16: but do you feel like a young god?

625 111 28
                                    

chapter ini dikerjakan keroyokan dengan yeolbaeby

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

chapter ini dikerjakan keroyokan dengan yeolbaeby

//

"Dir, kamu ngerasa aneh, nggak?"

"Apanya?"

"Abang Jingga, Dir. Kamu ngerasa Abang aneh nggak?"

Pegangannya pada jaket Dira mengerat saat jantung Fajar berdentum, mengantisipasi jawaban dari Dira. Semilir angin yang membelai wajahnya tidak membuatnya tenang sama sekali. Dari percakapan terakhir mereka sebelum Dira menuntunnya menuju parkir motor, Fajar menyaksikan gelagat aneh dari sang kakak. Seperti ada yang disembunyikan—tetapi apa? Ia tidak berani bertanya, tidak di saat suasana hati kakaknya tampak sedang gusar. Memang Jingga tidak pernah memarahinya atas apapun, tetapi tetap saja, Fajar cemas dan ketakutan. Takut bahwa ia melewati batas privasi sang kakak.

"Enggak." Tanpa sepengetahuan Fajar, kening Dira berkerut kebingungan. Seakan Fajar baru saja menanyakan mengapa ikan tidak dapat berjalan di daratan. "Kenapa, Jar?"

Jawaban Dira membuatnya mencoba menenangkan diri. Matanya beralih pada jalanan, pada orang-orang yang berlalu lalang, pada bangunan-bangunan yang tampak berlari karena laju motor Dira. Atau pada awan yang berarak lambat di sekitar mereka, dipayungi oleh lembayung senja. Atau apapun, untuk mengalihkan kepalanya dari pikiran buruk yang terlanjur bercokol di dalam kepala.

Mungkin hanya Fajar yang berlebihan. Mungkin hanya Fajar yang terlalu banyak berpikir dan berprasangka. Mungkin sebenarnya, tidak ada apa-apa yang terjadi pada kakaknya, tetapi pikirannya yang terlanjur mengembara tak tentu arah.

"Enggak, enggak apa-apa."

Mungkin semua itu hanya ada di dalam kepalanya.

.

.

.

'Lho? Bang Jingga ngapain di sini?'

Darius sedang menyusuri jalanan yang biasa menuju ke tempat les ketika ia melihat sosok tetangganya bersama beberapa pemuda tidak dikenal. Alis anak lelaki itu berkerut ketika menyadari bahwa raut wajah Jingga tidak terlihat ramah sama sekali saat berbicara dengan orang-orang itu. Rasa was-was yang perlahan menggerogotinya membuat Darius memutuskan untuk bersembunyi sembari mengamati kakak tetangganya dari kejauhan. Ia tidak melihat sosok Dira maupun Fajar di antara mereka. Firasat Darius mulai tidak enak, tetapi dengan cepat ia menepis perasaan itu. Ia sadar bahwa urusan Jingga bukan urusannya, jadi Darius tidak punya hak untuk ikut campur.

Meskipun ia sudah mengatakan hal itu pada dirinya sendiri, tetapi anak lelaki itu tetap mengamati Jingga diam-diam dari tempatnya bersembunyi. Kelihatannya mereka memang ada masalah. Dalam hati Darius mulai khawatir akan kemungkinan Jingga yang dikeroyok oleh gerombolan pemuda itu, membuat ujung-ujung jarinya berubah dingin karena takut. Namun ternyata gerombolan itu pada akhirnya pergi dari hadapan Jingga sehingga Darius bisa menghela napas lega.

[2/3] day by day.Where stories live. Discover now