2nd - Sweet or Sweat Night?

2.4K 254 8
                                    

Be sure you're not under 18th

"...Tae?" suara berat mulai terdengar dari semulanya samar. "Tae? Sayang?" Pandangan yang gelap kini mulai terang walau masih berkabut. Aku memegang kepalaku yang terasa sangat sakit.

"Ternyata aku masih hidup." kataku sambil memandangi sosok yang kini menunduk diatas wajahku. Wajahnya terlihat sangat cemas. "Aku masih hidup, Kook..." Aku memegang tangannya yang berada dipipiku. "Siapa yang membawaku pulang?"

Jungkook masih terdiam memandangiku cemas. "Tadi tubuhmu sangat pucat, biru hampir seperti mayat yang beberapa hari lalu kutemukan." Tangannya bergerak mengelus pipiku yang terasa dingin. Tangannya mengalirkan rasa hangat hingga ke dada, membuatku tersenyum. "Jimin menemukanmu."

Kulirik jam di dinding. Sudah jam sepuluh pagi. "Aku harus kerja." Tangan Jungkook yang lebih berotot daripada tubuhku, menahan kuat pergerakanku agar tidak bangun. "Kook, ada yang harus kulaporkan."

"Tidak. Ini sudah malam. Kau-"

"Malam?" Aku terkejut saat Jungkook mengangguk. Mataku melihat kearah jendela, tidak ada cahaya sedikitpun selain cahaya lampu.

Jungkook tertawa kecil sambil menyisir rambutku. "Kau pingsan seharian." aku menghembuskan nafas. Makhluk bayangan hitam itu membuatku berbaring seharian, padahal aku harus melapor tentang bayangan hitam itu walau tidak ada yang akan percaya. "Sekarang kau sudah merasa baik?"

Aku mengangguk lemah. Tubuhku merasa baik, hanya kecewa karena aku tidak diperbolehkan pergi malam ini untuk melapor.

"Akh-! Jung-ah! Jungkook.... Jangan...." Kaus hitamku terangkat hingga leher. Hembusan nafas hangat menjalar dari dada hingga pusar. Tepat pada pusar, kecupan lembut diberikan oleh Jungkook. "...Kook... Hentikan."

"Malam sakral, kau ingat? Kau yang menamai malam itu." Jungkook terkekeh, menatapku dengan matanya yang berkilat nafsu. Seperti yang kuduga, malam ini nafsunya meledak setelah ditabung seharian penuh.

Kini seluruh pakaianku entah ada dimana. Hanya udara dingin dari pendingin udara yang kurasakan. "Jungkook~" gerakan menggeliat mungkin pilihan yang salah. Karena mata berbinar Jungkook menandakan bahwa dirinya semakin tertarik untuk menyiksaku.

Jungkook bangkit meninggalkanku dan kembali dengan benda mengerikan yang baru pertama kali kulihat secara langsung. Aku biasanya hanya melihat benda itu dari video-video yang kutonton bersama Jungkook -dan berujung desahan nyata.

"K-kook- Kumohon, jangan- ahh..." jemari panjangnya berada tepat didepan pintu masuk ku. Sedangkan kepalanya mengusak pada ceruk leherku sambil meniup tanpa menciumnya, membuatku frustasi.

Rasa panas mulai membakar. Aku terus-terusan berteriak frustasi saat jarinya hanya mengelus lubang dibawah sana tanpa memasukkan jarinya satu senti pun, bahkan milikku juga tidak disentuh.

Kepalanya turun berhadapan dengan dadaku -masih dengan kegiatan tiup-meniupnya. Terus turun hingga berhadapan dengan kejantananku yang semakin berdiri setiap tiupan nafas Jungkook menerpa kulit. Kepalanya semakin menurun, nafas hangatnya ikut menurun hingga tempat dimana dia akan memompa miliknya dengan sangat-sangat kuat nantinya.

Aku mengerang frustasi. Rasa hangat dibawah sana menjalar dan semakin panas sampai pada otakku. Kakiku hanya menendang-nendang udara. Sepertinya tanganku terlalu keras menjambak rambut dibawahku ini.

Jungkook menegakkan tubuhnya, memandangku yang menatapnya sayu. Tatapan kami bertemu, tapi ekspresi kami berbeda jauh. Jungkook berkilat nafsu dan siap menggagahiku kapan saja, walau tidak akan secepat itu. Sedangkan aku lemah, deru nafasku lebih cepat dari sebelumnya. Semua tubuhku terasa panas, padahal udara diruangan tidak pengap.

Another [KookV] (On Hold Dulu Yaaa 😭😭😭)Où les histoires vivent. Découvrez maintenant