BAB 21

62 7 0
                                    


Ujian semesteran telah berlalu, kini anak-anak SMA Angkasa ataupun sekolahan lain tengah mengadakan kelas meeting. SMA Angkasa sendiri juga mengadakan beberapa lomba yang wajib diikuti oleh semua anak.

Seperti lomba fashion show, LCC, menyanyi, menari ataupun berbagai olahraga seperti volly, atau basket.

Hari ini adalah hari terakhir kelas meeting, sebelum besok pembagian rapot. Dan hari ini juga puncak lomba yang sudah ditunggu oleh para siswa, yaitu lomba basket. Dimana para pemainnya rata-rata dari golongan cogan.

Peraturannya berbeda, bukan antar kelas namun antar angkatan. Seperti kelas 10 IPA mengirimkan pasukannya lima orang. Begitupun dengan angkatan yang lain.

Sekarang semua anak kelas 11 IPS berkumpul di taman belakang sekolah. Mereka tengah menyiapkan pertandingan bergengsi ini.

"Jadi siapa aja nih yang bakal maju?" tanya Cica.

"Kana, Dodit, Farel, Angga, dan Gue." tunjuk Dani anak kelas 11 IPS 1.

"Gue ngga bisa, kaki gue cedera." Angga menunjukan ketidakbisaannya.
"Kenapa lo Ngga?" tanya Kana.
"Gue kemaren jatuh dari pohon waktu mau bolos." cengirnya.

"Azab tuh Ngga, makanya jangan bolos." ujar Dodit menggeplak kepala cowok kurus itu dengan pelan.

"Yaudah gimana kalo lo aja Bal?" tunjuk Kana pada anak yang sedang menyeruput teh cincaunya.
"Gue? Oke sih."
"Yaudah fix ya nih, gue, Kana, Dodit, Farel dan Iqbal. Lo kapten Kan." ucap Dani final.

Lantas mereka menyusun strategi untuk mengalahkan lawan.

"Mereka bakal lawan mana sih?" tanya Shelka karena melihat wajah mereka yang tampak serius.
"Kelas 11 IPA . Itu kelasnya Nanda dan temen-temennya. Mereka tuh jago main basket tau. Apalagi Nanda kapten basket." jelas Laurin.

Pertandingan pembuka akan dilaksanakan oleh kelas 10 IPS melawan kelas 11 IPA.

"Jangan kedeketen. Panas Shel." titah Kana.
"Iya."

***

Pertandingan sudah berakhir, kelas 12 IPA keluar menjadi juara setelah mengalahkan kelas 11 IPS. Kana sempat kecewa saat tak bisa memimpin teman-temannya untuk menjadi juara, ia bisa mengalahkan kelas 11 IPA yang bahkan banyak anak yang menjabat sebagai anggota basket, namun tak bisa mengalahkan kelas 12 IPA. Tapi setelah dihibur oleh Shelka dan beberapa teman lainnya, sekarang semua sudah berjalan seperti biasa.

Mereka tengah duduk dikantin, menikmati minuman dingin sembari mengistirahatkan badannya yang letih.

"Libur lama, enaknya ngapain yah?"
"Gimana kalo ke Bandung aja Dit." usul Agam.
"Boleh, lagian lama ngga kesana juga. Terakhir kalo ngga salah waktu pembukaan Underline." kata Dodit.
"Ke Villa gue aja."

Raut Dodit bertambah semangat saat mendengar ajakan Kana.

"Kuy lah, tapi jangan pake mobil. Gimana kalo kita naik bus aja. Biar beda." usul Dodit.
"Gue sih oke-oke aja. Lo gimana Kan?"
"Kuy lah."

"Eh ada apaansih?" tanya Shelka penasaran saat datang.
"Kita mau liburan ke Bandung Shelka dede emes gue." jawab Dodit semangat.
"Ikutt......" kata Shelka, Siska dan Laurin bersamaan.

Kana yang duduk disebelah Shelka, menatap dengan tatapan tak terbaca. "Beneran?" tanyanya lembut.

Shelka mengangguk mantap, membuat siapa saja yang melihat akan gemas pada gadis yang akan menginjak usia 17 tahun itu.

"Yaudah, kalo mau ikut ijin dulu sama ortu. Kalau ngga boleh jangan maksa." final Agam.

Sontak raut semangat Shelka luntur karena ucapan ketua kelasnya itu. Ia tak yakin jika bisa mendapatkan ijin dari Febrian apalagi Ayahnya.

AnjaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang