itu tergantikan oleh suara pria yang berada jauh dari ku

"Halo?" jawabnya

"PAN! LU BISA TEMENIN GUE GAK KE KAMPUS SEKARANG? GUE MALES NIH SENDIRI HEHE" Ucapku mungkin bisa dibilang seperti berteriak

"Woi! Santai kek najis! bisa bisa congean mendadak gue. BISA, TERUS KENAPA?" jawabnya sambil menirukan nadaku yang sengaja ia buat buat

"Ye SANTUY BEGO, yaudah gue udah siap nih lu kesini sekarang yaaa makasi PANDU GANTENG" Jawabku dengan senyum yg mengembang

"IYE NYONYA" Ucapnya dengan penekanan dikata 'nyonya' mungkin saat ini ia sedang membalikan kedua matanya

Aku mematikan telfon yang baru saja beberapa menit yang lalu tersambung, dengan langkah bersemangat aku megambil tas yang sudah ku siapkan dengan berkas - berkas yang sudah ku taruh di map berwarna pink milikku dan segera turun kebawah untuk melahap sarapanku.

Kini aku sudah berada di meja makan dengan Bunda dan Ayah yang sudah siap untuk berangkat bekerja, sedangkan Luthfi abangku? Mungkin dia hanya akan dirumah sambil bermain play station  membosan memang hingga tahun ajaran perkuliahan dimulai kembali, cewenya di US sehingga membuat ia harus ldran dan bersikap seperti jomblo saat sekarang ini, kasihan memang.

"Bang, kamu temenin ade kamu kek ke kampusnya dari pada dirumah mulu jamuran kamu" Ucap Ayah pada Luthfi disela sarapan pagi ini

"Ih kenapa gabilang dari kemaren, abang kan mau menye-menye dirumah today yah" ucapnya sambil menghentakan garpunya ke omelet yang sudah tinggal setengah hingga berdiri

Breathe DeeplyWhere stories live. Discover now