Akhirnya Ku Menemukanmu (Bab 4)

58 4 0
                                    

BAB 4
AKU DAN REY

Pagi ini aku terburu buru. Hari ini adalah hari pertama aku mengajar di universitas swasta yang tak jauh dari kediaman ruko rumah makanku.
“Zia....
“iya papi, zia udah di bawah pakai sepatu”
“sayang kamu udah siap? Hari ini ada olahraga dulu disekolah kan?
“iya papi, papi cepetan dong kebawah zia udah siap ini”
“iya, ini papi udah siap nak. Hayo berangkat. Bi ijah tolong nanti beresi semuanya ya”
“iya pak, bapak nggak sarapan dulu?
“nggak, saya udah telat ini. Zia udah makan kan?”
“udah pak, neng zia udah beres. Tadi mau di pakein sepatu dia bilang bisa sendiri”
“oke nggak papa bik. Jaga ruko ya, bentar lagi pegawai rame dateng tolong di bantu mereka”
Dengan terburu buru segera aku membuka pintu mobil dan menyalakan mesinnya.
“zia, hayok nak, papi juga udah telat ini. Maaf papi nggak bisa nunggu olahraganya ya. Papi mau ngajar”
“iya nggak papa papi”
Sesampai di sekolah anakku yang terletak di wilayah plaju ujung palembang, aku segera menuju universitas tempatku akan mengajar hari ini. Tibalah di gerbang universitas swasta ini, begitu padat mahasiswa dan mahasiswi merayapi lorong tersebut. Sehingga untuk menuju gerbang utama kampus di butuhkan kesabaran dan waktu 10 menit. Di persimpangan gerbang yang padat dan macet ini tiba tiba belakang mobilku di senggol sebuah motor. Seorang mahasiswi perempuan membawa keranjang roti menyenggol belakang mobilku.terlihat dari kaca s
pion. Lalu ku buka kaca mobilku, dan berkata kepadanya yang saat itu motornya berada tepat di sampingku. 
“hei kamu, did u know?? You had touch my car”
“oh sori kak, aku nggak sengaja. Maaf ya. Tadi ada motor belakang yang mendorong motorku hingga menyentuh belakang mobilmu.maaf”
“dasar mahasiswi ceroboh, makanya hati hati”
“yak ellah..ni orang, udah dibilang maaf. Kok malah ngeledek”
Sedikit kesal perasaanku terhadap mahasiswi berjilbab coklat ini. Mobil baru saja di cat ganti warna, pasti lecet gara gara dia senggol tadi. Lalu aku turun ke parkiran. Kulihat dari jauh mahasiswi itu berlari ke arah kantin. Sambil membawa keranjang rotinya. Belum sempat aku membuka pintu mobil, kulihat Hp Ku berdering. Terdengar Panggilan masuk dari ayuk silvi sepupuku
“ya ayuk??
“kamu dimana rey?”
“aku udah sampe kampus, ini mau menuju kelas kesenian b.bener kan itu kelasku? Aku belum sempat ke atas ruangan kantor, nanti aku naik usai masuk kelas”
“iya bener. Selamat mengajar ya dek”
“oke ayuk thank you”
Ayuk silvi adalah sepupu jauhku. Dia muslim sejak kecil, berbeda denganku seorang mualaf. Beliau lah yang ikut membantuku untuk bisa menjadi tenaga pengajar disini. Kebetulah dia juga dosen kesenian di universitas ini. Segera aku menuju kelas untuk pertama kalinya mengajar di kelas kesenian, dengan mata kuliah bahasa inggris.
“Morning” (sapaku)
“Morning sir”
Sepertinya semua sedikit kaget melihat kehadiranku
“oh tuhan...ganteng banget sir nya” (celoteh salah satu mahasiswa)
“masih muda cuy bapaknya” (bisik mahasiswa dibelakang yang bernama kiki)
“husstt diem diem...” (teriak salah satu mahasiswa)
Lalu aku memperkenalkan diriku sebagai dosen baru dikelas ini. Aku adalah laki laki yang tak begitu supel, bisa dikatakan terlalu banyak serius. Tetapi sesekali aku bisa ikut tertawa jika memang ada hal lucu bagiku. Dengan wajah tampan dan postur tubuh yang mendukung, kebanyakan orang orang menjuluki ku Pria Cool. Aku Masih memperkenalkan diri sambil mengabsen mahasiswa dan mahasiswi satu persatu, tiba tiba suasana kelas hening usai mendengar ketukan pintu dari mahasiswi yang datang terlambat.
“assalamualaikum”
“walaikumsalam (jawab sekelas)
Ku pandang mahasiswi tersebut , betapa kagetnya aku ia adalah perempuan yang baru saja tadi menyenggol mobilku. Aku memandangnya dengan mengerutkan jidat dan bibir.
“oke come in” (menyuruhnya masuk dengan nada dingin)
“oh tuhan ternyata laki laki ini adalah dosen baruku” (lirih vey dalam hati)
“what is your name”
“my name is vey” (ucapnya sambil duduk ke tempat duduk)
“hey siapa suruh kamu duduk? “ (ucapku)
Dan semua mahasiswa kelas pun tertawa.
“vey...ciye mo di ajak kenalan dulu” (ledek edo sambil tertawa)
“hahahahha... ( sekelas serentak)
“oke, i stand up here sir” (jawab vey)
Aku terus memandanginya sambil berfikir ingin mengerjain dirinya.
“why do you came late?
“oh bring keranjang roti  ke kantin sir (sambung erik) sontak sekelas kembali  tertawa.
“rik...tunggu aja lho ya.. (lirih vey sambil nyengir mengancam sahabatnya)
“saya mau kasih hukuman dulu buat kamu. Biar kamu bisa lebih disiplin”
“nyanyiii...nyanyiii...suruh nyanyi dehh sir” (ucap para mahasiswa)
“oke..kamu boleh nyanyi. Lagu inggris, harus hafal dengan pronouncation yang bagus”
“lalu saya boleh duduk? Jika sudah nyanyi? (tanya vey)
“yes, of course”
“sebentar aku ambil gitar dulu sir” (ucapnya menantang)
“gitar? Kamu bisa main gitar?
“iya dong (jawabnya sambil tersenyum menantang)
“beautiful girl, saya mau nyanyi ini sir”
“its okey..., i hear it”
Dengan lancar ia menyanyikan lagu tersebut. Aku salah menantangnya, ternyata ia memiliki suara indah. Dan suara indah ini sepertinya pernah aku dengar beberapa hari lalu. Tanpa hambatan begitu lancar ia memainkan alunan gitar. Aku dibuat terhanyut olehnya, tapi tak berani memandangnya.
“Anak ini pintar” (lirihku dalam hati)
Usai ia menyanyikan, seluruh kelas sontak bertepuk tangan. Dan beberapa bersiul. Lalu ku tanya kembali.
What is your name?
Vey, My name is vey.
“ciye...namanya hampir mirip sama sir. VEY DAN sir REY “ (ledek erik salah satu mahasiswa dikelas)
Sontak sekelas lagi lagi tertawa, dan akupun ikut tersenyum. Lalu vey kembali menuju tempat duduknya. Dan kami melanjutkan perkenalan. Tak terasa jam mata kuliah pun berganti. Dan aku menuju kantor yang terletak di atas lantai 2.
                                                            *****
Saat jam istirahat tiba, aku duduk bersama para sahabatku di taman. Kiki sedang asik berdandan, memakai alis. Sedangkan riska, ia asik bermain hp sambil sesekali menghadapku mendengar cerita ku tadi pagi. Aku bercerita dengan mereka tentang kejadian tadi pagi. Bahwa motorku baru saja menyenggol mobil sir rey (dosen baru tadi). Sontak kiki dan riska kaget sambil tertawa. Sambil asik melanjutkan goresan alis, kiki tetap fokus mendengarkan ceritaku. Dan tiba tiba edo melompat dari kursi kayu yang di tempati kiki
“daar..... (seru edo sambil mengagetkan kiki)
Sontak kiki yang sedang memakai alis langsung menggoreskan coretan alis tersebut membentuk coretan panjang lucu dan aneh.
“wkwkkwkwkwk ( tawa bahagia edo melihat alis kiki)
“edo......., kamu ya...! (teriak kiki kesal )
“hahaha..ki, cantik banget elu. Alisnya mirip sinchan”  (ledek edo)
Aku dan riska tak kuat menahan tawa melihat gooresan alis panjang tersebut.
“yak allah ki..., ahhahahaa...” (ledekku)
“edo, kamu gila banget. Wkwkkwwk “ (sambung riska)
“ aku sampe sakit perut” ( ucapku)
Tiba tiba erik dan kriss datang sambil membawa gorengan.
“yank...., liat alisku ini. Gara gara edo” (rengek kiki dengan suara manja)
“nggak papa masih tetep cantik. Edoo...sini lo do... “ (tantang kriss sambil tak kuat menahan tawa melihat alis sang pacar)
“hahaha... nggak sengaja bro..damai damai, hahha” (jawab edo)
“dasar ratu dandan, makanya jangan banyak dandan” (ledek erik)
“ni pake pena aja, lebih terang ketimbang pensil” (ledek edo kepada kiki sambil menyodorkan pena)
Kiki hanya cemberut sambil membenarkan lukisan alisnya. Usai tertawa karna kekonyolan edo,  kami melanjutkan cerita tadi pagi. kembali Aku menceritakan tentang sir rey. Sebelumnya erik mengeluarkan coklat terlebih dahulu.
“ni coklat ada satu”
“buat gue?(tanyaku Penuh rasa PD)
“nggak! Rame rame”
“nanggung banget sih bawa satu” (sahut riska)
“ya udah..belah belah, bagi bagi “ (sambung edo)
Lalu kami memotong coklat tersebut dan memakannya bersama, kami sudah terbiasa dengan kebersamaan seperti ini.
dan erik berkata,
“ciye... ngomong ngomong ini bahas sir rey. Jodohmu kali vey. rey dan vey, cucok meong nggak tuh?”
“apaan sih rik. Nggak naksir gue”
“orang anti pacaran gini rik, mana maulah si vey. haram...haram, kata si vey. “ (ledek edo)
“doo...cinta itu nggak haram. Yang haram itu..
“pacaran “ ( sambung edo)
“denger nohh.. kata ustadzah vey. denger nggak lu ki? Riska? Haha”
“dasar lu jomblo akut do” (ledek riska)
“kalau gue jomblo akut, vey jomblo apa dong? Haha.. “ (sambung edo sambil berlari menuju kelas)
“gila ya ni anak. Kasian banget yang jadi pacarnya edo nanti. Punya pacar sinting ngeselin gitu” (celoteh kiki masih kesal).
“udah ah...ke kelas yok. Bentar lagi masuk (lirihku)
Sambil berjalan menuju kelas, aku berbicara dengan riska.
“jadi ka...mau nggak temeni aku besok. Dia sih ngajak ketemuan gitu. Tapi aku bilang aku sama temen temenku”
“siapa sih vey? yang anak kedokteran itu? Yang pernah kamu ceritain sebagai teman medsos mu? (sambung kiki penasaran)
“hehe...iya ki bener”
“oke besok ya, kita bertiga aja kan? (tanya riska)
“iyalah. Masa mau ajak yang cowok cowok. Banyak cerita ntar, apalagi mulut erik”
“oke deh, nanti aku dandani kamu yang syantik”
“ih apaan sih.. bukan mau ketemuan pacar. Ini just friend, not more”
“iyaah..”
                                                           *****
Malam harinya.
     Usai solat isya berjamaah di masjid, Aku mempelajari buku agama. Dimana ilmuku masih begitu tipis akan agama islam. Saat sedang membaca aku dikagetkan kedatangan mantan istriku pada malam harinya. Saat pegawai ku dibawah memberitahuku. Segera aku turun ke bawah.
“ Kamu mau apalagi sih karin?
“aku mau anakku lha..
“kan kita udah sidang. Aku memenangkan hak asuh zia. Aku nggak pernah menghalangi kamu untuk bertemu zia, tapi memang zia sendiri yang nggak mau lagi ketemu kamu”
“iya aku tau. Tapi zia seperti itu karna otak nya sudah kamu cuci mas”
“terserah kamu mau menuduh apa, aku nggak pernah cuci otak zia. Anak itu polos dan jujur. Bisa saja dia benci ibunya karna kelakuan kamu sendiri yang sering mengabaikannya. Yang sibuk dengan diri kamu sendiri. Dan terang terangan selingkuh di belakang aku, dan di depan mata zia. Jadi bisa saja hal itu tertancap di hati dan pikirannya”
“nggak perlu bahas itu deh mas. Aku kesini mau ketemu zia. Zia...mana zia?
“zia udah tidur. Kamu pulang aja sekarang. Aku malu dengan karyawanku yang sering menyaksikan percekcokan kita.
“aku mau kasih zia ini, boneka barbie”
“nggak perlu, bawa pulang aja”
Lalu karin pergi meninggalkan kediaman rumah makanku, dan menuju mobilnya. Dimana di dalam mobil tersebut ada kekasihnya yang sedang menunggu. Luka lama itu masih menancap dihatiku. Aku tau zia sangat membutuhkan sosok ibu yang baik. Tapi sepertinya aku sudah mati rasa dengan perempuan. Ternyata memiliki istri cantik, bukanlahlah jaminan untuk kebahagiaan.
                                                      *****
“ayah....roti sudah aku panggang ya, aku mau ke kamar dulu. Ada tugas.
“udah biar nenek sama bude sarmi yang panggang, kamu belajar sana”
“iya nek”
“vey.., yang ini udah di profing ya rotinya? (tanya ayah)
“iya udah yah.. 3 jam lagi bisa di panggang”
“adikkmu ezi mana?” (teriak ayah bertanya)
“udah tidur yah”
“obat dia udah dikasih?”
“udah yah..”
“anakmu belajar, biar ibu bantu disini” (ucap nenek)
“nggak usah bu..ibu istrirahat aja”
“oh iya..biar kamu di bantu sarmi aja ya.hehee..” (ledek nenek)
Aku yang sudah masuk kedalam kamar. Kembali memainkan hp sebelum belajar. Seorang anak kedokteran 2 minggu ini sudah mencuri pikiranku. Aku hanya penasaran. Yang mana orangnya. Lalu ada rasa ingin bertemu, tapi tak ingin mengikat cinta. Hanya ingin bersahabat. Kulihat hp ku 5 panggilan tak terjawab darinya. Tanpa ragu aku menelpon balik dirinya.
“Assalamualaikum kak Aris. Iya maaf ya, tadi vey lagi bantu ayah di dapur.
“iya nggak papa”
“ada apa kak?
“kita besok ketemuan jadi kan? Aku udah lama nggak liat kamu. Terakhir liat waktu kamu nyanyi di lomba antara kampus dulu kan”
“iya. Cuma kan vey nggak liat kakak. Kakak yang liat vey.hehe..”
“iya , aku liat dari jauh sih. Kamunya di panggung nyanyi sambil gitaran”
“oke besok ya kak. Aku sama temenku”
“nggak sendirian?
“nggak. Hehe..”
“nggak papakan?
“iya nggak papa. Hehe”
“see u besok ya. Di Mall P*”
“okey, assalamualaikum”
Aku menutup teleponku sambil tak sabar menanti hari esok. Usai menutup telepon, Kembali ku buka buku pelajaranku Untuk persiapan kuliah besok. Pikiranku tak bisa fokus,  aku tak mengerti apa yang terjadi pada diriku. Rasanya hatiku berselimut penasaran yang tinggi  pada sosok kak aris.

AKHIRNYA KU MENEMUKANMU Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon