the time has come

3.2K 202 91
                                    

Hari ini Shani dan Koko serta adiknya berencana akan berjalan-jalan ke Malioboro, karena sudah lama sejak terakhir kali Shani kesana. Selain itu Shani juga merindukan jajanan pasar yang dulu biasa dia beli.

"Kenapa sih Ci? Kok diem terus dari tadi?" Krishna heran melihat Kakaknya yang sudah pendiam menjadi tambah pendiam. Mereka saat ini tengah berkeliling Benteng Vredeburg, sekalian menambah koleksi foto Shani dan melatih skill fotografi Krishna.

"Kangen Vino?" Henri ikut bersuara

"Ih ga usah sebut nama dia aku males."

"Lah kenapa? Padahal Koko baru WA dia suruh samperin kesini."

"Serius? Ih aku lagi males ketemu dia. Suruh diem dirumah aja." Shani masih kesal dengan kejadian kemarin. Masih dendam.

"Denger kan Vin, yaudah mending balik aja-"

"itu Vino?" Henri hanya mengangguk. Dengan segera handphone Henri direbut oleh Shani.

"Kamu dimana?"

....

"Diem disana." Shani menyerahkan handphone Henri, mengacuhkan senyuman Henri dan Krishna yang tengah menggoda dirinya. "Ayo, Vino udah nunggu diluar."

Lelaki itu tengah sibuk mengabadikan aktivitas orang-orang di Malioboro saat lensanya menangkap sosok Shani melangkah mendekat ke arahnya bersama dengan Henri dan Krishna. Shani sangat cantik dengan dress hitam dan jaket coklat yang membalut tubuhnya. Rambutnya yang bagaikan duta shampoo tergerai indah menutupi leher jenjang gadis itu.

'Beruntung banget Gracio bisa ngeliat pemandangan ini setiap hari di viewfinder' Vino membatin. Pasti betah banget jadi fotografer JKT yang bisa sepuasnya memandangi member-member, tanpa perlu sembunyi-sembunyi karena sudah menjadi pekerjaannya.

Ketika tiba di tempatnya berdiri, Shani terlihat mengacuhkan Vino. Dia memilih berjalan terus meninggalkan Vino dan sodaranya. Ketiga lelaki itu hanya diam mengikuti kemana kaki Shani melangkah, dengan Henri berjalan disebelah Shani sedangkan Vino dan Krishna beberapa meter di belakang mereka, sibuk mendiskusikan masalah fotografi. Akhir-akhir ini Krishna memang sedang menekuni cinematography, dan sering berkonsultasi dengan Vino.

Melihat Shani yang seperti mengacuhkannya membuat Vino jadi tidak enak hati merasa mengganggu liburan Shani dan keluarga.

Shani sendiri sebenarnya tidak marah, hanya kesal saja. Dan gengsi jika memaafkan Vino padahal laki-laki itu hari ini tidak menyapanya duluan.

Drtt drttt
Vino is calling...

Layar handphonenya memperlihatkan nama Vino, setelah mengedarkan pandangan ke segala arah, Shani mendapati Vino sedang berdiri tidak jauh dari tempatnya duduk. Sedikit jauh dengan Krishna dan Henri.

"Halo Shan.."

"Hmmm.."

"Kamu masih marah ya?"

"You think?"

"Iya kayaknya masih marah. Maaf ya aku malah ikut join acara kamu sama sodaramu. Aku jadi ga enak sama mereka jadi diem-dieman gini."

Shani masih diam tidak bersuara. Membuat Vino bingung sendiri.

"Kalo gitu kamu lanjut aja jalan-jalannya sama Koko sama Adek ya, aku balik duluan."

"Berani aja." Akhirnya Shani bersuara Ya Tuhan

"Hah?"

"Berani aja kamu pulang. Makanya ga usah ngeselin. Udah tau aku lagi sensitif. Sini deketan, sama Krishna juga. Aku kesini kan minta difotoin kalian kok malah asik sendiri sih?"

Pacar Gue Member JKT48 [END]Where stories live. Discover now