Hampa

14 1 0
                                    

Terusik ku oleh berisik yang tak bersimpati
Saat symphony ku mengalun asik dengan pasti
Back to basic aku terjegal dalam rongga waktu
Maka biarkan aku sejenak menyatu dengan sanubariku

Berjibaku dengan kosakata klasik dan kalimat-kalimat klise
Kau dan aku tau ini tidaklah mudah untuk lewati fase demi fase
Ku bersandar pada dinding etalase dan menerawang ke dalam dimensi lain
Jika kebebasan adalah hak esensi manusia, lalu kenapa kita masih saja bermain-main

Cukup dengan perhitungan eksponensial yang faktual
Sial, ini semua membuatku mual untuk mempermasalahkan rasial
Tindakan yang tidak konstektual dan berdasar pada material
Menciptakan imaji artifisial dan meremukkan fakta ala milenial

Hampa ku mungkin tak seperti jaman kolonial masih menjajah
Tergopoh-gopoh meneruskan informasi berjubah sejarah
Kamuflase dan pembohongan publik mengenai agenda berdarah
Yang kita tau kini semua sudah tak pentinglah

Kita telah terlalu fokus pada percepatan zaman
Maka tak heran bila pahlawan sudah banyak terabaikan
Halaman demi halaman kisah mereka tak lagi diminati
Bila ini terus berlangsung apa ini juga yang harus kita alami nanti?

Bila hatiku mati tolong ingat aku dalam memorimu
Kenang aku dengan segala memoir yang berporos pada ingatanmu
Dan abadikan aku melalui tiap jari-jemarimu
Jangan kotori aku dengan ketidakpedulianmu

Hujan telah berhenti sore tadi jadi malam ini aku tidak perlu kedinginan
Sisa-sisa mimpi itu masihlah lekat menjadi daftar keinginan
Kuharap suatu saat ada yang bersimpati memberikan keringanan
Atas jasa-jasa ku yang tak pernah ku minta pencitraan dan kelimpahan

Cukup lah aku tak kelaparan dan dapat menikmati hari tua ku
Mengenang masa lalu bersama teman-teman seperjuanganku
Mereka telah lebih dulu pergi menemui ajalnya
Maka disini aku masih berjuang hingga akhir hayatku mengirimkan doa pada-Nya

***

Scrabble, Hampa. 6 Januari 2019. 12:03 WIB.

Hak cipta dilindungi.

ScrabbleWhere stories live. Discover now