Tinggal

15 2 0
                                    

Ku melihat diriku sangat antusias dalam melintas batas. Hitam putih diatas kertas hanya sebatas berkas dan eksistensinya di dunia nyata pun tak begitu jelas.

Keinginanku sangat keras untuk menelisik lebih dalam, tapi tanpa berisik. Jadi aku hanya berbisik, meski tidak ada yang mendengarkan. Alasan klasik! Aku tak pernah banyak melakukan sesuatu karena banyak alasan yang membuatku sangat terusik.

Seperti penyidik aku membuat analisa forensik, tapi tak cukup akurat. Hanya membahas kulit-kulit nya saja dan tak pernah menelaah urat. Kau boleh bilang aku sekarat karena data-data yang kugunakan cacat dan tak memiliki obat. Tapi tak mampu ku melawan kodrat sebab aku akan tamat bila melanggar kekuasaan keramat sang penguasa keparat.

Teramat jelasnya harusnya kau bisa membaca. Bahwa aku telah berkaca menimbang neraca untuk meminta pertolongan atau menahan pedas kritikan bagai merica. Suasana hatiku berubah-ubah seperti cuaca. Sudah tak masalah bila akupun harus dicerca.

Aku harus tinggal biarkan saja aku jadi korbannya. Kau pergilah maju berdiri menjadi heronya. Tak usah banyak bertanya cukup lakukan apa yang kukatakan.  Lanjutkan perjuangan tanpa pemborosan dalam meloporkan tujuanmu yang sebenarnya.

Biarkan aku yang tertinggal disini untuk selamanya. Aku melakukan sebisanya, sebablah kaulah yang akan melanjutkan perjuangan seterusnya dan sepantasnya. Jangan hiraukan aku, bila kau harus menghadapi aku nanti, suarakan yang lantang bahwa kau lah pembawa kebenaran. Jangan pernah takut akan perperangan, pertikaian dan perselisihan. 

Sebab kita di dunia, akan terus seperti itu hingga dunia dibersihkan. Maka aku memilih untuk tinggal, memberikan informasi dari dalam hingga kepalaku dibegal oleh mu atau olehnya, aku tak punya banyak pilihan.

ScrabbleDonde viven las historias. Descúbrelo ahora