Prolog

890 82 20
                                    

[y/f/n] = Nama panjang/lengkap
[y/n] = Nama panggilan
[surname] = nama keluarga
[h/c] = warna rambut
[e/c] = Warna Mata
.
.
Photo by ThisisEngineering RAEng on Unsplash (foto ilmuwan)
____ ____ ____
.
.
-New York, Amerika, 12/3/2580-

Pada tahun 2580, pemerintah Amerika memberikan perintah berskala dunia kepada para ilmuan untuk menciptakan sebuah mesin yang dapat melompati waktu.

Pemerintahan dunia mengumpulkan seluruh ilmuan  serta insinyur ternama dan memerintah mereka untuk membuat mesin yang mustahil untuk diciptakan tersebut dengan embel-embel kesejahteraan hidul hingga tujuh turunan.

Banyak orang menentang keras misi yang tidak masuk akal itu. Karena, menurut mereka mesin tersebut bisa saja mengubah sejarah dunia dan membuat bumi semakin kacau karna berubahnya dimensi aliran waktu.

Bahkan selalu terjadi keributan di dalam laboratorium karena masa yang menerobos masuk dan merusak barang-barang di dalamnya, minimal dua kali dalam seminggu.

Pemerintah semakin resah atas demo dan kekacauan yang terjadi di laboratorium penelitian mesin waktu ini. Untuk mencegah semakin banyaknya korban dan meminimalisir kerusakan, pemerintah memutuskan semua aktivitas penelitian dialihkan ke ruang rahasia yang terdapat di negara lain.

------

-London, Inggris, 2/1/2583-

Jauh di bawah tanah, di sebuah ruangan besar yang dipenuhi oleh manusia berjas putih, terdapat satu benda besar yang memancing perhatian. Benda itu berbentuk lingkaran dan membentuk sebuah gerbang, gate, begitu mereka semua menyebutnya.

Orang-orang berjas putih itu tampak sibuk. Diketahui, orang-orang itu adalah sekelompok ilmuan yang ditunjuk untuk penelitian mesin waktu.

Kertas-kertas berserakan memenuhi meja-meja kerja yang berjejer. Wajah para ilmuan dan insinyur terlihat begitu lesu, bagaimana tidak, mereka dipaksa menciptakan mesin yang benar-benar bertolak belakang dengan hukum fisika. Sudah tiga tahun pula mereka dikurung di bawah sana, bahkan ada beberapa ilmuan yang mulai gila dan melakukan percobaan bunuh diri.

Salah seorang ilmuan mulai menekan tombol-tombol yang berjajar rapi di pinggir gate. Perlahan-lahan, portal pada gate itu berpendar dengan terangnya, memancarkan warna hijau menyala dan sedikit menyilaukan.

Para Ilmuan yang sempat terdiam sesaat mulai bersorak, menyadari neraka yang mereka alami ini tidak lama lagi akan berakhir. Setidaknya itu yang mereka pikirkan sampai satu suara membuat seisi ruangan kembali ke dalam keheningan.

"Jangan senang dulu," ujar seorang dari arah belakang yang berdiri tepat di belakang podium. Refleks semua orang membalikkan badan untuk mendengarkan orang itu.

"Semua ini belum berakhir, kita belum tahu apakan mesin ini akan bekerja dengan baik atau malah mencelakakan rekan-rekan kita seperti tahun lalu," lanjutnya lagi, diketahui orang itu berperan sebagai Kepala Peneliti pada penelitian kali ini.

"Dengan berat hati........ Harus ada salah satu dari kalian yang mau menjadi kelinci percobaan lagi." Orang di sana menatap seluruh bawahannya dengan pandangan sayu.

Hening. Tentu saja tak ada yang mau menjadi kelinci percobaan dari gate yang telah berulang kali memakan banyak koban. Terbakar, tersetrum, meledak, bahkan berubah menjadi abu seketika. Hanya orang bodoh yang mau melakukannya!

Satu menit yang mencekam. Tak ada satu suarapun yang memecah keheningan sampai pada menit ke tiga.

"Saya bersedia menjadi kelinci percobaan," sebuah suara dengan intonasi yang sangat datar memecah keheningan diantara gerombolan ilmuan yang ada di dalam ruangan itu.

"Kau yakin?" tanya Kepala Ilmuan kepada orang tersebut.

"Kau gila [y/n]?!" Pekik seorang bersurai biru laut yang berdiri persis di sebelah gadis itu, Xen.

"Kenapa memangnya?" tanya gadis itu santai sambil perlahan melangkah ke arah gate, mengabaikan seluruh pandang mata yang tertuju padanya.

"HEI! Dengarkan aku! Kau satu-satunya ilmuan termuda di dunia sekarang ini dengan kecerdasan yang luar biasa! Pemerintah akan sangat marah jika kau menghilang! KAU MAHAKARYA DUNIA!" Bentak orang lain dengan surai coklat pada gadis itu.

Gadis itu mengepalkan tangan dan berhenti berjalan menuju gate. "Jangan pernah membahasnya," ucap gadis itu singkat menahan emosi. Mahakarya dunia? Haha! Jangan bercanda, bajingan! Itu memang terdengar luar biasa, tapi apa mereka tahu apa yang membuatku bisa menjadi seperti ini? Tidak! Mereka hanya mengenalku sebagai anak jenius yang membawa keajaiban! Bodoh, sangat bodoh!

"..... Aku hanya percobaan. Dari saat aku masih di dalam kandungan hingga detik ini aku terus menjadi bahan percobaan," ucapan gadis itu terhenti kala smartwatch yang melingkar di lengan kanannya berbunyi, menandakan detak jantungnya yang tidak beraturan.

"Jika tidak sekarang, hingga aku mati pun aku akan terus menjadi bahan percobaan. Maka aku akan mengakhirinya sekarang juga. Terlempar ke masa lalu? Aku tidak peduli itu. Bahkan mati pun aku bersedia! Bukankah kebebasan dan kebahagiaan adalah hak asasi seluruh umat manusia?! Lalu kenapa aku selalu dikurung didalam ruangan putih dengan berbagai alat percobaan?!" gadis itu terbawa emosi, dengan setengah berlari ia melanjutkan langkahnya menuju gate.

"Hei! Dengarkan ak--," ucapan Xen terpotong karna earpiece yang ada di telinganya tiba-tiba memperdengarkan sebuah suara.

"Xen, kau yang paling tahu betapa menderitanya aku, bahkan kau ikut membantu percobaan kedua orang tuaku padaku, kan? Aku tahu semuanya, Xen," Xen terdiam, dia ingin membantah tapi perkataan gadis itu tidak sepenuhnya salah.

Gadis itu mulai menekan beberapa tombol di gate  tersebut, cahaya pada portal gate itu mulai berpendar dengan cahaya hijau bercampur biru.

"Sayonara," ucap gadis itu singkat dengan senyuman ke arah Xen. Xen tertegun karna ini ke dua kalinya ia melihat gadis itu tersenyum.

Tanpa menunggu aba-aba, [y/n] berjalan masuk ke dalam portal tersebut.

Lagi-lagi earpiece yang terdapat di telinganya memperdengarkan suara gadis itu, "Xen, terima kasih untuk semuanya, jaga dirimu, ku harap kau bisa menemukan kebahagiaanmu sendiri, dan aku berharap kau tidak mena---" Xen melepas earpiece yang menyumpal telinganya, ia tidak sanggup menenggar kelanjutan dari perkataan gadis itu, gadis yang bisa membawanya ke arah kebahagiaan kini telah lenyap di depan matanya.

Suara ledakan membuat Xen kembali tersadar, ternyata suara itu berasal dari gate, portal berwarna hijau kebiruan itu kini berubah menjadi hitam bercampur merah dan oranye serta mengeluarkan asap berwarna hitam pekat, sangat mengerikan.
.
.
.
Di sisi lain, [y/n] seperti melihat ratusan warna yang terus bergerak ke arahnya, tak selang lama warna-warna itu kemudian lenyap tanpa bekas. Hanya menyisakan kegelapan sejauh mata memandang. Oksigen serasa menipis, membuat [y/n] kesulitan untuk bernafas. Ia pun memejamkan kedua matanya.
.
.
.
____ ____ ____
.
.
-Ze/N [Revisi 3 september 2020]

Sweet Memories! (USSS X Reader!)Where stories live. Discover now