9th - Wall

1.3K 187 40
                                    

"Kumohon bawa aku kesana." Taehyung memohon pada Yoongi yang sebenarnya sudah jengah. Selama berjam-jam manusia ini tidak hentinya memohon untuk dipulangkan kedunianya, dunia para manusia tinggal.

Nenek Jimin tidak tahu apa yang terjadi dan terus bertanya pada kedua pemuda itu, namun mereka tidak berani menjawab. "Sebenarnya kalian ini kenapa?" keduanya tetap diam.

Tidak menjawab Neneknya, Yoongi segera masuk kedalam kamarnya. Ia lelah mendengarkan manusia satu-satunya dirumah ini terus saja merengek untuk dibawa ke dunianya; padahal manusia itu tahu kalau dirinya tidak bisa melakukan hal seperti yang Jimin beserta rasnya lakukan.

Yoongi yang melihat hal buruk didepannya tentang Jimin, juga bingung harus melakukan apa. Sedangkan Taehyung terus mengeluh ingin bertemu Jimin-yang belum juga kembali ke dunianya ini setelah terakhir kalinya ia datang untuk mengecek kondisi Taehyung saat pertama kali pria itu datang kesini.

Taehyung tidak bisa diam disini. Ia nekat pergi keluar dari rumah itu. Ia tidak bisa membiarkan temannya melakukan hal buruk. Tidak.

Namun seseorang telah menarik tangannya. "Kau tidak bisa pergi begitu saja!" Pria yang tampak seumuran dengannya walau umur sudah seribu tahun lebih, membentak Taehyung hinggu suaranya meluas terbawa angin ditengah gelap.

"Kenapa?! Kau ingin membiarkan saudaramu menjadi makhluk jahat?!" Taehyung tidak mau kalah. Suara berat mereka menjadi yang paling mencolok ditempat sesunyi ini, tiga-lima warga keluar dari rumah mereka untuk melihat.

Yoongi yang menyadari situasi tidak baik, walau memang mereka tidak jahat dan berbahaya, tetap saja akan buruk jadinya jika mereka tahu ada manusia didunia ini.

Sambil mendekatkan kepalanya pada telinga Taehyung, "Kubilang padamu, kau tidak bisa pergi begitu saja." Taehyung masih berpegang teguh pada niatnya untuk mencari sesuatu yang dirinya sendiri tidak tahu apa yang ia cari. Tembok berukir itu mungkin?

Dengan segala kekuatannya, Taehyung berusaha menarik tangannya dari cengkraman Yoongi. Padahal tangan Yoongi tidak lebar atau bahkan gemuk. Tangannya lebih kecil dari Taehyung tapi kekuatannya lebih besar dari Taehyung.

Dan dengan begitu, Yoongi menarik Taehyung untuk kembali kedalam rumahnya. "Jimin pasti melakukan itu dengan alasan." Taehyung bersungut-sungut sambil membanting tubuh diatas sofa berdecit. "Aku kenal Jimin dari lahir."

"Tapi kau tidak tahu kalau kalian beda."

Yoongi memutar bola matanya, "Itu perkara beda." Ia ikut duduk disebelah Taehyung. "Sebelumnya, ceritakan dulu apa yang sebenarnya terjadi."

Dengan sangat amat malas, Taehyung melirik Yoongi yang juga menatapnya datar seperti bukan orang yang sedang penasaran akan suatu hal. "Kau sering ke dunia manusia, kan? Kau pulang pergi lewat lorong itu, kan? Kau pasti tahu tentang pembunuhan ditempat itu."

Yoongi tidak mengkonfirmasi dalam bentuk apapun; kecuali bertanya balik, "Lalu apa maksudmu?"

Taehyung menjelaskan seluruh ingatannya tentang malam dimana dirinya berjaga didekat lorong, tentang dirinya yang menemukan ukiran aneh itu, tentang dirinya bertemu sosok hitam berkabut yang ternyata adalah kekasihnya sendiri, bersambung dimana Jungkook bertemu Bogum, lalu Taehyung menjeda, berat untuk mengingat malam itu.

"Malam itu Jungkook mati ditangan pria brengsek yang baru kuduga dia keluarga kerajaan, yang artinya orang itu membunuh dua saudaranya."

"Dua?"

"Iya. Satu orang lagi kutemukan dirumah tua saat kasus besar terjadi." Yoongi meminta untuk Taehyung kembali melanjutkan cerita. "Namun hanya beberapa jam setelah kematian Jungkook dan satunya lagi, tubuh mereka hilang."

Another [KookV] (On Hold Dulu Yaaa 😭😭😭)Where stories live. Discover now