four

10K 1.7K 254
                                    

"all the little thing that annoyed you so much are the thing you'll miss the most when they're gone

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"all the little thing that annoyed you so much are the thing you'll miss the most when they're gone."

[...]

bus penuh sesak, sudah menjadi hal lumrah di jam-jam sibuk seperti sekarang.

jisung beruntung mendapatkan tempat duduk di dekat jendela dalam barisan sebelah kiri nomer tiga dari kursi supir. jadi dia bisa mengistirahatkan sejenak tubuhnya yang belum benar-benar fit sambil mendengar lagu dalam playlist favoritnya.

kursi di sampingnya diisi oleh pekerja kantoran yang nampak sibuk dengan ponsel. saat jisung meliriknya sekilas dari papan nama yang orang itu pakai tertulis nama moon taeil.

jisung kembali mengalihkan seluruh perhatiannya pada jalanan. ketika bus berhenti di lampu merah dan lagu yang dia dengar berganti menjadi wet the bet-nya christ brown ft ludacris bola matanya bergulir ke mobil sport keluaran terbaru yang berhenti tepat di samping bus.

di dalam mobil itu ada chenle bersama seorang pria dalam balutan tuxedo hitam. chenle dengan bibir mengerucut terlihat bosan, jarinya mengetuk-ngetuk dashboard.

entah kenapa mata jisung malah terpaku di sana.

jantungnya berdebar-debar.

apa yang terjadi?!

saat chenle menoleh dan mata mereka bertemu, ada yang berbeda dengan ekspresi di wajah chenle. jika biasanya pemuda asal china itu akan melemparkan senyuman bodoh sambil melambaikan tangan, yang jisung dapat malah tatapan tajam sedingin es.

dalam beberapa detik mereka hanya saling tatap, menyelami kedalaman mata masing-masing sebelum chenle mengalihkan pandangan.

jisung mengernyit akan apa yang dia rasakan. jarinya bergerak menganti lagu yang terputar. tapi matanya sama sekali tak berpaling dari sosok pemuda yang lebih tua darinya dua bulan itu.

lagu berganti.

secret - taeyeon.

holy sh--

tunggu, kenapa jisung ingin mengumpat?

dan kenapa dia tiba-tiba melepas earphone yang menyumpal telinganya?

apa karena kilasan awal pertemuan pertamanya dengan chenle terputar di kepalanya?

atau senyuman kelewat lebar yang selalu bertengger di wajah chenle?

kejadian semacam itu tidak hanya terjadi sekali.

maksudnya perasaan 'menyebalkan' yang jisung rasakan, juga penyebab munculnya perasaan asing itu.

di sekolah chenle mengabaikannya, tidak sepenuhnya mengabaikan. chenle masih berbicara padanya tapi hanya jika berurusan dengan pelajaran karena bagaimanapun mereka duduk sebangku.

lalu saat bel istirahat berdering chenle yang entah sejak kapan sudah membereskan buku-buku dan alat tulis miliknya dengan terburu-buru keluar kelas tanpa mengajaknya pergi ke kantin bersama seperti hari-hari sebelumnya.

jisung berusaha menganggapnya angin lalu. mengabaikan lagi perasaan asing yang dia rasakan sama dengan saat pertama kali dalam hari itu chenle mengabaikannya.

pikir jisung setidaknya begini lebih baik. padahal jisung kira chenle akan memberondongnya dengan pertanyaan-pertanyaan seputar kejadian kemarin. tentang apa yang dia lakukan di bengkel alih-alih langsung pulang ke rumah.

pun kalau chenle bertanya jisung juga akan tetap tutup mulut. dia tidak mau teman-temannya mengetahui kondisinya sekarang. jisung tidak mau membuat mereka khawatir, terlebih jaemin.

pemuda keluarga na itu pasti akan membawanya tinggal bersama. jisung tahu betul betapa besar jaemin peduli padanya, jaemin anak tunggal dan dia sudah menganggap jisung seperti adiknya sendiri.

jisung mengernyit. kali ini bukan karena chenle. melainkan tidak suka akan gagasannya sendiri tentang dianggap adik oleh jaemin.

"jisung-ah," suara lembut jaemin menyentak jisung dari lamunannya. dia mendongak menatap jaemin yang duduk di hadapannya.

"kau bertengkar ya dengan chenle?"

sebelah alis jisung terangkat. "kenapa hyung bisa berpikir seperti itu?" jisung balik bertanya, ngomong-omong sekarang mereka berdua sedang berada di kantin sekolah.

hanya berdua karena jeno dan mark ada urusan dengan klub sepak bola yang mereka ikuti, terpaksa melewatkan makan siang. sementara haechan menemani chenle yang memilih makan roti di taman dekat lapangan basket.

"chenle tidak mau bergabung dengan kita."

jisung mengangkat bahu. "mungkin dia memang sedang tidak ingin makan di sini."

padahal jisung juga bertanya-tanya di dalan hati kenapa chenle tidak makan di kantin sekolah saat tahu menu yang disediakan makanan favoritnya.

mata jaemin memincing. mencoba mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi dengan membaca air muka yang lebih muda.

namun ekspresi jisung yang kelewat tenang dan santai membuat jaemin menghembuskan napas dengan berat.

dia tidak menemukan apapun.

tapi jisung menemukan jawaban atas pertanyaan terakhir di dalam kepalanya.

saat kembali ke kelas, dia berjalan melewati salah satu koridor yang membuatnya bisa melihat langsung taman kecil yang nampak rindang di bawah payungan pohon-pohon tua. ada yang tingginya sampai lantai dua sekolah.

namun bukan pohon-pohon itu yang menarik atensinya.

chenle.

jisung melihat chenle di sana, duduk di salah satu bangku semen dengan kotak bekal di pangkuannya.

tidak ada haechan. chenle bersama pemuda dalam balutan seragam basket yang tengah tertawa melengking sambil bertepuk tangan. lesung pipi pemuda itu terlihat sangat indah saat dia tersenyum. chenle juga ikut tertawa, tak kalah melengking dengan tawa pemuda bongsor itu.

tunggu....

sejak kapan chenle akrab dengan guanlin?

[PG-15] crazy in love | chensung ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang