7th - New Comer

1.3K 202 9
                                    

Kedatangan tak terduga dari orang yang tak diduga.

Lima bulan berlalu tak pernah cukup bagi Taehyung untuk melupakan malam itu. Malam dimana Jungkook mati didepan matanya sendiri, mati karena dirinya, mati karena pria yang kini dengan santainya bersalaman dengan semua orang dikantor selain pada Jimin dan Taehyung yang akan menjadi mentornya.

"Kau kenal? Dari mana? Dari mana kau kenal dia? Dari mana kau kenal pembunuh itu?"

Dan yang lebih membuat Taehyung terkejut, ternyata Jimin mengenal orang ini.

"T-tid—"

"Jangan menyangkalnya!"

Semua atensi teralih pada keduanya. "Ada apa, sunbae-nim? Maaf, aku belum bersalaman pada kalian lebih dulu. Namaku Bogum, Umurku 30 tahun. Semoga kalian menerimaku, sunba—"

"Jangan panggil aku itu! Kau lebih tua dariku, bahkan Seokjin-nim." Taehyung menatap tajam pada Bogum yang tadi memandangnya ramah berubah menjadi datar. "Yang harus kutanyakan sekarang, aku harus memanggilmu apa?" Bogum ingin bersuara, tapi tersela, "Bukan-bukan! Bukan nama sialmu! Tapi—"

"Diam atau kau mati."

Lidahnya kelu, seperti ada yang menahannya agar tidak berbicara. Sekarang Taehyung mengerti. Jelas Taehyung mengerti semua misteri ini berada ditangan siapa. "Taehyung-ssi, bukan? Kau akan menjadi mentorku selama beberapa bulan kedepan. Tenang saja, ditempat lamaku aku juga termasuk kedalam detektif yang cerdik, sama seperti kawan lamamu, bukan?"

Taehyung tidak bisa berbicara apa-apa selain mengatakannya lewat mata yang merah dan berair. Sungguh, jika saja ia bisa bicara sekarang, ia akan berteriak dan bertanya dimana tubuh Jungkook. Taehyung hampir lupa dengan orang ini. Harusnya ia tahu bahwa sudah pasti dia yang mencuri tubuh Jungkook.

"Mohon kerja samanya, tuan-tuan." senyuman terakhir ia berikan pada Taehyung, dan berakhir pada Jimin, lama mereka saling tatap, namun akhirnya terputus setelah Jimin mengalihkan perhatiannya pada Taehyung yang berlari keluar.

"Taehyung!" Jimin mengejar dengan kaki pendeknya. "Taehyung-ah! Tunggu!" Taehyung masuk kedalam jalur evakuasi, menaiki tangga menuju loteng.

Terik matahari yang sebenarnya tidak terlalu panas, hanya membuat Taehyung menyipitkan matanya karena sinar yang terlalu terang. Mata sipitnya sedikit merah dan berair—sudah sangat berair hingga ujung dagunya.

"Taeh—"

"Bagaimana kau kenal dia?" Jimin tak menjawab. "Kenapa? Kau salah satu dari mereka?"

"Me-mereka?" Jimin bingung dengan pertanyaan yang dilontarkan padanya. "Dia seniorku dulu di akademi, setelah dia lulus, dia ditempatkan dikepolisian Busan, dan... Dan dia salah satu orang yang suka menindasku dulu."

Berdasarkan cerita yang Taehyung dapat dari Jimin, pria itu memang sering ditindas saat di akademi nya dulu hingga dia bilang orang yang menindasnya lulus, dia baru hidup tenang hingga sekarang.

Jadi, orang itu penindas Jimin dimasa akademi nya dulu? Jadi, makhluk seperti mereka benar-benar mendedikasikan dirinya sebagai detektif disaat dirinya sendiri pembunuh agar skenario pembunuhannya bisa mereka atur sendiri? Entah apa alasan mereka membunuh manusia, tapi itu licik sekali.

Emosi Taehyung akhirnya mereda, matanya sudah berhenti berair. "O-oh.. B-begitu?" Jimin mengangguk mantap untuk meyakinkan. "Maaf..."

"Kenapa?"

"Karena menuduhmu."

Tawa kecil Jimin membuat Taehyung mengangkat kepalanya yang semula tunduk. "Kenapa kau begitu tak suka melihat kedatangannya?" Jimin menarik lembut Taehyung untuk duduk bersandar pada tembok dan berteduh dibawahnya, karena sinarnya terlalu terang hingga membuat mereka tidak bisa melihat.

Another [KookV] (On Hold Dulu Yaaa 😭😭😭)Where stories live. Discover now