03: in you i see someone special.

956 180 18
                                    

bagian ini dibuat oleh mamanya dira-darius yeolbaeby :"Dd

bagian ini dibuat oleh mamanya dira-darius yeolbaeby :"Dd

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Namanya Diraditya. Sejak dulu, ia selalu menyukai semua orang tanpa terkecuali.

Kedua orangtuanya tidak pernah mengajarkan Dira kecil untuk membenci sesuatu. Bahkan ketika seorang teman berbuat nakal padanya, Papa dan Mama selalu meminta Dira untuk memaafkan kesalahan orang lain. Itulah yang membuatnya tumbuh menjadi anak yang disukai banyak orang. Tingkah lakunya santun, penurut, dan ramah pada siapapun tanpa terkecuali. Bahkan ketika adiknya Darius lahir dan Dira kehilangan hampir separuh perhatian orangtuanya, ia tidak pernah protes.

Ia tidak kenal dengan perasaan iri dan dengki. Papa dan Mama mengajarkan Dira untuk tidak memupuk kecemburuan terhadap adiknya. Hal itulah yang membuat Dira menyayangi Darius sejak anak lelaki itu lahir ke dunia. Mereka mengajarkan Dira untuk menunjukkan rasa sayangnya dengan cara yang paling mudah dipahami oleh anak usia lima tahun seperti dirinya.

"Dira sayang dek Darius, kan?" Mama menatap Dira sembari tersenyum, mengusap kepalanya selagi wanita itu menggendong Darius yang masih bayi. Anak lelaki itu mengangguk. "Kalau gitu cium dulu adeknya sini."

Dira mendekatkan wajah dengan patuh, menempelkan bibirnya ke pipi Darius yang memerah. Bayi mungil itu mengeliat pelan sebelum kembali tertidur, terlihat sama sekali tidak terganggu dengan ciuman yang diberikan Dira. Anak lelaki itu menatap adik bayinya dengan mata membulat sebelum menoleh pada sang ibu, sorot matanya penuh tanya.

"Mama, adek suka nggak Dira cium?"

Ibu Dira mengangguk sebelum terkekeh, "Suka banget."

"Oke," Dira kecil melompat kegirangan sambil tersenyum lebar hingga lesung pipi muncul di pipi tembamnya, "Mulai sekarang Dira mau sering-sering cium adek ya, Ma."

"Oke, Dira."

Sejak saat itu, Dira memberikan afeksi pada siapapun yang disukainya dengan cara seperti yang diajarkan sang ibu padanya.

.

.

.

Pertambahan usia memang mengubah banyak hal. Tubuh Dira yang semula pendek mulai bertambah tinggi, bahkan melebihi tinggi ibunya. Begitu pula dengan lemak bayi yang ada di pipi Dira perlahan mulai menghilang. Namun hal itu sama sekali tidak mengubah apa yang sudah menjadi kebiasaan pemuda itu dalam menunjukkan afeksi pada orang-orang di sekitarnya.

Darius adalah satu di antara beberapa orang yang tak pernah absen mendapatkan afeksinya, selain Papa dan Mama. Dira sudah menganggap afeksi yang ia berikan ini sebagai sebuah keharusan, sebagai bukti cintanya pada keluarga. Maka tidak mengherankan jika setiap pagi keluarga Ardhan bertukar kecupan di pipi sebelum berpisah jalan. Papa dan Mama menuju kantor masing-masing sembari mengantarkan Darius sekolah. Sementara Dira menuju ke arah sebaliknya, memacu motornya menuju sekolah.

[2/3] day by day.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang