My Escape

3K 184 41
                                    

Pertama-tama mau minta maaf, niatnya mau unpublished 1 part 'Maaf' tapi kenapa malah jadi ke unpublished semua, karena ga enak kasi notif palsu jadi ngebut nulis part ini. Semoga suka

Haneda International Airport 16.05 PM

Setelah 8 jam perjalanan, akhirnya rombongan Shani dan Ayana mendarat di Jepang. Dengan muka kusut karena masih mengantuk mereka bergegas keluar dari pesawat untuk menunggu bagasi diikuti oleh Gracio yang sibuk mengutak-atik kameranya.

Jepang telah memasuki musim gugur, perkiraan cuaca menunjukkan suhu di Jepang 23 derajat Celsius sehingga Shani dan Ayana menggunakan pakaian yang tidak terlalu tebal, dan terkesan simple. Berbeda dengan Gracio yang mengenakan trench coat  warna gelap.

Tak dapat dipungkiri Gracio terlihat sangat keren dimata Shani dan Ayana, matanya yang tajam, hidung mancung, ditambah wajah tanpa senyumnya yang menimbulkan kesan misterius. Ayana mencuri-curi pandang ke arah Gracio yang terlihat cuek melangkah di garbarata.

"Gracio nyeremin deh Shan." Ayana membuka percakapan dengan Shani setelah memastikan jarak mereka telah jauh dari jangkauan pendengaran Gracio.

Shani tersenyum melihat seniornya yang memandang takut kearah Gracio. "Gak kok Kak Ayana, bawaannya emang sok cool gitu. Tapi orangnya baik kok."

"Ya baiknya sama kamu aja." Ayana memutar matanya malas, memilih membuat Instagram story yang mengabarkan bahwa dia sudah sampai di Jepang.

Shani sedikit memperepat langkahnya mengikuti Gracio yang sudah terlampau jauh, menunggu bagasi mereka yang sedang diturunkan. Shani memang sudah beberapa kali berinteraksi dengan Gracio, dan sudah mengetahui sifat dari anak kecil yang memiliki kemampuan fotografi diatas rata-rata ini. Seringnya mereka mengikuti kegiatan yang sama, bahkan terakhir kali mereka bersama adalah saat Shani meminta tolong untuk menjemputnya di apartemen Keenan.

Walau banyak teman-temannya yang tidak nyaman dengan sikap dingin Gracio, namun Shani malah menikmati karena lelaki itu tidak akan bertanya banyak hal seperti Eja , Wist, atau staf-staf JKT yang lain saat dirinya sedang banyak pikiran.

Gracio hanya akan menjawab ketika ditanya, melakukan apa yang diminta, dan sisanya mereka hanya berkomunikasi dengan mata. Sesimple itu. Dia bukan tipe orang yang mencari perhatian member, bersikap baik, atau mencari ketenaran di kalangan fans. Bahkan mungkin dalam sehari, kalimat yang keluar dari mulut Gracio tidak lebih dari 160 karakter seperti 1 pesan sms.

Ketika sampai di tempat pengambilan bagasi, Shani dan Ayana sudah mendapati bagasi mereka telah diturunkan dari conveyor belt oleh Gracio, dan tanpa membuang-buang waktu segera menuju ke Nippon Broadcasting System untuk menghadiri AKB48 All Night Nippon. Disana mereka akan mempromosikan sousenkyo JKT48 dan double single mereka.

Sebuah minivan telah menunggu mereka di pick up area Airport, dengan segera Gracio memasukkan koper mereka ke bagasi belakang.

"Gue di depan." Terdengar suara irit Gracio ketika Ayana hendak duduk di kursi penumpang bagian depan.

"Tapi gue lagi pusing belum sempet makan di pesawat, Gre.. Cio.. duh nama lo ribet amat. Intinya gue di depan ya ya ya" Ayana memasang tampang memelas agar Gracio mengizinkannya.

"Enggak, sana pindah." Gracio tetap kekeh

"Gamau! Lo dibelakang aja sama Shani."

"Engg-"

"Gee" Shani menyentuh lengan Gracio, berusaha berbicara lewat pandangan mata. Selama beberapa detik tidak ada yang memutuskan kontak mata diantara mereka."

"Oke" akhirnya Gracio mengalah dan masuk lebih dulu kedalam mobil, meninggalkan Shani yang diam diam tersenyum karena kata-katanya didengarkan.

"Kalo Shani aja langsung diturutin." Gracio dapat mendengar cibiran Ayana yang sama sekali tidak dia pedulikan. Dia sibuk membuka kaca jendela dan memotret pemandangan prefektur Tokyo, Shani melakukan hal yang sama. Memandang pohon-pohon perindang jalan yang mulai berubah warna menjadi kuning kecoklatan sebelum gugur.

Pacar Gue Member JKT48 [END]Where stories live. Discover now