46

236K 8.5K 107
                                    

Putra membuka pintu hendak keluar kamar untuk menuju ruang makan, saat pintu terbuka dirinya sedikit terkejut saat mendapati Putri ada didepan.

"Mengapa kau diam disini?" tanya Putra

Putr hanya diam menggigit bawah bibirnya, sebenarnya ia ingin menjawab bahwa dirinya tidak mengetahui dimana letak ruang makan dihotel ini tetapi dirinya begitu takut diejek oleh Putra.

"Kau menunggu ku?" tanya Putra lagi

"Tidak," jawab Putri cepat

"Lalu?"

Putri hanya diam. Putra menaikkan sebelah alisnya.

"Kau tidak tahu jalan?"

Putri tetap diam

"Payah." cibir Putra lalu menutup pintu dan berjalan begitu saja.

"Hei tunggu!" panggil Putri sambil berlari kecil mengejar langkah Putra.

Putra tetap berjalan tanpa mengubris Putri.

Jari telunjuk Putra lalu menekan sebuah tombol lift dan tak lama kemudian pintu lift terbuka, dirinya pun masuk kedalam dan diikuti Putri dibelakangnya. Kini mereka berdua berada didalam sebuah lift.

Putra menekan tombol angka 5 lalu setelah itu pintu pun tertutup. Tak lama kemudian pintu lift kembali terbuka dan sudah tiba dilantai 5.

Putra melangkah keluar dan diikuti Putri dibelakangnya. Tiba-tiba saja Putra menghentikan langkahnya dan membuat Putri pun ikut menghentikan langkahnya tiba-tiba.

Putra lalu menoleh kebelakang kearah Putri.

"Mengapa kau dibelakang?Kemarilah! berjalan disampingku." ujar Putra

Putri sedikit melongo.

Putra lalu menghela nafasnya saat tidak mendapat respon, dirinya lalu berbalik dan menarik tangan Putri untuk berdiri disampingnya.

"Bersikap sopanlah padaku saat didepan keluarga ku nanti." bisik Putra

Putri hanya diam. Putra lalu menggenggam telapak tangan kanan Putri dan mengajaknya berjalan masuk kesebuah ruangan.

Putri masih tidak percaya ini. Putra menggenggam tangannya. Apakah ini hanya drama didepan keluarganya? atau Putra memang benar-benar tulus?

Setibanya diruang makan khusus tangan Putri masih dalam genggaman tangan Putra.

Putra lalu melepas genggamannya dan kemudian duduk. Begitu juga Putri setelah tangannya dilepas Putri pun duduk dibangku yang kosong.

"Kalian berdua baru bangun ya?" tanya Martini

Putri hanya diam dan menunggu jawaban dari Putra.

"Iya," jawab Putra cuek

Putri menoleh kearah Devano yang duduk diseberangnya. Dilihatnya Devano mengulas senyum kearahnya, tentu saja Putri membalasnya juga.

Putra menyadari sedaritadi Devano tersenyum dan menatap terus kearah isterinya. Arti senyuman dan tatapan yang berbeda, seperti ada sesuatu dibalik senyumannya itu.

"Ayah dan ibu mu sudah kembali kerumahnya sejak semalam, kau tidak apa-apa kan Putri?" tanya Sean membuka suara

Putri lalu menoleh kearah ayahnya Putra dan menarik senyumnya terpaksa.
"Iya," jawabnya berbohong.

Putra langsung melirik kearah Putri yang berada disebelahnya itu. "Pembohong." batinnya mengejek

*******

Kini Putra dan Putri sedang berada didalam sebuah mobil mewah dalam perjalanan menuju rumah mewah keluarga Marvel. Tidak ada yang membuka pembicaraan, masing-masing sibuk dengan pikirannya sendiri.

Putra, Putri, & Perjodohan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang