FIVE

22.3K 1.1K 4
                                    

Caramel membuka matanya perlahan dan merasakan pusing di kepalanya sudah mulai mereda. Jam di dinding kamarnya telah menunjukkan pukul 06.50 malam.

Caramel mengubah posisinya menjadi duduk, lalu pandangan matanya langsung tertuju pada secarik kertas dan obat serta satu pack permen disampingnya. Caramel meraih kertas itu dan membacanya.

nanti abis makan lo minum lagi obatnya dan ini ada permen lo bisa makan kalo lo ga tahan sama rasa pait obatnya. ganti baju lo pake baju yang hangat!

-malvin

Tanpa sadar kedua sudut bibir Caramel tertarik keatas. Ia lalu mengambil satu bungkus permen berbentuk beruang yang diberikan Malvin.

"Iih lucu," gumamnya.

Caramel meraih ponselnya yang berada disebelah bantal dan mulai berselfie-selfie ria dengan permen itu.

Galang melangkah masuk mendekati Caramel yang sedang tengkurap ditempat tidur sambil asik memainkan ponselnya.

"Lo itu beneran sakit atau nggak sih?" tanya Galang tiba-tiba.

Caramel mendengus sebal karena ucapan Galang yang tiba-tiba itu sedikit membuatnya terkejut.

"Lo nggak tau tata cara masuk kedalam kamar orang dengan sopan ya?" sindir Caramel.

"Ya kan gue pikir lo masih tidur," jawab Galang.

Caramel hanya memutar bola matanya malas.

Galang melirik ponsel Caramel yang sedang menampilkan foto-foto hasil jepretannya tadi.

"Permen sama obat dari siapa, Ra?" tanya Galang pura-pura tidak tau.

"Malvin," jawab Caramel sambil terus fokus dengan ponsel yang digenggamnya.

Galang tersenyum jahil.
"Hmm, gimana? Seneng nggak seharian dijagain sama dia?"

"Biasa aja."

"Biasa aja ya, tapi kok sampe minta disuapin makan, terus pas sakit manjanya udah bukan sama gue lagi tapi sama Malvin." Galang tergelak karena ucapannya sendiri.

"Iihh, rese deh lo!" Caramel langsung bangkit kemudian memukul-mukul badan Galang dengan brutal.

"Aduh, aduh, duh nggak sakit," Galang terus tertawa kencang.

"Tau ah, gue kesel sama lo!" Caramel memalingkan wajahnya seraya melipat kedua tangannya didepan dada.

"Alay lo, gitu aja ngambek," ejek Galang dengan sisa tawanya.

"Udah, ayo cepet makan. Gue nggak mau kalo sampe lo sakit lagi," ucap Galang sambil menarik tangan Caramel.

"Nggak mau! Biarin aja gue sakit!"

"Yeeh, itu sih maunya lo biar bisa manja-manja lagi sama Malvin," ledek Galang, ia berusaha menahan tawanya agar tidak pecah kembali.

Caramel menatap Galang tajam.
"Gue bener-bener marah sama lo, Lang! Cepet keluar dari kamar gue!!" seru Caramel.

"Nggak usah sok marah gitu ke gue, Sabtu besok gue mau ajak lo ke supermarket sama tempat makan, lo boleh beli semua yang lo suka."
Galang tau, makanan adalah satu-satunya kelemahan Caramel disaat seperti ini.

CaramelWhere stories live. Discover now