029.

2.6K 613 18
                                    

"jeongin, saljunya indah sekali."

hyunjin mengetuk-etuk permukaan kaca, bertingkah bagaikan anak kecil. kepingan laiknya kapas itu melayang-layang sebelum mendarat di tanah, bersatu dengan gundukan salju.

"jangan bertingkah kekanakan." jeongin memposisikan sendok berisi bubur di depan mulut hyunjin. "buka mulutmu."

hyunjin refleks memberengut. "tidak mau. tidak enak."

"siapa juga yang bilang kalau buburnya enak?" jeongin menghela napas. "ayo. suapan terakhir, deh."

"sungguh? suapan terakhir?" air muka hyunjin cerah seketika. ia membuka mulut dengan suka rela, membiarkan jeongin memasukkan sesendok penuh bubur ke dalamnya.

jeongin membelai surai pekat milik sang kekasih seusai menaruh mangkuk di atas nakas. hyunjin memejamkan mata, menikmati usapan lembut jeongin pada rambut.

"jeongin."

"hm?"

hyunjin melengkungkan sabit. "terima kasih."

"untuk?" jeongin mengernyit heran.

"semuanya." hyunjin memilih untuk menambatkan atensi pada kepingan salju di balik jendela. "kau tidak kabur bahkan saat mengetahui penyakitku, menerimaku apa adanya, merawatkuㅡseperti malaikat."

isi kepala jeongin serasa meledak di tempat. "kau berlebihan, hyunjin." ia menyentuh punggung tangan si pemuda bermarga hwang yang dipasangi jarum infus.

keduanya menikmati detik-detik berdua itu dengan senyuman merekah. hyunjin tak henti-hentinya membubuhkan kecupan pada lesung pipi jeongin, membuat empunya terkekeh kegelian. menempelkan dahi, berpandangan, menelisik apa yang ada di balik netra masing-masing.

"jeongin," panggil hyunjin sekali lagi.

"hm?"

cahaya pada manik kelam itu meredup seketika. "kau tahu, kan? seonsaengnim bilang kalau aku tidak akan bertahan sampai musim semiㅡ"

"ㅡomong kosong." jeongin memaksakan tawa. "kau bisa bertahan, hyunjin. kau kuat."

hyunjin bergeming. "aku hanya tidak mau kau berlarut-larut nantinyaㅡ"

"ㅡhyunjin." yang lebih muda menautkan alis. "aku tidak suka topik seperti ini. lebih baik jangan diungkit. nikmati waktumu, ya?"

mengembuskan napas, hyunjin mengangguk pasrah.

PRINGLES / HYUNJEONG.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang