BAB 6

80 15 2
                                    

Happy Reading........

   "Shel kita kan udah hampir 2 bulan kenal, tapi kok gue ngga pernah tuh liat lo pulang bareng Febrian, kenapa sih?" tanya Siska saat mereka tengah duduk dikelas menunggu bel masuk.

   "Jangan-jangan Febrian udah punyai pacar terus pacarnya ngga ngebolehin? Atau jangan-jangan lo yang udah punya gebetan tapi ngga cerita ke kita!?" tuduh Laurin pada Shelka.

" Yaelah, mana ada sih deket sama cowok orang kemana-mana ama lu berdua terus, kalo dirumah ama suami-suami gue." jawab Shelka disertai cengiran.
"Stres lo lama-lama. Gue kasihan aja sama BTS yang dicap suami ama cewek aneh kek lo." ujar Siska lembut tetapi menusuk.

"Jahat banget sih kalian. Mereka aja fine-fine aja kok. Ko kalian malah yang ribut sih?" kesal Shelka.
"Yaiyalah fine-fine aja orang mereka ngga tau di dunia ini ada lo." seru Laurin.

"Jahattttt....." kesal Shelka menghentak-hentakan sepatunya dilantai kelas.
"Oke kembali ke pembicaraan awal. Kenapa sih Shel?" tanya Siska setelah meredakan tawanya.
"Apanya yang kenapa?" tanya Shelka polos.
"Dasar lemot anda. Kenapa lo ngga pulang bareng Febrian?" sahut Laurin gemas.
"Ohh, males aja naik motor, ribet pake rok. Terus mau pake helm berat ngga pake helm rambut  berterbangan." jawab Shelka lancar.

  Tak lama setelah pembicaraan itu, bel tanda masuk berbunyi. Guru bahasa Indonesia sekaligus wali kelas 11 IPS 4, Bu Rahmani masuk kelas.
"Selamat pagi anak-anak."
  "Pagi buuu...." jawab mereka serempak.
  "Oke hari ini kita kedatangan keluarga baru, bukan baru juga tapi memang baru datang setelah pulang dari Amsterdam untuk mengikuti pertukaran pelajar. Untuk nak Arkana silahkan masuk." perintah bu Rahmani melirik ke arah pintu.

"Perkenalkan nama saya Arkana Zidvan Kaizo. Panggil aja Kana. Salken semua." ucap cowo berbulu mata lentik itu.
"Silahkan duduk ditempat yang kosong nak Arkana." titah bu Rahmani yang diangguki oleh Kana.

  Satu kata yang terlontarkan Shelka saat pertama kali melihat Kana "indah", entah mengapa saat maniknya menatap manik hitam terang milik Kana dirinya langsung terbayang oleh ribuan bintang yang sering ia tunggu ditaman.
  Shelka akui ia suka dengan mata indah Kana, terlebih bola mata itu dilindungi oleh bulu-bulu lentik. Ditambah dengan alis rata tebal hitam nan panjang. Sempurna. Shelka benar-benar jatuh cinta pada daerah mata Kana, teman barunya itu.

Shelka pernah mendengar sekilas bagaimana teman satu kelasnya terutama perempuan yang heboh menceritakan sosok Kana. Yang Shelka tangkap Kana itu tampan, benar memang bahkan dengan menatap matanya saja sudah membuat ia terkagum. Apalagi jika menelusuri wajah Kana.

   Tapi Shelka memang tak tau jika Kana memang se-tampan ini. Dulu ia pernah menanyakan tentang Kana pada kedua sahabatnya, tetapi Shelka terlalu malas mendengarkan sahabatnya yang menceritakan riwayat hidup Kana, padahal kan Shelka hanya bertanya kemana Kana.

  Lamunan Shelka buyar saat maniknya bertemu dengan mata indah yang sendari tadi ia kagumi. Shelka buru--buru mengalihkan pandangannya kedepan. Kana yang melihat tingkah Shelka mengulum senyum geli.

"Dit tuh cewek samping Siska siapa?" tanya Kana pada Dodit teman sebangkunya.
"Oh, itu Shelka. Kenapa? Naksir lo?"  Kana hanya mengangkat bahu acuh dan kembali mengarahkan pandangannya kedepan.

""""""""""""""

  Selain kpopers, Shelka juga senang membaca novel, entah itu dibuku langsung atau diponsel. Seperti sekarang disaat teman-temannya pergi ke kantin mengisi perut, ia memilih diam dikelas mentap benda pipih ditangannya.

  Mata cantiknya itu terus saja menatap benda itu dengan terkadang berteriak kesal, tersenyum sendiri, mengoceh tak jelas, hampir menangis, bahkan mencakar-cakar udara.

AnjaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang