33

201K 7.5K 87
                                    

Keesokkan harinya Putri sama sekali tidak ingin bergegas kesekolah dirinya takut orang-orang akan mengucilkannya nanti, jangankan kesekolah keluar rumah saja Putri tidak mau karena sudah banyak paparazi yang menunggu didepan rumahnya. Entah Putri tidak mengerti bagaimana paparazi itu bisa mengetahui alamat rumahnya begitu cepat.

Putri sedaritadi hanya menangis didalam kamarnya, Sudah banyak notif pesan masuk atau panggilan masuk dari teman-temannya yang menanyakan perihal perjodohan itu. Putri tidak mau membaca ataupun membalasnya, dirinya tidak mau temannya itu membencinya karena Putra ialah idola mereka semua disekolah.

"Hikss.. Mengapa hidup ku serumit ini ya Tuhan," pilu Putri sambil menangis

Terdengar suara ketukan pintu kamarnya dari arah luar. Buru-buru Putri menghapus airmatanya dengan punggung tangannya.
Pintu pun terbuka dan menampakkan sosok ibunya diambang pintu.

"Kau yakin tidak mau sekolah?" tanya Loiren

Putri hanya menggelengkan kepalanya.

"Lalu mau sampai kapan kau akan terus seperti ini? Sebentar lagi kau ujian akhir,"

"Disekolah pasti orang-orang mengucilkan ku bu," balas Putri sambil menundukkan kepalanya

Loiren menghela nafasnya sejenak lalu kemudian berjalan mendekat kearah anaknya yang duduk disisi ranjang.

"Kau harus yakin pada dirimu sendiri, Jalanin apa yang sudah menjadi pilihanmu." ujar Lioren

Putri hanya diam seakan sedang mencerna perkataan ibunya barusan. Kemudian tiba-tiba terdengar suara klakson mobil dari arah depan rumahnya membuat Putri dan Loiren  terbengong sejenak.

"Siapa itu?" tanya Loiren

Putri hanya mengangkat kedua bahunya acuh, dirinya hanya mengira bahwa itu mobil wartawan yang baru datang lagi.

"Kakakkk!!!!" panggil Viona kencang dari arah ruang tamu

"Sepertinya ada sesuatu, kau tunggu disini saja," ujar Loren kepada Putri

Putri mengangguk mengiyakan. Loiren pun segera bangkit dari posisinya dan berjalan keluar.

Putri lalu bangkit dari posisinya dan berjalan kearah jendela kamarnya untuk mengintip sebentar, seberapa banyakkah wartawan yang menunggunya didepan rumah.

Dibukanya sedikit tirai jendelanya itu lalu dirinya mengintip dicelah-celah yang terbuka. Dilihatnya wartawan demakin banyak menunggu didepan rumahnya, Ayahnya dan Viona sedaritadi sudah berusaha untuk mengusir para wartawan itu tetapi susah sekali. Jika seperti ini terus setiap hari bagaimana dirinya akan kesekolah?

Pandangannya lalu tak sengaja mendapati sebuah mobil audi hitam yang terparkir tepat didepan pagar rumahnya. Mobilnya sangat familliar dimata Putri. Para wartawan langsung teralihkan kesebuah mobil tersebut.

"Kakak!" panggil Viona dari ambang pintu kamarnya dan membuat Putri sedikit tersontak kaget.

"Sedang apa kau disitu?" tanya Viona

Putri berbalik dan hanya menatap kesal kearah adiknya.

"Calon suamimu menjemput!" beritahu Viona

Putri langsung terbelalak.

"Cepatlah bersiap-siap!" perintah Viona

"Aku tidak ingin kesekolah, biarkan saja dia kesekolah sana!" balas Putri

"Kau tidak bisa lari terus seperti ini!"

"Lalu aku harus bagaimana menurut mu hah?!!" kesal Putri dan sedikit membentak

Putra, Putri, & Perjodohan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang