#268 School Bullying

2.9K 258 30
                                    

Sumber: Scaryforkids.com
Translate: Author

Ada seorang anak laki-laki berumur 15 tahun yang bersekolah di kota kecil di Ohio. Hampir semua anak di kelasnya menjulukinya sebagai "Si Culun". Anak itu sangat kurus, memakai kacamata besar yang tebal, bicaranya gagap, dan wajahnya memiliki banyak jerawat. Ia bukan anak yang populer, hanya seorang anak yang diabaikan oleh sebagian besar teman-teman sekelasnya.

Karena si culun tidak memiliki teman, ia menghabiskan waktu luangnya dengan duduk sendirian di kelas sambil mendengarkan musik atau memainkan game di telepon genggamnya. Dirinya pemalu, pendiam, dan tidak memiliki kemampuan bersosialisasi, sehingga ia menjadi target bullying dari teman-temannya.

Ada tiga perisak di sekolah yang selalu mengganggu anak itu. Mereka membuat hidupnya seperti di neraka. Mereka merisaknya tanpa belas kasihan. Setiap hari, para perisak selalu menemukan cara baru untuk mempermalukan dan menganiaya dirinya. Melihatnya sengsara seolah-olah memberikan mereka kesenangan yang luar biasa.

Pada suatu hari, si culun pergi ke kamar mandi sendirian. Saat sedang mencuci tangan, ketiga perisak ikut masuk ke kamar mandi. Merasa bosan dan ingin mencari kesenangan, mereka memutuskan bahwa saat itu merupakan waktu yang pas untuk mempermainkan si culun. Mereka menariknya dan menyeretnya ke arah salah satu bilik kamar mandi.

Dua dari perisak mengangkat kaki si culun, lalu memasukkan kepalanya ke dalam toilet. Perisak lainnya mulai menekan tombol siram. Si culun yang malang berusaha melawan, tapi para perisak malah mendorong kepalanya semakin dalam ke lubang toilet. Suara napasnya yang tersiksa membuat para perisak tertawa tak terkendali.

Setelah bersenang-senang, para perisak melepaskan kaki si culun. Mereka terkejut saat tubuhnya yang lemas terjatuh ke lantai. Mulutnya terbuka, sementara matanya melolot. Ia sudah tidak bernapas. Ketiga perisak mulai panik. Mereka tidak sengaja telah membunuh si culun.

Para perisak tidak pernah menyangka hal ini akan terjadi. Mereka segera mencari cara untuk mengatasi permasalahan tersebut. Mereka tidak ingin tertangkap, jadi mereka memutuskan untuk mencuri gergaji di lemari tempat menyimpan alat-alat kebersihan. Mereka berkerumun di bilik toilet yang kotor untuk memotong mayat si culun menjadi tiga bagian. Kemudian, mereka membuka plafon di kamar mandi. Mereka lalu menyimpan mayat yang sudah tak berbentuk itu di langit-langit kamar mandi yang gelap.

Setelah itu, para perisak mengambil alat pengepel yang digunakan untuk membersihkan lantai. Mereka memasang plafon ke tempatnya kembali, kemudian berlari keluar dari kamar mandi. Mereka berharap mayat si culun tidak akan bisa ditemukan. Ketiga perisak membuat perjanjian, mereka bersumpah bahwa mereka tidak akan pernah memberitahu siapa pun tentang apa yang terjadi pada hari itu.

Selama beberapa waktu, keberuntungm berpihak pada para perisak yang kejam. Orang tua si culun datang ke sekolah untuk mencari anak mereka. Anak laki-laki itu juga telah dilaporkan hilang. Semua orang menduga bahwa anak tersebut telah diculik dalam perjalan pulang ke rumah. Tidak ada seorang pun yang curiga bahwa ia telah dibunuh oleh teman sekelasnya sendiri.

Pada suatu pagi, ketiga perisak tiba di kelas. Mereka sedang duduk di bangku masing-masing. Saat anak-anak itu membuka tutup meja, mereka mendadak mulai menjerit dan berlari keluar kelas. Beberapa detik kemudian, seluruh kelas ikut menjerit dan berlari keluar kelas.

Di salah satu meja milik perisak, ada sepasang potongan kaki. Sementara itu, sepotong badan tergeletak di meja perisak yang lain. Di meja perisak terakhir, tergeletak potongan kepala milik si culun.

Penemuan mengerikan ini membuat para guru dan murid ketakutan. Polisi mulai melakukan penyelidikan. Bukti-bukti mengarahkan mereka pada ketiga perisak. Anak-anak itu lalu ditangkap dan dikirim ke penjara. Hari ini, mereka duduk sendirian di sel masing-masing dan harus menderita karena dirisak oleh teman sel mereka yang lebih tua dan lebih besar.

Sekolah itu masih buka, tapi kamar mandi dimana si culun tewas telah dikunci. Tidak ada yang boleh masuk ke sana lagi karena terlalu banyak murid yang mengalami kejadian seram saat masuk ke sana sendirian.

Beberapa dari mereka mengaku melihat noda darah di lantai. Kemudian, mereka merasakan perasaan tidak enak karena ada seseorang yang sedang mengawasi mereka. Sementara yang lainnya mendengar suara jeritan si anak culun dari kamar mandi. Tapi ketika diperiksa, kamar mandi itu kosong. Orang-orang bilang bahwa jika kau melihat dari bawah pintu bilik kamar mandi, kau akan bisa melihat sepasang kaki. Walaupun bilik kamar mandi itu sedang tidak ditempati.

Menurut legenda, jika kau pergi ke kamar mandi laki-laki dan berdiri di depan bak sambil menatap cermin dan berkata, "Aku tahu siapa yang membunuhmu", kau bisa melihat bayangan si culun yang berdiri tepat di belakangmu.

Creepypasta! (Vol. 2) Where stories live. Discover now