Surat Terakhir (Ori)

189 11 10
                                    

Jane memiliki teman semasa kecilnya di panti asuhan. Clarissa, namanya. Mereka sangat akrab, hingga suatu ketika, keduanya dipisahkan karena ada keluarga yang mengadopsi. Sebelum itu, mereka berjanji akan mengirim surat secara teratur.

Di musim dingin, surat-surat itu masih berdatangan. Jane sangat gembira membacanya. Clarissa bercerita, ia memiliki kamar sendiri, anjing lucu, dan buku-buku bacaan yang memang merupakan kegemarannya. Keluarga angkat Clarissa sangat menyayangi bocah itu. Selain itu, Clarissa juga memiliki seorang kakak perempuan, terpaut tiga tahun di atasnya.

Jane sangat bersyukur mengetahui keadaan sahabatnya itu baik-baik saja. Sampai suatu ketika, di musim panas, keluarganya harus pindah secara mendadak dikarenakan ayah dari ibu angkatnya meninggal. Jane sangat sedih karena tidak sempat memberitahu Clarissa. Namun, ia selalu mendoakan, semoga gadis itu baik-baik saja.

Tahun-tahun berlalu. Jane berduka mendengar Clarissa meninggal dunia, dari salah seorang teman satu pantinya dulu. Ia menyesal tidak mengetahui kabar Clarissa hingga akhirnya gadis itu meninggal, dan yang lebih menyedihkan, sahabatnya itu mati karena bunuh diri.

Jane hanya bisa mendatangi makam Clarissa, membawa bunga, dan mendoakan agar ia bahagia di peristirahatan terakhirnya.

Sepulangnya dari makam, Jane menyempatkan diri mengunjungi rumahnya dulu, dan sangat terkejut mendapati beberapa surat Clarissa berada dalam kotak surat di halaman. Ia membuka dan membaca satu per satu. Hingga akhirnya sampailah tangannya membuka surat terakhir yang Clarissa kirimkan.

"Hai, Jane. Bagaimana kabarmu? Kuharap kau baik-baik saja.

Kakakku, Annelise memberiku hadiah boneka beruang, sepulangnya dari rekreasi sekolah.

Selalu, dia membelikanku oleh-oleh setiap pulang dari tempat-tempat baru.

Berusaha membuatku senang, aku sangat bahagia mendapatkannya. Aku bersyukur mendapatkan keluarga yang menyayangiku.

Membunuh kesepian, setiap pagi hingga petang, orang tuaku bekerja, jadi kurasa aku tak terlalu merasakan hal itu karena ada Annelise.

Aku harap, suatu saat nanti kita akan bertemu lagi, Jane. Aku rindu menghabiskan waktu bersamamu.

Tolong, jangan pernah melupakanku. Meskipun kau sudah memiliki kehidupan yang lebih baik, kita akan selalu menjadi sahabat, bukan?

Aku akan menceritakan banyak hal lagi kepadamu. Bye, Jane!"

Jane mengernyit membaca lembaran kertas itu. Surat Clarissa ini sangat aneh. Susunan kalimat yang terkesan tidak pas, sangat bukan khas Clarissa. Jane curiga, jangan-jangan ini bukan surat gadis itu.

Masih dengan menatap kertas itu lekat, Jane membelalak. Air matanya mengalir deras kemudian.

Andai saja waktu bisa diputar.

Creepypasta (Mix & Original) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang