38

205K 8K 25
                                    

Putri menghela nafasnya lega saat Putra sudah pergi begitu saja. Meri dan Anne lalu menuntun Putri untuk kembali berjalan mengenakan heels.

"Aku tidak bisa Meri, Anne." ucap Putri menyerah

"Kau pasti bisa, ayo aku ajari." balas Anne

"Kalau kau yakin pasti bisa melakukannya." ucap Meri meyakinkan Putri

"Baiklah."

Meri dan Anne lalu mengembangkan senyuman yang meyakinkan itu membuat Putri semakin bersemangat untuk berlatih berjalan mengenakan heels tinggi ini.

Hingga jam menunjukkan pukul tujuh malam Putri baru bisa berjalan mengenakan heels itu seorang diri tanpa dibantu oleh siapapun meskipun belum terlalu lancar tetapi ini menjadi suatu kebanggan tersendiri bagi Putri.

"Pelan-pelan saja tidak usah terburu-buru Nona," ujar Meri

"Meri, Anne aku bisa berjalan mengenakan heels tinggi ini yeay." ucap Putri dengan senang

Anne tertawa pelan.

"Ayo sedikit lagi." ujar Meri

Putri masih melangkahkan kakinya dengan santai dan hati-hati bersama Meri dan Anne yang setia disisinya.

Tanpa mereka sadari Devano tengah memperhatikan sedaritadi dari lantai atas. Raut wajah Devano ikut gembira saat melihat Putri begitu senangnya saat sudah bisa berjalan dengan mengenakan heels tinggi.

"Kau istirahat dulu." ujar Anne

Putri mengangguk lalu segera duduk disofa dengan nafas leganya.

"Bagaimana? tidak terlalu sulit bukan?" tanya Anne

Putri mengangguk. "Hanya saja kaki ku terasa sedikit pegal." jawabnya sambil mengganti sepatunya.

Anne langsung dengan sigap membantu Putri untuk melepaskan heels itu.

"Itu hanya karena kau belum terbiasa saja." balas Meri

"Apa setelah ini aku boleh pulang?" tanya Putri kepada Meri dan Anne

Lalu tiba-tiba suara yang begitu Putri kenali menjawab dan membuat dirinya menoleh.

"Siapa suruh kau boleh pulang begitu saja?!Tidak bisa." ujar Putra ketus dari arah tangga sambil berjalan menghampiri Putri.

"Hei aku sudah bisa berjalan dengan mengenakan heels bodoh ini, mengapa aku tidak boleh pulang?!" kesal Putri

"Kau belum belajar bagaimana caranya berdansa denganku nanti." balas Putra

Putri kembali melongo. Benar juga apa kata Putra barusan dirinya hanya baru belajar berjalan dengan mengenakan heels belum lagi belajar untuk berdansa nanti. Mengapa ini sangat ribet sekali?!

"Aku lelah dan ingin pulang." ucap Putri

"Kau tidak boleh pulang sebelum tahu bagaimana caranya berdansa!"

"Apa tidak bisa hari esok lagi?"

Putra menggeleng. "No!"

"Ayolahh, aku sangat lelah sekali hari ini."

Putra menggerakkan jari telunjuk kanannya kekanan-kiri sebagai pertanda tidak boleh.

Putri hanya bisa menghela nafasnya pasrah.

"Meri, Anne bantu aku." mohon Putri sambil menatap kearah Meri dan Anne

"Maaf," ucap Meri dan Anne bersamaan

Putra tersenyum miring, dirinya merasa menang saat ini.

"Kau harus semangat. Yakinlah jika kau semangat melakukannya maka semuanya akan terasa mudah." ucap Meri memberi motivasi

Putra, Putri, & Perjodohan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang