Akhirnya Ku Menemukanmu (Bab 12)

69 3 0
                                    

                           BAB 12
                              IBU

     Merasa tak dipedulikan rey, karin seakan hilang arah. Kekasihnya terlibat menjadi bandar besar narkoba. Ia takut Hal yang ia takutkan itu akan terjadi, untuk ikut menyeretnya ke kasus ini. Rasa benci nya pun semakin dalam ketika melihat kebersamaan vey dengan mantan suaminya dan anaknya. Tak puas telah menghamburkan roti vey saat beberapa minggu lalu, ia pun berencana melakukan hal nekat lagi. Agar vey benar benar tak mendekati zia dan mantan suaminya lagi. Ia berencana ingin membakar rumah vey. perempuan nekat ini sepertinya telah kehilangan akal sehatnya karna pengaruh obat obatan terlarang yang pernah ia konsumsi dengan kekasihnya. Ia merencanakan sesuatu untuk menghancurkan vey. ia tau bahwa ayah vey memiliki usaha roti rumahan, hal ini membuatnya ingin membakar tempat mata pencarian vey dan keluarga. Ia mengatur waktu yang tepat, dan mencari orang suruhan untuk melancarkan aksinya. Hingga suatu hari, karin berhasil mengikuti vey seharian. Mulai dari vey berada di kampus, hingga vey pulang kerumah.
                                                                       ***
Esok harinya
“ezi terus dek.... semangat..kamu udah mulai lancar jalannya”
Ucapku memberi semangat adikku.
“vey..kamu nggak berangkat kuliah?
“bentar lagi yah.., vey masuk jam 9 hari ini”
“oh gitu.. kalau gitu biar ayah yang anter roti ya pagi ini”
“iya ayah aja ya.. sore nya biar vey yang ambil”
Aku masih asik bersama ezi dan nenek melihat perkembangan ezi berjalan. Sambil menikmati pisang goreng buatan sang nenek kami masih asik berbincang. Tak lama kemudian jam menunjukkan pukul 08.30, segera aku menyiapkan diri untuk berangkat ke kampus. Sesampai di kampus aku memarkirkan motorku. Usai menaruh helm tiba tiba pandanganku tertuju pada sebuah mobil yang tak asing bagiku. Benar saja, kiki sahabatku turun dari mobil tersebut. Kulihat kak aris sedang membuka pintu mobilnya. Dan mereka berbincang sebentar.
Vey tak mengetahui percakapan aris dan kiki, saat itu kiki mengucapkan terimakasih untuk perhatian aris kepada mama kiki yang mengidap penyakit gin jal. Selama mereka menjalin kedekatan  ternyata kiki banyak meminta bantuan aris untuk ikut membantu pengobatan sang mama. Mencari pendonor ginjal yang cocok. Seperti yang diketahui aris adalah calon dokter. Hal ini tak diketahui oleh para sahabat kiki, termasuk vey. namun di sisi lain tak bisa di pungkiri bahwa aris menyimpan perasaan kepada kiki. Usai memandang sahabatnya, vey memutuskan masuk kedalam kantin untuk mengantar stok roti. Pikirannya teringat dengan ucapan erik yang selalu berkata bahwa sir rey mencintaiku, aku lebih baik bersama laki laki yang jelas mencintaiku daripada berharap pada laki laki yang sama sekali tak memikirkanku. Saat vey asik melamun sambil berjalan, ia tak menyadari bahwa ia sedang di buntuti oleh mantan istri rey. Yang saat itu duduk di kantin tak jauh dari tempat vey menaruh roti. Karin sengaja mengikuti vey untuk memgetahui tempat tinggal vey. ada sebuah rencana jahat yang sedang karin atur.
Usai belajar di kelas terlihat riska berdebat dengan kiki. Riska memarahi kiki, dengan apa yang sudah kiki lakukan.
“lu kan tau...aris itu PDKT nya sama vey”
“iya gue tau ka. Cuma gue sama kak aris itu ya Cuma adik kakak doang. Nggak ada apa apa, lu nggak usah percaya sama kriss deh. Hue juga udah putus sama kris”
“aku tuh nggak nyangka aja ki. Kita sahabat semakan seminum terus lo tega ama vey, makan temen sendiri. Nyalip temen”
“ka..dengerin aku. Vey itu alergi pacaran. Dia nggak akan pernah pacaran. Dia percaya jodoh udah allah atur. Jadi nggak ada salahnya juga kan kalau kak aris mau deket sama siapapun”
“udah deh ki..., gue kecewa aja ama lu” (jawab riska sambil meninggalkan kiki)
“ka..., aku bakal nemuin vey buat jelasin semua ini”
Riska terus berjalan keluar kelas. Ia tak menyangka persahabatan mereka akan renggang hanya gara gara 1 lelaki yaitu aris. Riska lebih mempercayai kriss yang jelas jelas sudah berapa kali melihat kedekatan kiki dan aris. Pulang kuliah itu juga, kiki memutuskan untuk menemui vey di rumahnya. Berbicara dari hati kehati tentang semua kedekatannya dengan aris. Namun kiki tak tau, bahwa vey saat itu tidak langsung pulang kerumah. Melainkan ke apotik terlebih dahulu mencari obat untuk ezi. Saat disinilah karin mantan istri rey tetap membuntuti vey. usai vey membeli obat tiba tiba di teras apotik kembali karin mendekati vey, lalu memperingati kedua kalinya agar vey tidak pernah lagi menemui zia dan rey mantan suaminya. Ia merampas obat dari tangan vey, lalu menginjak obat obat tersebut. Vey kaget dan wajahnya penuh amarah, namun ia tak sanggup untuk melontarkan kata pedas kepada karin. Ia memunguti obat obat yang karin injak, sambil memunguti obat tersebut meneteslah air mata dipipi vey. tak jauh karin meninggalkan vey , ia berjalan sambil tertawa puas, namun ada seorang ibu ibu yang baru saja tadi melihat kejadian itu terbawa emosi. Ia menjambak rambut karin sambil berkata
“perempuan jahat....kamu injek obat tuh anak, cepet ganti obatnya!”
“Aww.... (teriak karin kesakitan)
Karin tak menyangka ada ibu ibu nekat yang memperhatikan kelakuannya kepada vey tadi. Saat itu juga beberapa orang yang melihat memisahkan sang ibu dan karin. Lalu karin bergegas masuk kedalam mobil. Vey yang masih memunguti obat sang adik masih terdiam. Ia berencana kembali menebus obat sang adik, tapi uang nya tak cukup. Lalu ia berencana untuk pulang kerumah.
“obat kamu gimana dek? (tanya ibu tadi)
“iya hancur bu..dan ada yang pecah”
“yak allah..kasian banget kamu”
“nggak papa bu..aku pulang aja. Nanti kesini lagi”
“itu siapa?
“nggak tau bu, nggak begitu kenal” (jawab vey)
Lalu ia segera pulang. Tak sampai disitu, ternyata karin masih membuntuti vey pulang kerumah. Ia begitu ingin mengetahui kediaman rumah vey. perempuan yang berhasil merebut perhatian anaknya zia dan mantan suaminya rey.
Di tempat yang berbeda, ternyata kiki sejak tadi sudah berada dirumah vey. disana kiki berbincang lama dengan sang nenek. Yang saat itu berada dikamar gudang. Kebetulan nenek sedang membereskan sesuatu di kamar dan gudang kecil. Nenek vey memang dikenal baik dan ramah, serta hobi bercerita. Sambil membereskan barang barang kecil lama ia bercerita panjang tentang kehidupan vey sejak kecil
“jadi begitu nek? Terus vey sampe sekarang belum pernah ketemu lagi dengan ibunya?
“iya belum ki. Dan foto foto ibunya sengaja nenek simpan nggak nenek liatin sejak vey di tinggalkan ibunya.
“terus vey masih inget nggak sama wajah ibunya?
“sepertinya sudah lupa”
“kok bisa nek?
“karna nenek dan ayah vey tak pernah membahas bahas tentang ibunya lagi semenjak kejadian dulu. Foto ibunya pun sebenarnya mau dibakar ayah vey, Cuma nenek melarang. Jadi hanya nenek yang simpan, tanpa diketahui vey dan ezi. Itu hanya akan membuat luka lamanya kembali sakit. Dan vey juga sudah terbiasa menerima keadaan ini. Ia hanya mendapat kasih sayang dari ayah dan nenek”
Sejenak kiki terdiam, ia masih tak percaya vey bisa setegar ini. Perempuan ceria yang ia kenal ternyata menyimpan luka hati yang teramat dalam. Ia semakin merasa bersalah setelah kedekatannya dengan kak aris diketahui vey. karna itu kedatangannya kerumah vey ingin menyelesaikan masalah ini. Kiki belum mengetahui siapa sebenarnya sosok ibu vey. ia pun bertanya kembali pada sang nenek.
“ada foto ibu vey nek? “
“ada, nenek masih simpan. Sebentar nenek cari ya..”
Tak butuh waktu lama, hanya 7 menit nenek kembali mendekati kiki yang sedang duduk di ranjang besi sang nenek. Lalu menunjukkan foto lama kepada kiki, mulai dari vey bayi, ezi bayi. Dan foto vey saat digendong sang ibu. Pada lembar akhir foto inilah, seketika wajah kiki berubah. Ia memandang berkali kali pada lembar foto terakhir ini. Betapa kaget dan tak percaya, bahwa perempuan yang sedang mengendong ezi ini adalah mama nya. Bu farida, ibu yang menjadi mama tirinya. Dengan mata berkaca kaca dan tangan gemetar ia kembali memandang perempuan di foto tersebut. Karna masih tak percaya dengan apa yang ia lihat, kiki kembali bertanya
“siapa nama ibu vey ini nek?
“farida”
Seketika itu pula hati dan fikiran kiki seperti tersambar petir. Nenek vey pun bingung seketika melihat ekspresi kiki yang langsung berubah. Tak lama kemudian ayah vey menyapa dari ruang tv.
“ibu.., vey udah pulang?
“belum hen. Hen, ada kiki sahabat vey disini lagi ngobrol sama ibu”
Pak hendra pun sontak kaget. Ia teringat kejadian beberapa waktu lalu saat bertemu bu farida (mama tiri kiki) di RS. Pak hendra sengaja merahasiakan hal itu, karna tak ingin vey dan nenek mengetahui yang sebenarnya. Bahwa ibu yang vey cari selama ini ada didepan mata mereka. Yakni mama tiri kiki. Kembali ia menenangkan dirinya.
“oh ada kiki ya?
Lalu kiki dan nenek keluar kamar. Kiki mencium tangan ayah vey sembari memberi salam
“om, maaf kiki ganggu ya. Iya kiki sedang menunggu vey”
‘tadi nggak ketemu di kampus?”
“ketemu bentar om, tadi vey sibuk juga. Kiki juga sibuk jadi nggak sempet ngobrol”
“oh begitu, ini om sudah telpon vey. Cuma nggak dia angkat. Mungkin dia beli obat ezi dulu, ditunggu aja ki”
“nggak usah om. Kiki pamit dulu ya, biar besok lusa ketemu dikampus sama vey. ini kiki di sms papa udah. Ada urusan bentar om. “
“jadi mau pulang? Nggak tunggu vey dulu? (sahut nenek)
“nggak usah nek, kiki pamit ya”
Usai berpamitan kiki tak sanggup membendung air mata dan amarahnya. Ia segera masuk kedalam mobil yang ia kendarai. Ia masih tak percaya dengan berita yang baru saja ia dapatkan. Ia masih berharap ini sebuah mimpi. Sambil menyetir mobil dengan kecepatan tinggi , beberapa kali ia menampar wajahnya sendiri, berharap semua ini mimpi. Dan tanpa disadari, air mata itu menetes. Air mata kekecewaan yang teramat besar. Ia tak menyangka perempuan yang amat ia hormati dan sayangi itu adalah perempuan yang sudah tega membohonginya selama ini. Tega meninggalkan anaknya sendiri, dan anak yang ditinggalkan itu adalah sahabat baiknya sendiri. Pantas saja sang mama melarangnya untuk berhubungan akrab dengan vey. seketika semua terjawab sudah. Sambil terus menangis ia kembali mengingat perjuangan kasih sayang sang mama padanya, saat saat dimana sang mama begitu baik dan memanjakan dirinya layaknya anak kandung. hingga masa kritis pun datang dimana sang mama harus dihadapkan dengan cobaan hidup penyakit ginjal. Hatinya seperti baru saja ter’iris luka begitu dalam. Hingga sampailah ia dirumah. Ternyata vey pun telah tiba kembali dirumahnya, vey tak sempat bertemu kiki. Hanya saja karin mantan istri rey masih membuntuti vey sehingga tau kediaman rumah vey.
Sesampai dirumah, kiki segera membereskan semua barang barangnya. Dan berencana untuk pergi menenangkan diri di bandung. Segera ia memesan tiket pesawat dengan cara online. Sang papa dan mama yang saat itu berada di ruang keluarga, tiba tiba dikejutkan dengan kelakuan kiki.
“ki...kamu kenapa? (tanya sang papa)
“kiki mau kebandung” (jawab kiki singkat dengan mata sembab dan berlari ke arah kamar)
“kamu kenapa sayang? “ (tanya sang mama)
Kiki hanya diam, dan menepis tangan sang mama. Ia tak bicara kata sepatah pun kepada sang mama.
“papa, kasih kiki waktu 3 bulan buat kiki tenangin diri ini. Jangan suruh kiki cerita dulu,tolong.”
“ada apa? Kamu berantem sama kriss? “
“nggak”
Sambil menjawab pertanyaan sang papa, kiki terus membereskan semua pakaiannya. Ia berencana ingin menenangkan dirinya di bandung, dirumah sang tante. Adik dari papanya.
“kiki...kamu kenapa nak? Cerita ke mama”
Lagi lagi kiki menepis tangan sang mama. Dan memeluk sang papa sambil menangis.
“okey..kamu mau kerumah siapa dibandung”
“tante nora, kiki mau kesana 3 bulan aja pa, kiki pamit ya. Akan ada saatnya kiki bakal cerita semuanya”
Karna sang papa sudah memahami kepribadian kiki, maka ia mengizinkan kiki berangkat ke bandung. Namun berbeda dengan bu farida yang hatinya masih diselimuti tanya.
3 bulan pun berlalu.
Tak ada kabar dari kiki dengan para sahabatnya, disini pula skripsi vey dan teman teman pun semakin gesit terselesaikan. Bukan hanya itu, dalam 3 bulan ini juga ternyata vey mengikuti ujian dan terpilih kembali mendapat beasiswa ke jepang dari universitas sebagai  mahasiswi berprestasi wakil palembang. Dan ia diperbolehkan mengikuti ujian skripsi pada akhir bulan nanti, dan bisa wisuda lebih cepat dari para sahabatnya. Dalam waktu beberapa bulan ini juga, vey menjaga jarak dengan sir rey, apalgi semenjak kejadian terakhir karin sempat nekat ingin membakar kediaman rumah vey, namun hal itu berhasil digagalkan warga yang sedang melihat aksi karin dengan dua orang suruhannya pada malam itu, sehingga mengantarkan karin pada masalah hukum dan ber urusan dengan kantor polisi. Vey yang  tak mau disalahkan kembali oleh mantan istri rey sebagai benalu dalam keluarganya. Dan tak ingin memiliki masalah kembali dengan karin, akhirnya memutuskan untuk menjauhi zia dan rey. Berbeda dengan kabar kiki yang tak kunjung ada,  membuat hati riska, vey dan semua sahabat kiki bertanya tanya. Apa yang sebenarnya menjadi Alasan  kiki pergi ke bandung tanpa kabar jelas. Mereka mengira itu karna permasalahannya usai putus dengan kriss. Tanpa mereka ketahui bahwa ada masalah besar yang kiki simpan berhubungan dengan sang mama, ia, dan vey.
Memasuki bulan ke empat. Hari dimana vey dan riska mengunjungi ibu kiki yang sedang sakit terbaring sakit dirumah.
“tante sudah makan? Mau disuapin sama vey?
“boleh nak..”
“papa kiki kemana tante ya? (tanya riska)
“keluar negeri. 3 hari lagi pulang” (jawab bu farida dengan tenang)
“ kiki bilang, ia akan pulang hari ini”
“alhamdullilah, kami juga udah rindu dia tante” (jawab ku)
Aku melihat begitu lahap mama kiki menyantap makanan yang kusuap ini, ia terlihat begitu bahagia, sambil sesekali mengusap pipiku.
“makasih ya vey”
“tante gimana ginjalnya? Udah dapet yang cocok?
“belum. Itu sulit di dapatkan. Tapi kan tante tetap jalani rutin pengobatan”
Sedang asyik mengobrol kulihat hp ku berdering. Lagi lagi sir rey menelponku.
“udah angkat aja..” (ledek riska)
“mau apa sihh ni laki laki?
“mau sama kamu tauk” (ledek riska kembali sambil tertawa)
“bentar ya tante.. “
Lalu ku angkat telpon tersebut sambil menuju teras belakang dapur rumah kiki.
“iya kakak..assalamualaikum”
“kamu itu kayak ngehindar banget ya sekarang. Saya itu kan Cuma mau kasih tau kalau zia nanyain kamu terus’
“iya.. nanti kesana besok besok deh”
“kamu mau ujian skripsi kan bentar lagi?terus wisuda?
“iya kak bener. “
“ dapet beasiswa kan ke jepang untuk s2?
“iya, terus?
“terus kapan mau traktir saya sama zia? Ke restorant dinner kek”
Aku tau ini hanya alasan sir rey agar bisa bertemu dan dekat kembali denganku.
“iya deh..nanti di traktir dinner.
“kapan?
“nanti, tunggu kelar ujian skripsi ya”
“lama ya..masih 2 mingguan lagi”
“kenapa?
“kangen aja udah lama nggak ketemu kita, eh ngak nggak...maksudnya..” (ucap sir rey seraya salah tingkah)
Aku tau mungkin saja ia merindukanku, sudah lama aku tak bertemu dengannya selama disibukkan skripsi ini. Dan aku juga merindukan zia, tetapi aku berusaha menahan perasaan ini karna khawatir akan bermasalah kembali dengan karin. Usai menutup pembicaraan via telpon, aku kembali kedalam kamar. Kulihat kiki telah datang dari bandung. Ia sedang berbicara dengan sang mama, dihadapan riska. Ku lihat ia berbicara sambil menangis, lalu di tenangkan oleh riska. 3 bulan aku tak bertemu kiki, kulihat ia lebih kurusan, seperti orang depresi. Ku langkahkan kakiku mendekati mereka. Ku dengar pembicaraan itu dari pintu kamar mama kiki
“mama tega banget ya...
“kiki..mama sayang kamu, maafin mama”
“mama udah bohongi aku dan papa bertahun tahun”
“mama bisa jelasin semuanya, itu nggak seburuk yang kamu kira ki”
“udah jelas semuanya....kiki kecewa sama mama. Kiki benci ini (teriak kiki)
“yak allah nak...mama tau mama ini Cuma ibu tiri kamu, tapi rasa sayang mama ke kamu lebih dari anak kandung mama sendiri”
“mama tega.... mama tinggalin anak mama karna kekurangan mereka. Karna malu punya anak cacat! Dan suami miskin!
Kata kata itu begitu terniang dalam ditelingaku. Membuat jantungku berdebar seakan tak percaya dengan ucapan kiki. Kiki sepertinya tak menyadari keberadaanku yang berdiri dipintu kamarnya menyaksikan pertengkaran hebatnya dengan sang mama.
“terus mama mau ngelak apalagi?? Aku udah ceritain semua ke papa. Besok papa pulang kesini. Mama siap siap aja bakal kehilangan aku dan papa!
“kiki..kamu dengerin mama, satu satunya anak yang mendapat kasih sayang penuh dan tulus dari mama itu Cuma kamu nak. Cuma kamu. Nggak ada yang lain. Dihati mama Cuma kamu anak mama, walau mama ini bukan ibu kandung kamu”
“lalu vey dan ezi mama anggap apa??setelah bertahu tahun mama tinggalin mereka? Dimana hati mama sebagai ibu?
Aku terdiam. Riska pun kaget, dan kali ini air mata benar benar  tak sanggup ku hindari. Aku menangis, hatiku terasa ter iris. Apa benar ibu yang selama ini ku cari adalah mama kiki? Ibu yang telah tega meninggalkanku dan ezi. Aku masih tak percaya, apalagi kalimat terakhir dari mulut bu farida benar benar menusuk hatiku. Saat ia berkata Cuma kiki dihatinya, nggak ada yang lain. Cuma kiki yang mendapat kasih sayang tulus darinya. Kata kata itu begitu terniang di telingaku, aku merasa bahwa aku dan ezi tak seberuntung kiki yang mendapatkan kasih sayangnya. kulihat kiki menoleh ke arah ku. Dengan air mata dan rambut ter urai seperti seorang yag depresi ia keluar dari kamar sang mama. Dan mengambil kunci mobil untuk segera pergi. Kulihat bu farida mengejar kiki. Aku dan riska pun  bergegas menyusul keluar. Beberapa asisten rumah tangga dan ajudan dirumah kiki pun gelabakan dalam situasi ini.
“tante....jangan susul kiki, tante lagi sakit’ (teriak riska)
Tapi  bu farida tetap masuk kedalam mobil segera menyusul kiki. Dari situ kami melihat begitu cepat kecepatan mobil dikendarai kiki. Bu farida pun mengejar kiki dengan mobilnya, sang ajudan pun hendak menyusul. Ketika hendak menyusul inilah aku dan riska berinisiatif untu ikut mengejar kiki dan bu farida. Dengan kecepatan tinggi 3 mobil kami saling berkejaran. Aku mengkhawatirkan keadaan bu farida. Walau hatiku terluka, ia tetaplah ibu ku. Ibu kandung yang ku cari selama ini. Sepanjang jalan masih terniang niang ditelingaku saat bu farida berkata “hanya kiki satu satunya anak yang mendapat kasih sayang tulus darinya” ingin rasa aku membencinya, namun sulit bagiku. Aku tak bisa membohongi hatiku bahwa aku tetap menyayangi ibuku. Ya..ibu yang sudah meninggalkanku dan ezi.
“cepet pak.. “ (sahut riska menyusuh sang ajudan menyusul kiki dan bu farida)
Dan ternyata, musibah tak bisa dihindari. Di depan mata kami, mobil yang dikendarai bu farida menabrak belakang sebuah truk sehingga membuat mobilnya terpental ke batas jurang kecil di persimpangan kayuagung palembang. Aku dan riska segera berhenti dan turun dari mobil. Lalu mendekati mobil ibuku. Terlihat banyak orang ramai sudah berkumpul. Beberapa ada yang merekam, lalu ada yang menolong. Kembali aku tak kuasa menahan air mataku. Dengan bantuan kami dan orang sekitar, bu farida segera dilarikan kerumah sakit terdekat.aku tak memikirkan kiki, dibenakku saat ini adalah keselamatan ibuku.
“Aku sudah memanfaakannya ya allah, aku mohon kasih aku kesempatan untuk mendapatkan cinta kasihnya. Bagaimanapun ia ibuku” (lirihku dalam hati sambil menangis)
Riska memelukku, dan sesekali menyapu air mataku. Di dalam ambulan aku memeluk ibuku, kulihat darah di kepala nya terus mengalir akibat benturan keras. Aku teringat saat dimana ia meninggalkanku, sambil terus berdzikir aku tetap tak bisa membendung air mataku.

AKHIRNYA KU MENEMUKANMU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang