Epilog

3.2K 219 5
                                    

"Tapi Jaem, kenapa? Bukan nya kamu sama Herin pacaran?"

Jaemin tersenyum mendengar pertanyaan dari Anra yang sekarang sudah resmi menjadi kekasihnya. Jaemin mentap matanya. Kini mereka berdua sedang berada di taman kota. Habis jogging bersama. Tangan nya terangkat menghapus keringat di dahi gadisnya.

"Kata siapa hmm? Suka bikin keputusan sepihak gitu.", ucap Jaemin.

Anra cemberut. Memajukan bibirnya seperti bebek. Menatap laki-laki yang sedang duduk di dekatnya ini, lalu kembali bertanya. "Jadi? Kalian itu apa? Coba ceritakan.",tanya Anra menuntut.

"Ingin tahu? Dasar beruang kecil!", ucap Jaemin mencubit kedua pipi Anra gemas.

"Aku hanya beruang kecil ayah! Bukan beruang kecil mu!", sanggah Anra.

"Baiklah beruang kecil ayah Park. Mau ku ceritakan atau tidak?", tanya Jaemin.

"Eung!", ucap Anra mengangguk.

Jaemin menarik nafas lalu membuangnya. "Herin itu masalalu ku. Dulu sewaktu masih smp, kita satu sekolah bahkan satu kelas. Jujur aku pernah suka padanya. Dulu kami berjanji untuk melanjutkan SMA di sekolah yang sama, tapi sebelum hari kelulusan tiba-tiba saja Herin menghilang bagaikan di telan bumi. Aku tidak tahu ia pergi kemana, sudah mencari kemana-mana tetap tidak ada, bertanya pada teman perempuan nya juga tidak tahu. Dan tiba-tiba saja satu bulan kebelakang Herin kembali. Ia menampakan diri di depan ku. Aku tidak percaya dia benar-benar kembali. Saat pertama melihatnya kembali ada rasa rindu yang amat memuncak, namun dibalik rasa rindu itu ada amarah yang sama memuncak.",

"Hey, harusnya kau senang Herin kembali, kenapa marah?", tanya Anra.

"Aku marah kepada Herin, karena ia pergi tanpa pamit dan tiba-tiba saja kembali. Tapi setelah ia menceritakan semua yang terjadi, aku jadi memakluminya.", jawab Jaemin.

Anra menganggukan kepalanya mengerti. Lalu tiba-tiba wajahnya sedikit menegang dan ada rasa canggung disana saat Anra akan mengucapkan sesuatu. Bahkan Ia sampai berdehem untuk menghilangkan rasa gugup nya. "Umm.. Jaem, soal kau dan Herin di tangga menuju rooftop..."

Jaemin mengamati lawan bicaranya. Terlihat sedang menunggu lanjutan kata yang akan di ucapkan gadisnya.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Ahh.. Lupakan.", lanjut Anra memalingkan wajahnya ke arah berlawanan dari Jaemin.

Jaemin memasang raut wajah kecewa. Kenapa harus di lupakan? Padahal dari tadi Jaemin sudah penasaran dengan pertanyaan Anra. Kalau benar-benar ingin di tanyakan, tanyakan saja. Jangan di pendam, karena di pendam itu tak enak.

Jaemin menangkup pipi Anra menggunakan kedua tangan nya yang besar. Matanya menatap mata sang gadis sayu. Senyuman terplester di bibirnya. Sang gadis dibuat kaget oleh perbuatan mendadak nya. Membuat pipi nya merah merona seperti cherry dan jantungnya yang berdetak hebat. Bahaya sekali jika si gadis mentap kembali mata laki-laki di depan nya ini. Bisa-bisa gunung merapi di dalam dirinya akan meledak.


Jangan jatuh ㅡNa Jaemin ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang