#265 Vampir dalam Taksi

2.6K 277 24
                                    

Sumber: Scaryforkids.com
Translate: Author

Malam itu merupakan pertama kalinya aku menyopiri taksi. Saat itu malam telah larut. Tidak ada seorang pun di jalanan. Aku baru saja akan pulang ke rumah, tapi seorang laki-laki menghadangku di jalanan yang gelap. Ia mengenakan mantel berwarna hitam. Sementara topinya ditarik turun hingga menutupi kedua matanya seolah-olah dirinya tidak ingin seorang pun melihat wajahnya. 

Ia masuk ke dalam mobil. Kemudian, aku menyopirinya menyusuri jalanan yang gelap. Penumpang itu lalu mencondongkan tubuhnya ke depan untuk menepuk bahuku. Aku menjerit, hampir saja kehilangan kendali pada mobil. Kami nyaris menabrak sebuah bus sebelum mobil yang kami kendarai naik ke pinggir jalan. Mobil kami berhenti hanya beberapa inci dari pembatas jalan.

Aku tak tahu kenapa. Kupikir ia berhasil menakutiku. Sentuhannya terasa dingin, ia juga bau. Baunya tidak enak. Seperti sesuatu yang sudah membusuk. Seperti bau bangkai. Selama beberapa menit, hanya ada keheningan di dalam mobil.

Kemudian, aku berkata dengan tubuh masih gemetar, "Maafkan aku, tapi kau membuatku terkejut."

Aku menatapnya melalui kaca spion. Kepalanya tersembunyi di bayang-bayang di kursi belakang. Aku tidak bisa melihat matanya, hanya tampak bayangan hitam dimana seharusnya wajahnya berada. Penumpang itu lalu meminta maaf karena telah mengejutkanku.

"Tidak, tidak," ujarku. "Ini salahku. Hari ini merupakan hari pertamaku menyetir taksi. Selama 25 tahun, aku menyetir mobil jenazah. Kemana kau ingin pergi?"

Laki-laki di kursi penumpang hanya berkata, "Pemakaman Utara."

Aku mengantarnya ke sana dalam keheningan. Ketika sampai, ia keluar dari mobil dan berkata padaku untuk menunggunya.

"Jika kau tak menunggu, kau akan menyesal," ujarnya.

Well, aku merasa sangat tidak nyaman. Tapi aku butuh uang, jadi kuputuskan untuk menunggunya. Setelah beberapa saat, ia kembali. Anehnya, ia tampak membersihkan tangannya.

Saat ia telah duduk di kursi belakang, laki-laki itu hanya berkata, "Pemakaman Selatan."

Jadi, kami pergi. Saat sampai, hal yang sama terjadi lagi. Ia memberitahuku untuk menunggunya. Aku semakin merasa tidak nyaman, tapi kuputuskan untuk tetap menunggunya. Aku penasaran apa yang sedang ia lakukan di pemakaman pada larut malam begini. Ada urusan apa dia di sana?

Ia kembali ke mobil sambil membersihkan sesuatu dari pakaiannya. Aku tidak bertanya apa pun. Ia kembali ke kursi belakang yang gelap sambil mengusap sesuatu dari mulutnya.

Setelah selesai, ia hanya berkata, "Pemakaman Timur."

Walaupun takut, tapi aku harus mendapatkan uang. Rasa penasaran mulai menguasaiku dibandingkan dengan rasa takut. Aku memutuskan untuk melihat apa yang terjadi. Jadi kali ini, aku mengikutinya ke pemakaman yang gelap.

Aku berjalan berjingkat-jingkat di belakangnya. Melangkah pelan melalui rerumputan. Aku melihatnya berjalan tanpa suara diantara batu-batu nisan. Ia terlihat mencari-cari batu nisan tertentu.

Ia kemudian berhenti di sebuah batu nisan yang masih baru. Lalu, dirinya duduk berlutut dan mulai menggali tanah dengan tangannya sampai ke tempat peti mati.

Aku menahan napas, khawatir jika dirinya bisa mendengarku. Aku sangat ketakutan, tapi tidak bisa melarikan diri. Kakiku seperti tertancap di tanah. Aku tidak bisa menggerakannya sama sekali.

Aku melihatnya membuka tutup peti mati. Saat ia menunduk ke dalam peti mati itu, aku bisa melihat apa yang ada di dalamnya. Aku sekilas melihat mayat yang masih segar sedang terbaring di dalam peti mati yang terbuka. Aku semakin takut, tetapi tetap tidak bisa bergerak.

Kemudian, laki-laki itu berdiri. Mungkin ia mendengar suara napasku. Mungkin ia mendengar suara ranting patah yang kuinjak. Ia meluncur cepat ke arahku, hampir berlari. Tapi tidak tampak seperti berlari. Ia seperti melayang cepat di atas rerumputan.

Beberapa detik kemudian, ia telah sampai di hadapanku. Ditariknya kerah bajuku, hingga wajahku sangat dekat dengan wajahnya. *Author dengan segala kejonesannya: Cium! Cium! Cium!*

Aku bisa mencium bau napasnya yang busuk. Aku juga melihat sesuatu berwarna hitam menetes dari mulutnya.

"Apa kau vampir?" tanyaku tergagap.

"Ya!" teriaknya sambil menancapkan taringnya ke leherku.
***

A: Apakah kau vampir?
B: Bukan, aku kucing.

Author: Yakaliiik 😑😑😑

Creepypasta! (Vol. 2) Where stories live. Discover now