6. Nasib Pegawai Swasta

27 2 4
                                    

Alexmaria, walau nama dan penampilannya tampak mencurigakan, ternyata orang yang sangat menarik. Menurut pengakuannya, dia bertemu Mikitaka di Kalimantan setengah tahun lalu waktu dirinya tersesat di tengah hutan dan nyaris mati kelaparan.

"Kok bisa-bisanya nyasar di hutan?" Lia harus menahan diri untuk tidak tertawa. Tersesat itu bukan hal lucu, dia tahu, tapi cara Alexmaria bercerita lebih mirip kisah lawak. Seperti bagaimana dia sempat merasa diri sudah mati, dan bertemu malaikat bertelanjang dada... yang ternyata adalah Mikitaka (Kiri mengerang tertahan mendengar ini).

Singkat kata, setelah lebih sehat, Alexmaria menceritakan alasannya berada di Kalimantan; meneliti Iblis dan entitas misterius khas Indonesia atas biaya sendiri. Mikitaka kemudian menyarankan Alexmaria untuk ke Jakarta saja, karena bagaimanapun, lebih baik mengurus izin dan sebagainya di kantor pusat. Plus, informasi akan lebih mudah didapat alih-alih caranya sekarang ini; terjun langsung ke lapangan tanpa persiapan memadai.

Selain pertemuannya dengan Mikitaka, Alexmaria punya banyak cerita-cerita menarik seputar jejadian negara lain, dan tentu saja, di antaranya adalah ulah Iblis.

Iblis adalah entitas misterius, yang tidak dikategorikan sebagai makhluk alam Seberang. Mudahnya, makhluk-makhluk yang disebut Iblis ini tidak memiliki aura khas dunia Seberang. Dan yang terburuk, mereka biasanya menyamarkan diri, jadi sulit dilacak. Seorang ahli Dunia Seberang pernah berkata, kasus-kasus tak terpecahkan di seluruh penjuru dunia selalu punya potensi campur tangan Iblis. Di situlah biasanya ahli Demonologi seperti Alexmaria dibutuhkan, karena mereka sangat ahli menemukan jejak-jejak entitas tersebut.

"Kasus tak terpecahkan... seperti kasus pencurian 300 juta Yen di Jepang itu, ya!?"

"Yang itu mah ulah manusia! Cuma belum terpecahkan aja." Nic menukas.

"Maksudnya kasus-kasus yang benar-benar nggak ada jejak," Abang terkekeh. "Beberapa tahun lalu, misalnya, ada kasus pencurian misterius, kan? Old money yang kebobolan, tapi yang hilang koleksi hewan awetannya doang itu."

"Ohh..."

Menurut Alexmaria, alam tak kasat mata ada banyak jenisnya. Kalau diumpamakan, seperti papan catur. Alam tempat tinggal manusia, alam Seberang, dan alam Iblis adalah tiga kotak yang berdekatan, tapi terpisah satu sama lain. Tapi, tidak seperti penghuni dunia Seberang yang bisa berpindah dengan cukup mudah dan bebas (walau ada konsekuensi, tentunya), metode Iblis lebih rumit. Bahkan, menurutnya, 90% Iblis di dunia manusia adalah mereka yang dipanggil, bukan bermigrasi atas keinginan sendiri sepenuhnya.

"Manggil!? Orang bego mana yang repot-repot manggil Iblis!?" Nic berseru tertahan. Kalau memanggil Tuyul atau jejadian sejenisnya, okelah. Kasus begitu sih makanan sehari-hari Agen. Tapi Iblis!?

"Sekte, kecelakaan, jebakan orang gila, iseng-iseng berhadiah..." Alexmaria mengangkat bahu. Alasan-alasan yang dijabarkannya terdengar sangat... asal-asalan. Tapi ekspresi muram si bule sudah menjelaskan keseriusannya. "Kalau pernah mendengar kasus orang hilang di rumahnya sendiri, dan setelahnya ditemukan tanda-tanda praktek sihir atau semacamnya, besar kemungkinan itu sisa-sisa percobaan pemanggilan."

"Hilang... " Lia ingat, Mikitaka pernah menceritakan tentang fenomena kamikakushi atau Disembunyikan Dewa – salah satu kisah seram yang populer di Jepang. Orang-orang yang mendadak hilang tanpa jejak. Sebagian 'beruntung' karena ternyata hanya tersesat di alam Seberang, dan masih bisa diselamatkan. Tapi, banyak pula yang tidak pernah ditemukan lagi. Dan anehnya, yang tidak terpecahkan ini, biasanya yang hilang di dalam tempat tertutup, atau alam liar yang...memang punya aura tidak biasa.

"Yes. Harga pemanggilannya tidak sesuai, atau kesepakatannya tidak tercapai... Negosiasi dengan Iblis itu berbahaya. Mereka pintar, dan culas. Satu-satunya hal baik dalam kasus semacam itu cuma, yang bersangkutan sendiri yang jadi korban. Lain kalau itu di tempat terbuka, atau fasilitas umum..." Alexmaria mengetuk-ngetuk meja dengan jarinya.

"Boleh tanya? Kok Indonesia, sih? Bukannya lebih menarik Amerika, ya, kalau soal Iblis dan dedemit unik gitu?" Nic penasaran. Sebagai fans channel youtube horor asing, Amerika memang tanah impian baginya. Salah satu impian gila Nic adalah berburu Skin-walker di Amerika, dan mempraktekkan Tari Api pada mereka.

"Karena banyak creature menarik di negeri ini!" Alexmaria menjawab penuh semangat. "Pontianak, misalnya! Lalu Sendal Bolong!"

"...Sundel bolong, kali." gumam Kiri datar.

"Oh, pardon! "

"Kamu belajar bahasa Indonesia kok nanggung, sih," Lia terkikik.

"Udah, udah. Sekarang, serius dikit, ya." Indra memelankan suaranya. "Lex, kamu sementara memang dititipin sama kami, tapi jujur aja, banyak yang pingin kamu masuk ke tim-nya. Jadi, singkatnya, malam ini kita mesti langsung kerja."

"Kok malah langsung kerja, Bang? Bareng kita?" Lia mengerutkan kening. Seingatnya kalau atas saja menyuarakan ketidak puasan, prosedurnya bakalan panjang. Apalagi di zaman KKN diburu seperti sekarang ini.

"Justru. Kalau dia terbukti bisa kerja sama bareng kita, dan sukses, nggak ada alasan buat yang lain protes, kan?"

Ada sesuatu dalam nada Indra yang terasa janggal bagi Lia. Dia terdengar tegang dan antusias secara bersamaan. Lalu, dia teringat fakta bahwa Alexmaria mengenalkan diri sebagai ahli Demonologi...

"Jangan-jangan..." Lia spontan memelankan suaranya, "kasus peti-es!?"

Kiri membuka mata sepenuhnya, dan Nic berhenti mengaduk-aduk es tehnya dengan sedotan begitu mendengar kata itu. Agen Dunia Seberang semua tahu artinya. Dan semua tanpa kecuali telah diajarkan untuk tidak menjamah tempat-tempat yang berhubungan dengan kasus-kasus itu. Paling bagus, cuma berakhir dengan shock berat dan tak pernah mau membicarakan pengalamannya lagi. Ada juga yang memilih untuk pensiun dini. Paling parah, bunuh diri dalam kegilaan. Semua pernah menimpa Agen yang memang apes, atau sok tahu. Sepuluh tahun belakangan memang berkurang, tapi tidak mengubah kenyataan bahwa ada kasus-kasus seperti itu.

"Bang, gua nggak setuju." Nic langsung menyuarakan keberatannya. Walaupun selalu ingin kelihatan keren, dia tahu mana yang boleh ditantang dan mana yang harus dihindari. Dan kasus peti-es jelas termasuk golongan kedua di kamusnya. Apalagi kalau ini cuma sekedar untuk membuktikan diri pada orang-orang atas.

"Aku juga," Kiri bergumam. Shikigami konon memang bisa disuruh baku-hantam dengan Iblis. Tapi entitas yang satu itu terkenal mengandalkan muslihat, bukan otot, yang berarti, kredibilitas Kiri tidak terlalu tinggi pula.

Indra tertawa canggung. "Tenang, aku juga nggak sebodoh itu, kok. Makanya aku meminta kasus yang... paling terkonsentrasi. Yang luasnya cuma satu ruangan."

"Satu ruangan?"

"UKS."

PREDATORWhere stories live. Discover now