4th - Piece of Body

1.6K 227 50
                                    

"Tae! Aku mendapatkan alamat tersangka! Mau menyelidikinya? Tapi aku tidak tahu dia masih tinggal didaerah sana atau tidak, aku hanya tahu dari orang-orang yang pernah kenal dengan orang ini saja." Aku baru saja datang dan sudah disuguhi sambutan paling manis dari si pendek, Jimin.

Sudah tiga hari aku melepas kasus rumit di lorong, tiga hari Jungkook yang menyelidiki kasus itu juga belum menghasilkan sesuatu yang baik, namun disana juga belum terdengar ada pembunuhan. Dan selama tiga hari aku juga sedang menyelidiki kasus lain- yang tidak lebih rumit dari kasus lorong itu.

Tiga hari ini aku juga cemas soal Jungkook. Dia selama tiga hari terlihat lebih sering melamun, mungkin terlalu pusing dengan kasus ini, dan mungkin juga dia sudah menemukan tulisan berukir itu dan sependapat denganku tentang hubungan antara tulisan itu dengan pembunuhan itu. Aku tidak begitu tahu kemajuan apa yang Jungkook dapat.

Kami jarang membicarakan masing-masing kasus kami jika sedang berdua maupun sedang bersama teman lain. Hanya beberapa waktu saja membicarakannya jika kasus itu berhubungan dengan kami berdua.

"Dimana?" aku menghampiri Jimin, duduk dikursi sebelahnya dan memutar kursi menghadapnya. "Apa ada alamat lain yang mungkin ditempati sipembunuh juga?" Jimin menggeleng lemah. "Baiklah. Ayo kita kesana!" Aku bangkit dengan semangat dan jalan lebih dulu keluar dari ruangan dengan Jimin yang ikut dibelakangku.

Ruangan kerja kami masih terasa sunyi karena ini masih sangat pagi. Didalam masih banyak yang belum datang dan ada juga yang tidur di meja kerjanya masing-masing.

Jungkook tidak ada disana. Sama sepertiku sebelumnya, dia juga tiga hari ini banyak bergadang untuk menyelidiki kegiatan malam dilorong. Jika ada pembunuhan terjadi pagi ini, Jungkook pasti akan mengalami hal yang sama denganku. Dia pasti akan heran dengan perbedaan apa yang dia lihat langsung dengan yang di monitor.

Saat aku keluar dari kantor, langit masih sama seperti saat aku baru datang tadi, sedikit gelap. "Kau yang memandu jalan, Jim." Aku mempersilakan Jimin untuk jalan lebih dulu.

Dia berjalan lebih dulu, lalu menghentikan langkahnya saat sudah berjalan dua meter. "Tae..." jarinya menunjuk kearah mobil- bukan, kearah Jungkook dengan rekan-rekannya serta banyak polisi mengikutinya.

Ada beberapa polisi membawa tubuh yang masih bisa menggerakkan kepalanya, bertanya-tanya tentang apa yang terjadi. Dan sedangkan Jungkook dengan dua polisi lainnya sedang memegangi pria dengan hoodie hitam, sama dengan yang aku lihat dilayar.

Langkahku membelok menuju Jungkook yang sedang menuntun pria dengan hoodie hitam itu. "Jungkook, ini..."

"Pembunuh yang dua bulan lebih ini meneror lorong." Aku berhenti melangkah.

Tidak percaya bahwa pembunuhnya ini benar-benar manusia. Tidak, pembunuhnya bukan manusia. Pasti ada yang salah. "Tapi-"

"Dia sudah tertangkap, Taehyung. Sudah, jangan dipikirkan lagi, dan jangan berurusan lagi dengan lorong itu." Jungkook berjalan mendahuluiku menuntun pria yang diduga sebagai pembunuh.

Jimin kini disebelahku. "Akhirnya pembunuhnya tertangkap." Aku mengangguk ragu, tidak yakin jika itulah pembunuhnya. "Sehebat itukah Jungkook? Kita mencari selama dua bulan, sedangkan Jungkook hanya butuh tiga hari untuk menangkapnya."

"Kita pergi nanti siang saja, Jim. Aku ingin memastikan sesuatu." Aku sudah berlari kedalam kantor lagi dan menuju ruang interogasi.

Sebelum sampai disana, aku sudah melihat Kepala Polisi Kim sedang berjalan cepat menuju arah yang sama denganku. Mengetahui itu, aku memelankan langkahku. Dia terlihat begitu serius dengan wajah tegasnya.

Aku mengikuti dibelakang berjarak tujuh meter darinya. Dia memasuki ruang pengawas disebelah ruang interogasi, tujuan yang sama denganku. Aku tetap masuk kedalam tidak perduli dengan keberadaan Kim Seokjin ini.

Another [KookV] (On Hold Dulu Yaaa 😭😭😭)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang