Pintas

29 1 0
                                    

Aku berfikir untuk berhenti berfikir. Sejenak, dalam benak aku ingin kedamaian yang terukir. Aku tak fakir akan energi bahkan yang kupunyai besar bak nuklir. Waktu terus bergulir dan kita masih mengalir mengikuti arus air sambil tersenyum getir.

Sedikitpun tak berani melawan. Sepertinya mimpi yang ingin kita capai begitu jauh di atas awan. Sepertinya semua sangat mustahil untuk dilakukan. Sepertinya semua hanya jadi bulir kenangan yang pada akhirnya akan dilupakan.

Disini, dipojok bumi ini, aku pernah mendambakan dengan penuh harap. Bahwa meski dalam senyap, imajinasiku selalu siap. Aku dan gelap selalu berteman akrab. Lama sudah ku dalam lelap melahap dokumen harian yang seperti tak pernah habis kubalap.

Gemerlap bintang itu indah. Aku berfikir jika benar memang ada dunia lain selain bumi, aku pasti ingin pindah. Cukup sudah kubedah perjalanan panjangku hingga mengantarku sampai di titik pasrah. Wajahku menengadah membiarkannya untuk digeledah.

Tuhan, apakah engkau sudah lihat bahwa aku sama sekali tidak lelah? Tapi dapatkah aku sedikit mencuri maksud dari apa yang selama ini telah terjadi? Aku merendah diri di dalam ibadah mengaturkan bilah demi bilah lantunan kata dan berharap dijamah menjadi hal yang berfaedah. Tapi sudah aku tabah kadang aku merasa adakah yang kulakukan salah?

Aku tak mau berkilah. Hanya saja berlian tetangga sangat berkilau. Aku tak mau berulah. Hanya saja karir sebelah lebih hijau.

Bak cuaca yang kudapatkan hanya kemarau? Apa aku kurang bersyukur atau aku kurang memberikan yang terbaik?

Fikiranku kacau. Tekanan batinku tinggi, suaraku berubah parau. 

Aku mencari pintas.

Aku melanggar batas.

Aku sudah tak dapat lagi kembali.

Kuputuskan pergi. Kutinggalkan bumi agar dapat ku akhiri semua ini.

***

Scrabble, Pintas. 12 Desember 2018. 13:29 WIB.

Hak cipta dilindungi.

ScrabbleWhere stories live. Discover now