two

12.7K 1.9K 137
                                    

uks kosong, sepi sekali

Rất tiếc! Hình ảnh này không tuân theo hướng dẫn nội dung. Để tiếp tục đăng tải, vui lòng xóa hoặc tải lên một hình ảnh khác.

uks kosong, sepi sekali.

kepala jisung terasa sangat berat. dia tidak yakin bisa mengikuti pelajaran setelah jam istirahat berakhir. niatnya kesini karena ingin mencari obat untuk meredakan sakit yang dia rasakan.

sayangnya uks kosong. tidak ada petugas yang berjaga dan jisung tidak cukup mengerti obat apa yang mesti dia minum untuk meredakan sakitnya, jadi dia memilih berbaring di atas kasur sempit dalam salah satu bilik di uks alih-alih mengambil obat.

sementara itu chenle sudah berdiri tepat di depan pintu uks, memutar pelan knop pintunya. dia tidak langsung masuk melainkan menyembulkan kepalanya terlebih dahulu, mengecek kondisi uks.

sepi.

chenle membiarkan lebih banyak bagian tubuhnya masuk ke dalam uks. setelah menutup pelan pintu di belakangnya, chenle berjalan pelan menuju salah satu bilik.

kosong.

chenle beralih menuju bilik lain dan tidak menemukan jisung di sana. hingga akhirnya sampai pada bilik paling ujung chenle menemukan tubuh kurus jisung tertidur meringkuk seperti janin.

helaan napas keluar dari dua bilah bibir chenle. tangannya terangkat guna mengusap peluh di dahi juga leher jisung setelah sebelumnya mengambil sapu tangan yang biasa dia bawa.

suhu tubuh jisung sedikit tinggi, bocah ini juga kelihatan resah dalam tidurnya. chenle jadi merasa sedih. dipijatnya pelan kening teman sebangkunya itu. chenle mengelus pelan kerutan di dahi jisung hingga mengendur.

meskipun jisung dingin, chenle menyayanginya sama seperti rasa sayang chenle pada haechan hyung yang notabenenya adalah tetangga juga teman mainnya sejak kecil. padahal belum genap setahun chenle mengenal jisung.

ngomong-omong melihat jisung tertidur membuat chenle mengantuk. chenle menguap, mengusap sudut matanya yang berair lalu menarik sebuah kursi untuk dia duduki.

chenle mulai menyamankan posisi, kedua tangannya dia lipat di atas ranjang sempit itu, tepat di samping jisung.

"cepat sembuh jisungie," kata chenle sebelum mengistirahatkan kepalanya di atas lipatan lengan yang dia buat.

sekitar setengah jam kemudian jisung terjaga merasakan sapuan nafas hangat yang menerpa wajahnya. jisung mengerjap beberapa kali kemudian menemukan wajah chenle berada tepat di depan wajahnya. sangat dekat bahkan hidung mereka nyaris menempel.

jisung spontan menarik kepalanya ke belakang. dia terlalu kaget sampai tidak sanggup berbicara.

pergerakan kecil jisung sepertinya mengusik tidur chenle. remaja laki-laki yang mempunyai tawa melengking seperti lumba-lumba itu membenarkan posisi duduknya.

"kau sudah bangun, eoh." kata chenle setelah mengucek kelopak matanya. masih mengantuk, tapi dia ingin memastikan kondisi jisung. "bagaimana? apa kau merasa baikan?"

jisung menghela napas.

"apa yang kau lakukan di sini?" bukannya menjawab jisung malah balik bertanya dengan nada datar seperti biasa.

bibir chenle mengerucut.

"menemanimu lah! apalagi memang?" dumel chenle. "apa-apaan pertanyaan itu, harusnya kau berterimakasih!"

alis jisung berkedut. "aku tidak meminta ditemani."

"ish!" chenle mencubit perut jisung hingga si korban memekik sakit.

"yakk!"

"rasakan!" chenle menjulurkan lidah. "kau benar-benar menyebalkan jisung-ssi!"

jisung memutar bola matanya. sambil mengusap bekas cubitan chenle dia beranjak ingin turun dari ranjang.

"kau mau kemana?"

sama seperti pertanyaan sebelumnya, chenle kembali terabaikan. jisung sibuk memakai sepatu tanpa menganggap keberadaan chenle.

"sudah jam segini, pasti kelas yoon-seongsaenim sudah di mulai. kata chenle membuntuti jisung yang berjalan meninggalkan uks.

lagi-lagi jisung mengabaikannya.

bukan chenle namanya kalau menyerah begitu saja.

"ah kau mau pulang ya jisung-ah?" tanya chenle setelah berbelok di ujung koridor menuju ruang guru.

jisung memejamkan matanya sekali. dia memang sudah merasa lebih baik, tapi tetap saja tidak cukup baik untuk melanjutkan aktivitas belajar di sekolah.

ditambah keberadaan chenle membuatnya merasa makin pusing. sepertinya chenle sangat berbakat dalam hal ikut campur dan mengganggu ketenangan orang lain.

jisung memijat pelipisnya. padahal beberapa saat yang lalu dia sudah merasa agak baikan. kenapa kepalanya malah makin pusing.

"kalau begitu kau tunggu di sini saja ok." chenle menahan langkah jisung di depan ruang guru, kedua tangan mungilnya bertengger di pundak jisung membuat yang lebih tua mesti mendongak untuk menatap wajah sayu itu.

"kau hanya perlu duduk manis, biar aku yang mengurus surat ijin dan mengambilkan tasmu. mengerti?"

jisung menyingkirkan tangan chenle dari atas pundaknya. dia sedang malas berdebat dengan pemuda asal china itu. jadi dia menurut kali ini. bukan berarti jisung menerima dengan senang hati apa yang chenle lakukan, dia hanya terlalu malas dan tak punya cukup tenaga untuk menyanggah.

tidak lama. mungkin tidak sampai seperempat jam dari kepergian chenle, jisung kembali menemukan teman sebangkunya kembali sambil mengulurkan tas miliknya.

"ayo, aku sudah memesankan taksi untukmu."

"terima kasih." gumam jisung pelan. bagaimanapun chenle sudah membantunya. jisung bukanlah bocah kurang ajar yang tak tau terima kasih. terlepas dari ketidaksukaannya pada chenle.

senyuman merekah di wajah chenle. "sama-sama."

lalu mereka berjalan menuju gerbang, chenle mengantar dan menemani jisung sampai taksi yang di pesan datang.

"tak apa kan kau pulang sendiri?"

jisung sudah masuk ke dalam taksi yang duduk dan bersandar lemah pada kursi penumpang.

"hm."

wajah chenle nampak sedih.

"ugh, aku ingin sekali menemanimu tapi nenek sihir itu tidak memberiku dispensasi!" dumel chenle. yang dimaksud chenle nenek sihir adalah guru bahasa korea yang tengah mengajar kelasnya. "ah masa bodoh!"

pintu taksi yang tertutup itu kembali terbuka. chenle masuk dan duduk di samping jisung.

"kenapa kau masuk?" tanya jisung lemas. kepalanya makin berat ditambah rasa sakit pada tenggorokannya sangat mengganggunya.

"aku tidak mungkin tega membiarkanmu pulang sendirian bodoh!" hardik chenle. "sekarang katakan dimana kau tinggal, aku harus memastikan kau sampai rumah dengan selamat."

kenapa kau peduli?

[PG-15] crazy in love | chensung ✔Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ