FOUR

23.8K 1.2K 8
                                    

Galang sudah beberapa kali mengetuk pintu kamar Caramel, tapi tetap belum ada jawaban dari sang pemilik kamar. Galang mengumpat saat melihat jam di tangannya telah menunjukkan pukul 06.20, ia bisa telat ke sekolah hanya karena membangunkan adiknya yang super menyebalkan itu.

"Bukan salah gue dan nggak usah marah-marah sama gue kalo sekarang gue masuk ke kamar lo tanpa ijin." Galang membuka pintu kamar Caramel dengan kasar.

Melihat Caramel yang masih berteman dengan selimut membuat Galang harus segera berteriak di telinga gadis itu sekarang juga.

Tapi begitu Galang mendekati Caramel tidak sengaja tangannya menyentuh pergelangan tangan Caramel yang terasa panas, kemudian Galang beralih menyentuh kening Caramel yang ternyata suhu panasnya lebih tinggi.

Rasa kesal Galang seketika hilang lenyap tergantikan oleh rasa khawatir pada adik satu-satunya itu.

Galang mengelus lembut rambut Caramel.
"Cara, bangun.. Are you okay?" tanya Galang dengan raut wajah khawatir yang terlihat jelas.

Caramel menggeliat tak nyaman dan sedikit membuka matanya, menatap Galang sebentar lalu kembali memejamkan matanya.

Galang menghembuskan nafasnya lelah seraya memperhatikan seluruh penjuru kamar Caramel, dan ia baru menyadari bahwa terdapat satu bungkus rokok dan beberapa kaleng minuman bersoda yang sudah tidak ada isinya lagi tergeletak di atas karpet berbulu milik Caramel.

Galang sudah dapat memastikan bahwa itulah penyebab kenapa sekarang suhu tubuh Caramel meningkat, ditambah lagi kemarin Caramel memang sama sekali belum memakan apapun.

"Bisa nggak sih, sekali aja lo denger omongan gue? Gue nggak mau lo sakit, Caramel.." lirih Galang.

Galang kemudian berjalan kearah balkon kamar Caramel untuk menelpon seseorang.

"Halo?"

"Bisa nggak lo kesini?"

"Ya iyalah ke rumah gue."

"Jagain Cara bentar aja sampe gue pulang, gue nggak tega ninggalin dia sendiri, tapi gue juga nggak bisa ninggalin pelajaran di sekolah."

"Nggak ada, pembantu gue lagi pulkam."

"Kalo lagi dibutuhin selalu aja nggak bisa, kecewa gue sama lo."

Galang tertawa saat mendengar umpatan dari lawan bicaranya.
"Ya udah buruan, gue udah telat nih!"

Galang kembali masuk ke dalam kamar Caramel lalu duduk di sebelahnya.

"Ra bangun yuk, sarapan dulu abis itu lo minum obat. Kali ini lo gue ijinin nggak sekolah, tapi lo harus sarapan sama minum obat ya," ucap Galang namun Caramel tetap saja diam.

"Gue tau lo denger omongan gue. Yaudah kalo emang nggak mau bangun sekarang gapapa, gue berangkat sekolah dulu ya." Galang mengusap kepala Caramel lalu berjalan keluar.

Galang segera membuka pintu rumahnya ketika ia mendengar suara bel rumahnya berbunyi.

"Langsung masuk aja, dia ada di kamarnya. Masih tidur deh kayaknya," ucap Galang.

Malvin memandang Galang malas.
"Kenapa harus gue sih? Kan masih ada Arvin sama Dony."

"Kalo gue nyuruh mereka berdua buat jagain Cara, bisa-bisa Cara malah diapa-apain lagi sama mereka," jawab Galang.

"Bisa aja gue juga apa-apain ade lo, kan lo tau gue musuhan sama dia," ucap Malvin.

"Justru karena lo musuhan sama Caramel jadi gue yakin lo nggak bakal grepe-grepein dia kan?" tanya Galang sambil tertawa.
"Oh iya, kalo mau apa-apa bikin aja, anggap ini rumah lo sendiri," lanjutnya.

Caramelحيث تعيش القصص. اكتشف الآن