3. Halaman Pertama Kita

2.6K 406 15
                                    

Masih dengan senyum miris, aku menghampiri bang Jef yang sedang jongkok mensejajarkan potongan-potongan bambu, kemudian duduk di depannya sembari memotong rafia yang ia minta. Senyum miris ini masih tak mau menyingkir dari wajahku memikirkan kebetulan yang baru saja terjadi.

"Ngapain cengengesan gitu?"

"Hah? Nggak, lucu aja."

"Apa yang lucu?"

Untuk sepersekian detik aku termenung, memikirkan alasan yang masuk akal sembari memperhatikannya yang masih berjongkok di atas rumput.

"Bang Jef." aku menjawab asal.

"Aku?" ia tampak kebingungan.

"Bang Jef sih jongkok gitu. Duduk dong kaya aku gini."

"Damn." ia terkekeh lalu duduk di atas rumput, "nanti liat bandku ya?"

"Band?"

"Iya, di indoor."

"Loh kok bang Jef masih di sini bukannya persiapan?"

"Masih nanti, bandku kan puncak acara." ucapnya bangga.

"Oh bintangnya 127 ya?" Godaku.

"Jelas!"


Sesuai janji setelah membantu menjaga tenant milik kelasku, aku memilih berjaga di indoor untuk melihat perform band bang Jef yang diklaim sebagai bintangnya 127, namanya NCT.

NCT menjadi band pembuka dan penutup bintang tamu yang diundang di acara hut tahun ini.

Benar kata bang Jef kalau NCT adalah bintangnya SMA N 127, padahal yang mereka lakukan saat ini hanya check sound di atas panggung tapi sorakan penonton yang didominasi oleh kaum hawa bahkan sudah terdengar di segala penjuru indoor.

Mereka membawakan beberapa lagu Iwan Fals dan Sheila On 7, tembang kenangan yang seolah tidak akan pernah hilang ditelan waktu.

Selesai acara seperti biasa panitia pulang paling akhir untuk bertanggung jawab atas kebersihan, evaluasi, lalu makan-makan. Aku mendapat bagian di indoor yang bergaul dengan sampah plastik.

"Liat nggak tadi?" Tanya Bang Jef yang tiba-tiba duduk di sampingku, ikut mengelompokkan sampah sesuai jenis.

"Band? Liat dong. Widiih keren!" aku mengacungkan jempol ke arahnya.

"Yang mana yang keren?"

"Apa?" aku memastikan pendengaranku sekaligus mencuri waktu untuk mencari jawaban.

"Siapa yang keren?"

Aku menerawang mengingat-ingat penampilan mereka tadi, "aku taunya cuma bang Jef, kak Tyo sama kak Ido."

"Yah cupu!"

"Emang sisanya siapa?"

"Bassnya Johnny, keyboardnya Yudha."

Aku ber-oh ria, lalu tanpa sadar pikiranku dibawa melayang memutar kembali ingatan tentang rupa si pemain bass, bang John. Namun hasilnya nihil.

Lagi-lagi, padahal sudah sedekat ini untuk tahu pria bernama Johnny.

Juni 2015

Hari ini adalah hari pelepasan siswa-siswi SMA N 127 angkatan '15 yang artinya mas Garit dkk akan melepas masa SMAnya pada hari ini. Meninggalkan prestasi, cerita, dan bekas kehadiran mereka untuk diturunkan ke generasi selanjutnya.

LIMITLESS | Johnny Suh [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang