Akhirnya Ku Menemukanmu (bab 3)

115 10 0
                                    

Bab 3
HARI HARIKU

Suasana pagi hari di kediamanku
"Nenekk...., vey berangkat ya. Assalamualaikum" (ucapku sambil sujud ke ayah dan mencium pipi nenek dan terburuu buru)
"iya...kamu hati hati"
"vey.... , kamu jangan ngebut ngebut. Nanti roti jatuh...kamu celaka" (sambung ayah sambil mengangkut keranjang roti ke atas motorku)
"iya iya ayah.."
"kak vey... Hp mu ketinggalan" (sahut ezi sambil memberikan hp)
"yak allah, hampir lupa. Thank you ya dek...
"iya nanti kalau lupa, kamu gelabak an nggak bisa selfie selfie gitu (ledek ayah)
"haaha... Ayah tau banget"
"aku pergi ya...( pamit ku)
Seperti biasa setiap pagi aku membawa keranjang roti, untuk di bawa ke kantin universitasku. Kami menitipkan roti roti ini di kantin, dan usai kuliah, biasanya aku mengambil uang hasil roti yang terjual. Tak terasa, tibalah aku di kampus.
"Mang cek..., ini stok roti hari ini. Yang kemarin habis semua kan? Nanti uangnya aku ambil pas pulang kuliah ya"
"iyaa vey, gampanglah itu.
"makasih lho mang.."
"eh banyakin yang rasa coklat ya,banyak yang cari rasa coklat"
" oh begitu, jadi Pada kurang suka rasa srikaya ya?
"mahasiswa sini sudah kaya semua vey, jadi nggak terlalu suka srikaya"
"haahaa...,dasar mangcek"
"cubo suruh srimiskin makan srikaya, siapo tau dio biso jadi kaya " (ucap mang cek dengan logat palembang sambil bercanda)
Lalu disambung si mbak di kantin sebelah yang bernama sri
"Jangan galak ngejek mang...kagek pempek ini mental ke rai awak" (jangan suka meledek mang,nanti pempek ini aku lempar ke wajahmu)
"Wkkkkwkkk, ampun srii..." (jawab mangcek)
"aku nggak ikut ikut deh mang...kabur aja aku. Haahaa" (jawabku)
Lalu aku berjalan ke parkiran menuju kelasku, belum sampai di kelas aku berpapasan dengan bu silvi,dia adalah dosen favoritku.
"bu..., sini aku bantu" (tawarku untuk mengangkat diktat dari bagasi mobil beliau)
"aduh vey...kamu itu sepertinya datang di waktu yang tepat ya , hehe"
"iya...ikatan batin sepertinya bu, wkkkkk.."
"ibu sebenernya mau suruh anak anak cowok buat ngangkat diktat ini"
"udah nggak perlu, aku bisa kok bu"
"makasih lho vey"
"sama sama bu..,ini mau di bawa ke kelas kita kan?
"iyaa.." (jawab bu silvi sambil tersenyum)
Beliau tak hanya cantik, tapi juga sangat baik dan penyabar. sudah 1 tahun terakhir ini beliau memakai hijab. Karna kami begitu akrab, Beliau pernah bercerita kepadaku bahwa ia dulu memiliki seorang anak,tetapi telah meninggal karna kecelakaan yang saat itu anaknya masih berusia 3 tahun. Kecelakaan maut itu merenggut nyawa suami dan anak semata wayangnya. dia sering berkata,bahwa jika anak perempuannya masih hidup, sudah seumuran denganku.
Usai membawa diktat kedalam kelas, segera ku panggil teman temanku untuk masuk kedalam kelas.
"vey..ibu ke atas bentar. Tolong nanti kamu bantu bagiin diktat ini ke temen temen ya, nanti aja tapi"
"oke bu..
segera aku memanggil teman teman untuk masuk kedalam kelas. Tiba tiba pandanganku tertuju pada ke 4 sahabatku kiki, riska,feri, dan kris . Yang sedang asik berselfie di kolam ikan mungil yang terletak di samping jendela kelas kami.
" woii...capek gue jeprat jepret in kalian dari tadi.." (teriak edo)
"udahh udahh...lu aja rik fotoin" (sahut riska)
"akyuu? Yak ampyun dari tadi kita tuh jadi obat nyamuk kalian,ngalah ngalahin orang prawed tau nggak? (ledek erik yang memakai baju pink sambil bergaya kemayu)
"eh...ngapain disana? (tanyaku dari jendela)
"veyyy.... (teriak kiki dan riska)
"siniii sinii... , buka jendelanya terus manjat(ucap kiki)
"yak ella...ini kan kolam mini yang baru punya anak perikanan sebelah. Ngapain disana? Ntar di marah dosen sana" (jawabku)
"kagak ada vey,anak perikanan lagi libur. Lu manjat gih kesini" (sahut kris)
"gue manjat?
"iyalah...sok feminim banget sih lu.. (ledek erik)
"haahaaahaa..., iyaa iya tunggu"
"nahh gitu" (ucap riska)
"woi bu silvi nyuruh masuk, mau bagi diktat dan pelajarannya mau mulai"
"ini kamera,lu fotoin cabe cabean ini. Gue masuk masuk ke kelas " (ucap erik sambil tertawa)
"gue juga mau masuk kelas, hahaa" (sambung edo)
"lah terus? Gue di suruh manjat jendela cuma buat motoin mereka berempat doang? (tanyaku dengan wajah polos)
"iya...sekali sekali jadi fotographer handal kek.." (ucap feri)
dengan mencibirkan bibir, Lalu ku ambil gambar mereka ber empat. Sebanyak 20 kali dengan pose yang berbeda beda
"masya allah...segini kah nasib jomblo?? (ucapku sambil terus memotret mereka)
Mereka tak henti tertawa, mendengar curahan hati seorang jomblowati dengan expresi BT.
"Ampunnn dahh gue..., nyesel dah lompat jendela (gerutukku sambil terus memotret mereka)
Dan unt jepretan terakhir kalinya, aku memasukkan wajahku di depan kamera,berlatar mereka berempat. Lalu mengeluarkan mimik muka menangis sambil berkata
"Yak allah....rasanya yang di latar belakang pengen aku boom, ini yang di namakan sakit tak berdarah"
Sontak mereka tertawa terbahak bahak. Usai memotret mereka, segera aku melompat kembali kearah jendela untuk masuk kedalam kelas. Lalu datanglah bu silvi. Kelas yang tadi rusuh dan berantakan langsung rapi seketika. Semua kembali ke bangku masing masing.
"Morning... (sapa bu silvi masuk kedalam kelas)
" Morning bu... (jawab sekelas serentak)
"ini ada diktat, dibagi sesuai data pemesan kemarin. Vey sama erik tolong bantu ibu bagiin ini ya..
Selsai membagi diktat, ibu silvi mengajar seperti biasa. Dan menjelaskan bahwa minggu depan di tugaskan kepada mahasiswi dan mahasiswa membuat kelompok, lalu kelompok tersebut bermain music sekaligus alat music. Bebas menyanyikan lagu apapun. Usai pelajaran bu silvi di lanjutkan pelajaran bapak arka. Dimana pelajaran ini sedang di adakan kuis (ulangan). Seperti biasa , setiap ulangan mereka memperebutkan posisi duduk berdekatan dengan vey. saat sedang mengatur posisi duduk, masuklah pak arka yang terkenal sedikit genit itu. Melihat mahasiswa nya telah mengatur kursi, kembali pak arka mengacak tempat duduk. Dia melirik ke arah kiki yang memakai rok sedikit pendek. Meski rok tersebut tergolong sopan, tapi tetap saja membuat kiki terlihat sedikit seksi. Hingga pindahlah kiki di kursi paling depan.
"wah... nggak sopan banget ni pak arka, cewek gue di suruh depan. Biar bisa pelototin si kiki" (gerutuk kris ke arah vey dan edo yang duduk di samping kanan kiriny)
Aku hanya menahan tawa sambil melepaskan jaketku yang sejak tadi belum ku lepas. Lalu memanggil kiki yang telah berada di kursi depan.
"ki....
"iyah.. (jawab kiki dengan suara manja)
"ni jaket buat nutupin rok lu.. , lekuk paha sama betis lu itu kagak enak diliat" (bisikku sambil mendekatinya)
"thank you ustadzah' (ledek kiki)
" tuh...beres cewek lo...berkat si vey" (sambung edo)
"vey... thank you ya.."
"biasa aja, nggak usah lebay. Hahaa.. " (jawab vey)
"kris..kris...lu itu ya, cewek lu nggak boleh di plototin cowok lain, tapi mata lu suka kemana mana...cuci mata ke cewek cewek luar. Nggak adil banget sih lu " (ledek edo sambil geleng kepala)
"gue normal bro..., bukan erik" (sambil nyengir)
Sontak edo dan aku tertawa.
Usai ulangan selesai, kami melanjutkan pulang. Sebelumnya aku bersama sahabat sahabatku riska,kiki,kris,feri,edo,dan erik mampir dulu ke kantin mangcek. Kami menikmati tekwan makanan khas palembang selain pempek di kota kami ini. Sambil menikmati tekwan, aku menagih uang setoran roti di kasir. Lalu menghitung uang tersebut. Setelah itu kami berencana untuk mampir ke kos an riska yang tak jauh dari kampus. Berjalan kaki dalam waktu 15 menit. Sesampai di kos an riska, aku menumpang solat zuhur terlebih dahulu. Aku tak ingin meningatkan berulang kali tentang solat dengan para sahabatku ini. Ku rasa mereka telah dewasa dan bisa berfikir sendiri akan kewajiban solat. Lalu Kami menyempatkan untuk latihan vokal sebentar. dengan bermodalkan gitar, dan biola. Saat latihan vokal , aku menyanyikan sebuah lagu milik glen fredly "cinta dan rahasia" , di iringi gitar yang di mainkan oleh feri, dan backing vokal kiki dan riska. Kami menikmati suasana siang ini. Saat menyanyikan lagu inilah, erik berkata dari lantai 2 ruko di ujung sana, ada sosok laki laki sedang berdiri menatap kearah kami. Sepertinya laki laki tersebut menikmati nyanyian ku.
"serius deh...tuh om om dari tadi ngeliatin kesini " (sahut erik)
"lagi galau mungkin tuh om om" (sambung kiki)
"kamu juga vey..tengah bolong nyanyi lagu galau,haha.. " (ledek edo)
"biarin deh...asal jangan penampakan aja tuh orang" (canda ku)
"yank...laper" (ucap riska ke arah feri)
"cari nasi yok"
"eh makan sendiri? Ajak ajak dong.." (sambung erik)
"gue beli nasi...nih duitnya,hayo siapa mau beli" (sahut kiki)
"edo..lo aja do" (rayu kris)
"yak ella...panas gini"
"ya udah, gue beli..tapi lu traktir es cendol ya do"
"edo mahh hematt bin irit, mana mauu keluar duit" (ledek ku)
Sontak semua tertawa
"oke gue traktir, aqua dingin deh.." (teriak edo)
Kembali kami tertawa
"udah, ini duit...beli tambahan camilan kerupuk sama gorengan deh. Kita kan mau latihan sampe sore"
"gue traktir apa ya....? es cendol aja deh (sambungku)
"nah do..., gue yg beli. Feri kasih buat camilan, kiki nasi, vey es cendol, riska udah nyediain tempat, elu apa? Aqua dingin doang do??
"wkwkkwkw..., yang penting solidaritas rik" (canda edo)
"bentar, kriss nggak kasih duit juga" (ledek edo)
"lah gue ama kiki kan sama aja, duit kita sama sama. Hahaa" (jawab kriss)
"yak ellah..belum suami istri woy..duit masih beda" (ledek ku)
"ya udah rik..buruan lo pakek tuh motor, kita udah laper" (sahut riska)
"do..temeni donk " (ucap erik)
"iyahh...lu kayak nggak bisa banget tanpa gue" (gerutuk edo)
Lalu naik ke atas motor.
"lu aja bawa motornya do"
"iya lu belakang, nggak usah peluk gue..geli tauk"
Lagi lagi aku, kiki,feri,riska,dan kriss tertawa melihat tingkah konyol erik dan edo
"yak allah...lama amat, udah laper. Buruan... " (gerutuk kiki)
"iyaahh..iyahhh... (jawab erik)
***
Di tempat yang berbeda.
Aku baru saja mendengarkan suara nyanyian dari kejauhan. Tak begitu tau siapa yang menyanyikan lagu milik glen fredly tadi, yang jelas suara merdunya berhasil membawaku kedalam lamunan.
"Papi.... (sapa anakku)
"apa sayang? (jawabku)
"Papi minggu depan zia punya tugas dari bu guru"
"tugas apa?
"tugas merangkai potongan gambar bunga di buku gambar"
"nanti papi bantuin ya"
"iya pi. Pi, zia ke bawah ya. Mau ajak main mbak dian di dekat kasir"
"zia, kalau mbak dian lagi sibuk jangan kamu ganggu dulu. Kan mbak dian mau layani pelanggan beli nasi dan lauk pauk"
"iya pi...nggak ganggu, duduk aja dulu zia kebawah" (ucap zia sambil memeluk boneka menuju lantai bawah)
Perkenalkan, aku Rey. Dan ini zia anakku yang berusia 5 tahun, sekolah di TK O besar. Aku seorang duda, yang sudah 8 bulan bercerai dengan istriku. Perpisahan menjadi pilihan jalan terakhir dalam rumah tanggaku. Karna penghianatan istriku yang kembali ke pelukan sang mantan kekasihnya, yang merupakan seorang pengusaha juga Sama sepertiku. Hanya berbeda usaha. Aku juga tak begitu tau usaha apa sebenarnya laki laki itu, hingga bisa menghasilkan milaran uang setiap bulan seperti yang di lontarkan istriku. Sebenarnya aku sudah memanfaakan kesalahan istriku agar kami bisa memperbaiki rumah tangga yang sudah kami bina 6 tahun ini. Tapi istriku lebih memilih laki laki itu. Ntah apa alasannya. Sudah 3 bulan terakhir ini aku menjadi mualaf. Sebuah hidayah datang padaku saat aku mendengarkan suara adzan, dimana saat itu aku mampir kesebuah masjid di pinggir jalan. Ketidak sengajaan ku saat hendak akan membuang air kecil. Usai dari kamar mandi aku mendengar adzan itu berkumandang, dan tiba tiba membuatku meneteskan air mata. Hingga akhir cerita 1 bulan dari kejadian itu, hatiku mantap dan yakin untuk berpindah keyakinan yaitu menjadi mualaf. Ya, aku dan zia anakku sudah menjadi mualaf. Hal inilah juga terkadang semakin menjadi kerikil dalam hubungan ku dan mantan istri tentang pilihan zia yang ikut bersamaku. Aku memenangkan hak asuh anakku, karna dari hati zia juga memilih untuk ikut bersamaku. Anak ku begitu polos dan jujur, ia sendiri merasa bahwa sudah banyak di abaikan dan kurang di perhatikan maminya. Sesekali mantan istriku masih sering kesini untuk mengunjungi zia, tapi terkadang zia menolak. Aku tak mengerti mengapa begitu membencinya anakku pada mantan istriku. Mungkin saja penyebabnya karna zia sudah mengetahui lama gelagat perselingkuhan istriku yang sering bersama mantan kekasihnya itu. Dan setiap akhir pertemuan kami, pasti berakhir percekcok an. Karin mantan istriku selalu menuduh bahwa aku sudah meracuni pikiran zia. Padahal tidak sama sekali. Aku sudah membangun usaha rumah makan ini kurang lebih 4 tahun. Dan sudah 1 tahun terakhir ini, aku juga berprofesi sebagai dosen bahasa inggris di universitas negeri. Besok lusa akan menjadi awal hari mengajarku di universitas swasta, yang berada tak jauh dari ruko ku. Aku akan mengajar anak kesenian, dimata aku mengajarkan mata kuliah bahasa inggris. Tak terasa ini sudah mendekati waktu ashar, tepatnya pukul 14.30 . Segera aku bergegas keluar untuk ke atm yang berada di wilayah jakabaring palembang, dan berencana untuk solat ashar di masjid pinggir jalan. Sampailah di sebuah ATM. Lalu ku masukkan uang yang baru saja ku ambil tersebut kedalam dompet. Aku terus menyetir mobilku, adzan ashar telah berkumandang. Aku melaksanakan solat ashar di sebuah masjid yang berada di wilayah jakabaring ini. Usai solat berjamaah tanpa sadar saat hendak memakai sepatu sandal, dompetku terjatuh. Tapi beruntungnya, orang baik menemukan dompetku.
"mas...., ini dompetnya jatuh" (sapa bapak tersebut)
"oh..terimakasih pak"
"sama sama"
Kulihat kembali beliau ke arah motornya yang membawa keranjang roti.
"bapak jualan roti? (tanyaku)
" iya mas"
"usaha sendiri?"
"iya (jawab beliau sambil tersenyum)
"aku Rey, nama bapak siapa?
"saya hendra"
"mau pulang bapak?
"iya mas, ini baru selesai ambil stok roti di beberapa toko. Cuma mampir bentar mau solat ashar. Nanti mau mampir di 2 warung lagi, ambil keranjang roti"
"wah hebat ya bapak.. " (ucapku bersemangat)
"proses mas..semua butuh proses. Usaha saya juga masih kecil kecilan"
"saya juga sama pak, saya juga pengusaha kecil kecilan. (ucapku sambil tersenyum)
Lalu beliau tertawa kecil sambil melihat ke arah mobilku.
"saya pulang di plaju, ini kartu nama saya pak. Saya punya rumah makan, bapak bisa stok rotinya di rumah makan saya kalau bapak mau"
"ini serius mas?
"iya, anggap aja ini ungkapan terimaksih saya buat bapak yang udah nemuin dompet saya tadi"
"makasih lho mas. Nanti saya kabari ya. Makasih sekali lagi"
"sama sama bapak"
Lalu segera pak hendra mengendarai motornya dan hilang dari pandanganku. Beruntungnya aku, dompet ini di temukan oleh orang baik sepertinya. Jika yang menemukan orang jahat, aku tak tau kacaunya perasaanku itu. Karna semua kartu penting ada di dalam dompet ini. Segera aku pulang kerumah.
***
Dikediaman vey pagi hari, jakabaring palembang.
Terlihat ezi sedang membungkus roti bersama bude sarmi. Sedangkan nenek sibuk membersihkan sayur. Sedangkan aku sendiri sedang bersiap siap untuk berangkat kuliah.
"vey... hari ini ada rezeki baru buat kita, ayah tadi pagi udah telponan dengan yang punya rumah makan. Katanya dia siap dititipin roti kita di tokonya.
"dimana yah? Kok ayah nggak cerita"
"iya..ayah semalem mau cerita tapi kelupaan. Hehe"
"oke deh,,jadi gimana?
"ayah mau mampir kerumah makan itu nanti, nah pulangnya tolong kamu yang ambil ya. Ayah mau kepasar siang nanti.
"oke yah...nanti alamatnya ayah kirim aja ya ke wa. Vey udah buru buru"
Ucapku sambil mencium tangan ayah.
"bapak, ini teh bapak udah saya buatin" (sambung bude sarmi)
"ciye ayah... hahahaa... " (ledek ku sambil tertawa)
"iya bude sarmi, nanti di minum, taruh disana saja ya, makasih" (jawab ayah)
Usai melihat adegan lucu bude sarmi dan ayah. Segera aku menyalakan motor dan bergegas menuju kampus. Aktifitas hari ini seperti biasa, selepas zuhur selesai kuliah, kami pulang. Aku membuka pesan singkat dari ayahku, ada sebuah alamat yang tak jauh dari kampus harus aku hampiri, untuk melihat stok roti. Ini tempat baru bagiku. Dan tak butuh waktu lama. Aku sampai di rumah makan ini. Pemandanganku langsung tertuju pada perempuan cantik bertubuh seperti model. Dengan rambut panjang dan shall clothing di leher, dimana ia sedang berdiri di tangga lantai 2 ruko. Sebuah percakapan yang tak sengaja aku dengarkan dari depan pintu ruko.
"zia.... , mami sayang kamu. Mami cuma pengen kamu sebentar aja ikut mami. Ya nakk.. " (rayu perempuan itu)
lalu salah satu pegawai mendekati mereka.
"Maaf bu...., tadi pak rey berpesan, zia tidak boleh kemana mana tanpa izin beliau"
"hey...kamu itu cuma pegawai, nggak usah ikut campur! Zia ini anakku..., aku punya hak buat diri zia "
Terlihat wajah ketakutan sang pegawai saat itu. Aku kembali mendekat, sambil meneruskan niatku yang datang hanya untuk mengambil stok roti beserta keranjang dan uang. Sambil mendekati mereka yang sedang berdebat, ku lihat gadis kecil mungil itu mulai merengek menangis sambil berkata
" Pokoknya zia nggak mau ikut mami. Mami nggak sayang zia" (ucapnya sambil menarik tangannya yang berada dalam genggaman sang ibu)
Beberapa karyawan pun menontoni pemandangan itu, tanpa berani banyak berkata dan mendekat. Tak lama kemudian aku melihat pegawai satunya menelpon
"pak rey..ini ada maminya zia datang. Mau bawa zia. Bapak dimana? Kami bingung ini harus gimana pak. Maminya zia maksa"
Dari percakapan itu aku menangkap, sepertinya zia sang anak sedang di perebutkan. Dalam perselisihan itu tiba tiba zia yang berdiri di tangga terpeleset jatuh dari tangga karna berusaha menarik tanggannya dari sang ibu. Perempuan tersebut tak berhasil mengenggam tangan sang anak. Sedangkan beberapa pegawai tak berani sejak tadi mendekat. Aku yang sejak tadi berada di dekat posisi tangga bawah, Segera dengan cepat menangkap tubuh gadis mungil itu. Sedikit shock ketika aku lihat Hampir saja kepala nya terbentur anak tangga bawah.
" Zia... " (teriak kaget sang ibu bersama para pegawai rumah makan)
Aku yang baru saja menangkap tubuh sang anak, segera menggendongnya dan membawanya ke kursi tempat makan. Lalu di susul pegawai dengan panik membawa secangkir air putih untuk zia. Anak ini menangis kaget. Lalu sang ibu mendekatinya dan ingin memeluknya, tapi zia menolak sambil memeluk ku yang baru saja menolongnya.
"ibu maaf, pak rey telepon. Beliau bilang ibu bisa temui zia besok lagi ketika pak rey ada" (ucap salah satu karyawan)
"oke aku pulang. Bilang ke bos kalian, besok aku kesini. Suruh dia telpon aku kalau ia sudah pulang" (ucap perempuan itu sambil mengangkat dagu)
"zia...mami pulang ya sayang, besok mami kesini lagi" (ucapnya sambil memegang pipi zia)
Namun zia hanya diam tak berkata sepatah pun. Aku bingung, kenapa anak ini seperti begitu membenci ibunya. Kulihat perempuan itu meninggalkan ruko dengan mengendarai mobil alphard. Tak lama kemudian ku lihat gadis mungil ini mulai tenang, Tetapi masih diam. Lalu aku mendekati meja keranjang rotiku disana.
"mbak...aku mau ambil keranjang rotiku. Dan hasil penjualan hari ini. Aku anaknya pak hendra yang tadi pagi kesini"
"o iya...ini mbak. Tadi pesan pak rey, bsok di tambah lagi aja stoknya. Tadi ayah mbak nganter sedikit banget"
"iya, soalnya ayahku takut kelebihan. Mau liat peminatnya dulu mbak"
"iya oke mbak"
"makasih ya..., besok kalau nggak aku, ya ayahku yang nganter"
"oke mbak, o ya..makasih atas pertolongan tadi"
"pertolongan apa?
"mbak udah selamatin anak bos kita, coba tadi kalau nggak mbak tangkep, kami nggak bisa bayangin zia celaka dan kami semua bakal dimarahi habis habisan sama pak rey"
"iya sama sama mbak" (jawabku sambil membawa keranjang roti)
"tante.. (sapa gadis mungil itu melihatku beranjak pergi)
"iya dek.."
"aku cuma mau bilang Terimakasih" (lirihnya sambil tersenyum)
"sama sama cantik" (jawabku sambil mengelus kepalanya yang berambut panjang itu)
Segera aku menuju ke parkiran, dan pulang. Aku tak menyadari ternyata pak rey pemilik rumah makan itu baru saja keluar mobil dan memarkirkan mobilnya bersebelahan dengan motorku.

AKHIRNYA KU MENEMUKANMU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang