6. Sekarang Gantian

2.1K 330 13
                                    

"Tujuannya buat officially start our relationship, as a couple"

Bang John menatap lekat aku yang masih mencerna kalimatnya dengan jantung yang nyaris copot saking keras degupannya.

Waktu seakan berjalan lebih lambat bersamanya di depanku yang kini tersenyum simpul, tampak sangat puas pada pengakuannya barusan. Bohong kalau aku tidak bahagia, aku bahkan nyaris lompat dari tempat dudukku kalau aku tidak menahan diri.

Apa dia, bang John, pria favoritku, baru saja menyatakan perasaannya padaku?

Ini terasa tak nyata untukku, mengetahui fakta bahwa dia menyayangiku sebagai wanita bukan sebagai adik seperti yang aku pikirkan selama ini benar-benar di luar dugaanku.

Aku lebih dari bahagia.

"Bang John sini deh." aku menepuk kursi di sebelahku, seperti merasa berkewajiban untuk memeluknya dan memastikan bahwa ini semua bukan mimpi.

"Apa?" protesnya namun ia tetap berdiri dan duduk di kursi sebelahku.

Aku segera memeluknya, menenggelamkan wajahku ke dada bidangnya. Saking bahagianya, aku rasa wajahku telah memerah padam dibuatnya bersama dengan sebuah tarikan di kedua ujung bibirku yang membentuk sebuah senyuman. Aku memeluknya semakin erat, melupakan fakta bahwa kita sedang berada di tempat umum dan kemungkinan orang-orang akan melihat kita dengan tatapan menghakimi.

Ini mungkin terdengar gila, namun berada di pelukannya terasa tak asing untukku bahkan sejak pertama. Rasanya seolah seperti ia membawaku 'pulang', di dalam rengkuhannya aku merasa nyaman. Aku dapat mendengar detak jantungnya, yang bisa aku pastikan akan menjadi irama favoritku selanjutnya.

"Gerah ya?" celetuknya setelah cukup lama bertahan pada posisi kita saat ini.

Aku mendongak menatap sekaligus mengaguminya.

Ya Tuhan, aku sayang makhluk ciptaanMu ini.

Aku melepas pelukannya yang kemudian justru mendapat protes darinya, "udah? kok diem?"

Lidahku masih kelu, aku masih tak bisa berkata-kata. Bisakah ia berhenti menatapku seperti saat ini? Apa yang ia tunggu? Lagipula ia tahu aku tak mungkin menolaknya kan?

"Aku nggak mau nawarin kamu buat jadi pacarku, karena aku nggak lagi ngobral cinta. Aku maunya ngajak kamu, tau kenapa?" tanyanya dan aku sudah cukup lemas untuk mendengar kalimat selanjutnya.

"Karena aku yakin sama kamu," dan aku semakin lemas bersamaan dengan ribuan kupu-kupu yang terbang bebas di perutku.

Aku ingin berteriak sekencang-kencangnya saking bahagianya, namun untungnya bang John menangkup kedua pipiku di tangannya kemudian mengecup bibirku singkat, meredam sekaligus menambah euforia pada atmosfer di sekitar kita.

"Kamu yakin nggak sama aku?" lanjutnya, "kalo hari ini belum yakin, nggak apa-apa. Aku bisa buat kamu yakin selambat-lambatnya nanti sore."

"Bang John!" aku kembali memeluknya, tenggelam dalam lautan kebahagiaan, "aku yakin kok."

"Yuk, habis ini kita jalan-jalan ya?" ia menegakkan tubuhnya, bersiap untuk perjalanan selanjutnya.

Kita berjalan beriringan menuju mobilnya. Aku mengedarkan pandangan, setelah menjadi rest area favoritku, tempat ini sekarang menjadi saksi di mana kisahku dan bang John bermula.

Tujuan kita selanjutnya adalah mall besar di tengah kota ini, tempat favoritku yang lain.

Aku tidak menyangka bahwa ia, pria favoritku, benar-benar membawaku ke tempat-tempat favoritku. Kita membunuh waktu dengan menonton film dan berkeliling di pusat perbelanjaan ini.

LIMITLESS | Johnny Suh [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang