seven

29.9K 1.1K 33
                                    

"Fin!"

Fino sedikit tersentak dari lamunannya saat Angga memanggilnya dengan sedikit membentak. "Apaan sih? Nggak usah ngegas, dong."

"Angga udah manggil berkali-kali juga." sahut Bimo. "Lagian tumben banget itu nasi goreng lo anggurin, mending buat gue, deh."

Fino menghela napas pelan, melihat sepiring nasi goreng di hadapannya tanpa napsu. Lelaki itu mendorong piring tersebut ke hadapan Bimo. "Nih."

"Wah seriusan lo?" Bimo mendadak senang, namun sepercik rasa bingung timbul di benaknya. "Tumben banget lo nggak napsu gini, pake acara ngelamun, lagi. Ada apa sih?"

"Iya, dari pagi tadi pikiran lo udah kemana-mana." Angga mengambil sendok dan ikut melahap nasi goreng Fino. "Lo mikirin ulangan kimia nanti, ya?"

Fino terkekeh tanpa menjawab pertanyaan kedua temannya. Suasana kantin yang hiruk pikuk dengan siswa kelaparan tidak sedikitpun mengalihkan pikiran Fino dari sosok gadis yang membuatnya setengah mati penasaran.

"Eh, woi." mendadak, Fino memajukan kepalanya, mendekatkan diri kepada kedua teman yang duduk di hadapannya. Angga dan Bimo yang sedang menikmati nasi goreng sontak menghentikan aksi mereka dan menatap Fino dengan penasaran. "Kalian tahu Stacy, nggak? Anak kelas sepuluh."

"Stacy?" wajah Angga tampak menerka-nerka. "Yang sering kena bully?"

"Sering?" Fino semakin dibuat penasaran, ia sama sekali tidak tahu tentang itu.

Bimo mengangguk setuju. "Iya, gue sering lihat dia dikerjain sama anak kelasnya."

"Anak kelasnya doang?" Angga menatap Bimo remeh. "Gue bahkan pernah lihat dia dikepung sama Black Angel!"

"Black Angel?" Dahi Fino semakin berkerut bingung. "Rombongan Githa?"

Angga dan Bimo mengangguk dengan kompak. "Lo beneran nggak tahu apa-apa, Fin?"

Fino menggeleng, membuat Angga dengan semangat menjelaskan. "Gini ya, Fin, Stacy itu orangnya pendiem, geek, nggak ada temen. Tipe orang kayak dia itu cocok banget jadi sasaran orang kayak Githa."

Bimo mengangguk setuju, namun Fino tampak masih tak mengerti. "Alesan mereka ngebully dia kenapa? Cuma gara-gara nggak ada temen sama penampilannya doang?"

"Ya nggak tahu," Bimo mengedikkan kedua bahunya, kemudian menatap Fino dengan alis yang bertaut. "Lo kenapa jadi nanyain Stacy, deh?"

Fino lagi-lagi menghela napasnya. "Aneh aja, setiap gue ketemu dia di sekolah, dia memang selalu dikerjain sama temen-temennya. Bahkan gue pernah lihat dia dipojokin waktu pulang sekolah."

Angga seketika menimpal. "Itu lo tahu kalo dia sering dijahilin."

"Gue nggak tahu kalo dia sering digituin." ia memainkan sedotan es tehnya yang masih terisi penuh. "Soalnya dia di luar sekolah beda banget."

Rasa penasaran Angga dan Bimo meningkat kala mendengar ucapan tersebut. "Beda gimana?"

Saat membayangkan senyuman Stacy di taman waktu itu, Fino refleks melebarkan senyumannya. "Dia beda banget, men. Dia cantik ban-"

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 12, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

I'm Not a NerdWhere stories live. Discover now