BAB 45

5 1 0
                                    

Hubungan Shelka dan Kana semakin hari semakin tidak jelas arahnya. Shelka yang ingin sekali mempertahnkan hubungannya kini mulai diambang kebimbambangan. Sekuat apapun dirinya, dia tetaplah seorang gadis biasa seperti selayaknya gadis diluaran sana. Yang begitu membutuhkan arti penjelasan sebuah status. Yang mendamba hal romantis meski hanya dengan hal-hal kecil. Yang menginginkan untaian kata cinta dari pasangan meski tahu saling mencintai.

Terkadang dirinya merasa iri pada kedua sahabatnya. Siska dan Laurin. Iri akan keharmonisan hubungan Siska dan Agam yang seolah berjalan mulus layaknya jalan tol. Atau lebih tepatnya iri karena kedua insan itu mampu mengatasi masalah mereka tanpa tetangga tahu, dan tahu-tahu mereka sudah baik kembali seperti tidak ada apa-apa sebelumnya. Oh sungguh sebuah hubungan yang begitu didamba olehnya.

Atau iri pada Laurin. Yang tidak terhubung dengan siapapun. Hidupnya seolah bebas bisa terbang kesana sini tanpa memikirna masalah atau harus menjaga perasaan pasangan. Tidak dipusingkan oleh rasa cemburu sang kekasih.

Meremas rambutnya yang sudah acak-acak menjadi bertambah awut-awutan. Dijatuhkan kembali badannya pada ranjang yang hanya mampu untuk satu orang itu. Menerawang pada langit-langit kamar yang hanya tampak putih tanpa noda.

Shelka masih berada di villa. Kedua orang tuanya--Risma dan Fahri--sudah bertolak ke Kalimantan dua hari yang lalu. Sedang Febrian juga sudah kembali ke ibu kota karena ada agenda dengan clubnya. Entah basket atau pecinta alam. Shelka lupa atau lebih tepatnya tidak begitu memperhatikan.

Sedang dirinya masih berada di villa bersama sang ayah tercinta. Sengaja mengurung diri pada suasana yang sejuk dan segar dengan harapan agar bisa merefresh kembali tubuhnya. Lagian Samuel juga terlihat betah berada disini, terbukti dari beberapa kali berpamitan pada Shelka untuk melakukan beberapa kegiatan seperti berkebun, mengunjungi kebun teh, bertemu teman lama. Ke mungkinan H-1 waktu masuk sekolah Shelka baru akan bertolak ke Jakarta.

"Arghhhh....." geram Shelka.

Gadis itu berguling-guling diranjang sempitnya. Mencoba mengusir rasa bosan yang sudah akut. Sendari malam pergantian tahun baru, Shelka memilih mematikan ponselnya. Untung saja sang ayah membawa laptopnya. Bisa dijadikan pengusir rasa bosan. Tapi tetap saja, bosan kadang kembali menghampiri dirinya.

"Astaga! Gue bingung banget mau gimana. Apa gue nyerah aja?" bisiknya frustasi.

Sedang di sebrang sana tepatnya di ibu kota Jakarta, pemuda yang mengenakan kaos hitam itu tengah dilanda gelisah karena sang kekasih tidak bisa dihubungi sejak malam pergantian tahun baru. Kekasih? Kana ragu apakah mereka masih bisa disebut kekasih dengan keadaan seperti ini?

"Arghhhh………"

Dirinya begitu ingin mendengarkan semua penjelasan Shelka. Tapi, rasa trauma karena dikecewakan lebih mendominasi. Menyebabkan dirinya takut duluan sebelum Shelka bercerita. Takut apa yang didengarnya akan menimbulkan kekecewaan yang menyakitkan.

Tapi kalo kaya gini terus hubungannya dengan Shelka tidak akan ada titik terangnya. Dan lebih-lebih yang dirinya takutkan adalah kata putus dari bibir gadis itu. Bisa saja kan Shelka menyerah dan lelah menunggu dirinya yang tak kunjung memberi kepastian pada hubungan tak jelas ini.

Kana bangkit saat suara pintu diketuk. Munculah sang adik yang sudah memakai seragam karate juga dengan tas yang selalu dibawanya ketika mengikuti seni bela diri itu. Diko meletakan sebuah bungkusan yang berada di kotak berukuran sedang tersebut kesamping Kana.

Lelaki kelas 9 SMP itu tersenyum miring melihat keadaan sang kakak. "Bang! Dulu ada orang yang bilang ke gue gini 'Jangan jadi lelaki yang lemah karena takut sama luka. Lelaki ditakdirkan didepan dan melindungi apapun yang ingin dilindungi'  kata-kata itu terngiang-ngiang terus di otak gue. Bahkan alasan gue belajar beberapa bela diri sebelum karna suka sama bela diri itu adalah kata-kata itu. Semenjak denger kalimat itu gue jadi mikir kalo emang bener lelaki yang takut sama luka itu lemah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 05, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AnjaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang