Resort

152 16 0
                                    

#6

“Selamat pagi! Apa kalian tidur dengan nyenyak?” Ia selalu menanyakan pertanyaan yang sama tiap pagi semenjak kami tiba. Namun entah kenapa, pertanyaannya kali ini seperti memiliki maksud lain. Aku merasa sangat gugup, jadi Takumi yang menjawabnya.

“Ya, maaf kami terlambat bangun pagi ini.” Ia menepuk bahuku agar maju ke meja makan. Aku terkejut Takumi yang pemarah ternyata bisa bersikap setenang ini setelah apa yang terjadi pada kami. Ia mengatakan bahwa Shoji merasa tak enak badan sehingga tak bisa ikut makan bersama kami. Kemudian ia bertanya apakah Misaki bisa membawakan beberapa onigiri untuknya.

“Oh, tentu saja,” jawabnya dengan nada khawatir. “Jika ia sedang sakit, maka seharusnya ia beristirahat saja.”

Kami kemudian duduk tanpa membicarakan tentang Shoji lagi. Kami tak memikirkan hal lain selain berhenti dari tempat ini.

Selama aku makan, Makiko hanya tersenyum ke arahku. Misaki dan Ryuichi pasti juga merasakan sesuatu yang aneh, sebab mereka hanya menatap bolak-balik antara aku dan Makiko. Aku bertambah gugup, bahkan kadang tak mampu menggerakkan sumpitku. Di lain pihak, Takumi duduk dengan tenang dan menikmati makanannya.

Kami merasa tak nyaman, sehingga kami dengan cepat menghabiskan sarapan kami. Ketika kami selesai, kami kembali ke kamar untuk menjemput Shoji agar kami bertiga bisa segera berpamitan dengan Makiko.

Dalam perjalanan ke kamar, kami mendengarnya sedang berbicara. Tampaknya ia sedang menelepon seseorang. Takumi dan aku tak mau menganggunya, jadi kami duduk dan menunggunya hingga rampung.

“Ya, harus dilakukan hari ini.” Ia terdiam sejenak, menunggu jawaban dari orang yang diteleponnya. “Oh ... terima kasih ... ya ... ya .... aku akan menanyakannya ... terima kasih.” Kemudian ia menutup teleponnya.

Tampaknya ia sudah merencanakan untuk pergi ke suatu tempat setelah kami menyelesaikan urusan kami dengan penginapan ini. Takumi dan aku merasa tak enak menanyakan urusannya, jadi kami hanya mengajaknya ke ruang makan bersama-sama.

Misaki sedang bersih-bersih, tapi Makiko tak terlihat. Kemudian aku berpikir, apa ia sedang berada di lantai atas sekarang? Bayangan ia sedang membawa senampan makanan ke lantai dua muncul di benakku. Ia pasti menumpuk makanan yang baru ke atas makanan yang lama setiap hari. Lama-kelamaan ia membuat semacam gunung penuh sampah di sana.

Tapi kenapa? Apa tujuannya? Namun aku segera menghentikan pikiran itu. Satu-satunya yang penting sekarang adalah pergi dari tempat ini secepat mungkin. Ini saatnya mengucapkan selamat tinggal dan melupakan apapun yang kami alami kemarin. Aku harus melupakannya!

Takumi bertanya pada Misaki dimana Makiko berada.

“Oh, Makiko-san sedang menyirami tanaman. Beliau akan segera kembali ke sini.” Ia berpaling pada Shoji, “Aku akan membuat onigirinya, tolong tunggu sebentar ya.” Ia tersenyum dengan manis lalu pergi ke arah dapur.

Oh, Misaki yang cantik. Seandainya semua ini tak terjadi, sebenarnya aku ingin mengenalmu lebih jauh.

Kami menunggu Makiko kembali. Ketika ia tiba di ruangan, ia sepertinya sudah tahu ada sesuatu yang salah. Ia pun duduk dan menatap kami.

“Ada apa ini? Kenapa kalian berkumpul di sini?”

Aku menyiapkan diriku dan mulai berkata mewakili yang lain, “Bu, dapatkah kami berbicara sebentar dengan anda?”

Creepypasta (Mix & Original) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang