8th - Jimin

1.3K 199 44
                                    

Tempatnya gelap, langitnya gelap, jalanan beraspal kosong dan sepi, pohon-pohon bergerak kencang seakan ada badai padahal yang dirasakan Taehyung hanya aura panas tanpa angin kencang. Dari segala arah, suara desisan terdengar.

"S-siapapun, apa ada orang?" Taehyung melangkah dengan kakinya yang bergetar hebat.

Dunia apa ini? Apa ini tempat asal Jungkook?

Taehyung terus melangkah tanpa tahu kemana sebenarnya ia harus pergi. Ia tidak yakin ada tempat aman. Sesekali ia menoleh kebelakang, kosong melompong diseluruh jalan lebar ini.

Diujung terlihat sebuah cahaya-tidak hanya satu, tapi banyak. Semakin Taehyung berjalan kearahnya, semakin banyak cahaya seperti kunang-kunang. Namun semakin Taehyung dekat dengan cahaya itu, yang ia lihat bukanlah ribuan ekor kunang-kunang melainkan lampu-lampu dari rumah warga. Ini perdesaan.

"Kau sedang apa?" seseorang dari belakang bertanya, membuat Taehyung membalikkan tubuhnya kaget. "Kenapa kau mengendap-endap seperti itu?" Pria dengan rambut hitam legam dan mata sipit menatap Taehyung dengan curiga.

"A-aku... tidak tahu." Taehyung bergetar hebat melihat pria yang kini mengambang dari aspal sekitar tiga puluh senti.

Pria itu tadinya mengira bahwa Taehyung memang pendek, tapi saat melihat kearah kaki Taehyung, "Kau manusia?" dengan ragu Taehyung mengangguk. "Bagaimana? Bagaimana bisa manusia datang kesini? Kau-"

"Ada apa Yoongi-ya?" suara wanita yang terdengar seperti sudah tua dari sebuah rumah yang Taehyung belakangi menginterupsi pembicaraan.

Taehyung yang mengenal suara itu walau sudah lewat lama sekali, lantas ia menoleh. "K-kau?!" mata Taehyung langsung melihat kaki dari Nenek itu. "Ada apa dengan dunia ini sebenarnya?"

"Kau masuklah." Pria yang dipanggil Yoongi menarik Taehyung untuk masuk ke rumah dimana Nenek itu berdiri didepannya. Namun Taehyung dengan cepat melepas tarikan Yoongi ditangannya. "Kau tidak bisa diluar sini. Kami warga biasa tidak bahaya, tapi keluarga kerajaan yang memiliki garis keturunan dengan kekuatan mengalir pada darah merekalah yang berbahaya. Kau tidak bisa diluar saja kalau mau hidup."

Taehyung diam mencerna maksud dari pria yang dilihat dari postur tubuhnya, sebenarnya pendek. "Apa maksudmu?"

"Sudah kubilang, masuk dulu." kali ini Taehyung menurut dan ikut saat Yoongi menarik Taehyung untuk masuk kedalam rumah yang besarnya tidak seberapa.

Kini Taehyung sudah duduk dengan hangat disofa tua yang jika bergerak sedikit akan terdengar suara derik per dan karet dari dalam sofa. Rumah yang hanya diterangi oleh lampu berwarna oranye membuat kesan sunyi semakin pekat. Terlebih sepinya diluar sana hanya ada suara angin dan jangkrik mengiringi detak jantung Taehyung yang tidak bisa dikontrol.

"N-nenek. Kau nenek itu, iya kan?" Taehyung menatap nenek tua dihadapannya dengan mata bergetar dan berair menahan takut. Perutnya sudah mual ingin mengeluarkan seluruh kegugupannya dalam bentuk muntahan. Rasanya Taehyung ingin menangis mengingat ia satu-satunya manusia disini.

"Bagaimana kabar lorong itu?"

"Kau- kalian ini sebenarnya apa?!" Taehyung menjawab dengan pertanyaan balik. Suaranya bergetar diakhir.

Pria yang tadi dipanggil Yoongi itu menatap Taehyung tidak suka. "Bisa kau lebih sopan? Bukannya manusia disana disekolahkan? Apa disekolahmu didunia manusia sana tidak diajarkan sopan-santun?" Taehyung langsung saja duduk semakin kepinggir dengan ditatapnya oleh pria itu.

Sunyi untuk beberapa menit. Waktu disini sama seperti dunia dimana Taehyung seharusnya. Hanya saja, disini selalu gelap-atau memang perbedaan waktu 12 jam yang membuat perbedaan hanya pada siang dan malamnya saja.

Another [KookV] (On Hold Dulu Yaaa 😭😭😭)Where stories live. Discover now