Cinta Pertama

270 37 94
                                    

Pukul 19.00 pm.

"Hai Cinta Pertama."

"Apaan sih?" Riri jengkel disapa seperti itu oleh seseorang yang baru saja tiba di sebuah kafe, tempat yang menjadi acara reuni khusus alumni kelas IX.4.

Qadry, cowok teman sekelas Riri waktu jaman SMP memang suka mengganggu cewek itu dengan sebutan 'Cinta Pertama' seperti yang tadi disebutkan. Riri benar-benar tidak suka jika Qadry sudah seperti itu. Kan jadinya baper, alasannya.

"Ciiee ciee ciee..." ejek Suci membuat Riri semakin jengkel.

Qadry mengambil tempat duduk di sebelah Naya, persis berhadapan dengan tempat duduk Riri.

"Eh, emang beneran Riri cinta pertama lo?" tanya Anto. Yang ditanya malah cengengesan.

"Bukannya dulu Riri sukanya sama Rahmad yah?" Riri melirik sinis melalui ekor matanya ke arah sumber suara. Itu Aris yang berkata.

Reuni kali ini Riri sukses jadi bulan-bulanan oleh teman-teman SMPnya. Malah si Aris menyinggung Rahmad, cowok yang seluruh kelas diketahui sebagai orang yang disukai Riri sejak kelas VII, namun berakhir patah hati ketika Rahmad pindah sekolah saat kelas VIII. Gosip itu menyebar luas, lantaran Mentari yang memulainya. Gadis yang sebenarnya suka dengan cowok yang bernama Rahmad itu.

Hari itu, Mentari, Ila dan Naya mencegat Riri saat pulang sekolah. Kelas saat itu sudah sepi menyisakan mereka berempat.

"Ehh, gue perhatiin lo deket banget yah sama Rahmad." ucap Mentari memancarkan aura tidak suka. Kedua lengannya terlipat di dada.

"Hah? Deket gimana maksud lo?" tanya Riri heran. Ia terduduk di bangkunya bagai tersangka yang diinterogasi oleh seorang polisi.

"Duuhh.. Ri, kita cuma mau nanya. Lo suka sama Rahmad nggak sih? Kalau lo nggak ada rasa sama dia, Mentari bakalan maju buat deketin Rahmad." ujar Ila dengan suara khasnya yang manja.

Riri kehilangan kata-kata. Pasalnya usianya yang masih terbilang kekanak-kanakan mana mengerti soal cinta-cintaan. Kelopak matanya mengerjap berkali-kali. Jadi hanya karena alasan seperti itu ketiga orang ini harus menahannya untuk pulang lebih cepat? Riri masih terdiam. Lebih tepatnya bingung mau memberi tanggapan yang bagaimana disituasi seperti ini.

"Heh lo punya mulut kan? Jawab dong!" Mentari dengan sikap tidak sabarannya.

"Udah.. jangan teriak-teriak juga." kata Naya berusaha menenangkan Mentari.

"Iya, gue suka sama Rahmad!"

Pengakuan Riri membuat ketiga gadis itu melongo. Mentari lalu berdecih. Riri merutuki dirinya dalam hati. Sebenarnya dia tidak memiliki perasaan apa-apa ke cowok yang tempat duduknya tepat di sebelahnya itu. Mereka terlihat sering berinteraksi karena Qadry yang teman sebangku Rahmad adalah teman cowok sekelas Riri yang paling akrab dengannya. Ia mengaku suka lantaran kesal diperlakukan seperti ini oleh Mentari.

"Tuh kan... ngaku juga." kata Mentari dengan tatapan menusuknya seolah hendak mencungkil manik mata Riri keluar dari tempatnya.

Riri selalu saja menyesal setelah membuat pengakuan suka pada hari itu. Sebab keesokan harinya Mentari mempermalukan dirinya dengan menyebar gosip. Sejak saat itu Rahmad yang mungkin merasa risih tampak menjauhkan dirinya dari Riri yang membuatnya hingga kini ia dikenang sebagai 'Si Gadis Patah Hati'.

Acara reuni hari itu, seperti biasa yang hadir hanya yang itu-itu saja tiap tahunnya. Dari total 40 siswa, yang selalu ikut reuni hanya kurang lebih 10 orang. Yang lain sudah tak tahu di mana rimbanya, putus kontak. Tahu kan, mengumpulkan seluruh teman sekelas untuk ikut reuni itu bisa dikatakan sebuah mitos.

Ice Cream Stories (Kumpulan Cerita Pendek)Where stories live. Discover now