eight

9.4K 1.5K 222
                                    

satu bulan berlalu, tidak banyak yang berubah

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

satu bulan berlalu, tidak banyak yang berubah. chenle dan jisung tetaplah teman, hanya teman tidak lebih. pun meski chenle mengatakan kalau dia menyukai jisung, yang lebih muda tidak pernah merespon.

mereka masih sering bergandengan tangan diam-diam di bawah meja kantin, atau pulang bersama dengan catatan jisung mengantar si tuan muda sampai mansion megahnya maka mr jakson tidak perlu khawatir.

hal-hal rutin seperti pelukan perpisahan atau ciuman singkat sudah menjadi hal yang biasa. sekali lagi chenle berpikir, apa teman memang seperti itu?

meskipun kadang chenle menolak jika ciuman jisung terlalu menuntut. terlalu memabukkan, chenle takut mereka melewati batas. tetap saja pemuda zhong tidak kuasa untuk menolak hal-hal manis lainnya. karena jujur, chenle juga menyukai setiap afeksi yang jisung berikan.

"chenle, kau tidak mau pulang?" tanya jisung pada pemuda yang telungkup di atas kasur sempitnya.

sekarang sudah pukul lima sore dan chenle malah asyik membaca komik di kamarnya. bukannya bermaksud mengusir, jisung hanya takut chenle dalam masalah jika tidak segera pulang.

pemilik tawa lumba-lumba memutar kepala ke belakang. memberikan jisung tatapan tajam tapi malah terlihat menggemaskan bagi yang lebih muda.

"kau mengusirku?" sayangnya chenle berpikiran yang sebaliknya.

jisung mengangkat bahu.

"jika kau mau berlama-lama di sini aku tidak melarang. pastikan saja tidak membuat kau dalam masalah."

"iya-iya." dengus chenle. "lama-lama kau cerewet sekali jisung-ah."

jisung tidak menggubris, tangannya menggantung handuk basah di luar jendela. ada semacam balkon kecil tempat menaruh jemuran di sana.

"kau mau mandi?" tanya jisung tiba-tiba.

"nanti saja di rumah."

"dasar jorok."

mata chenle memincing sebal. dia bangun dari posisi telungkupnya kemudian melempar komik yang dia baca tadi asal. hampir mengenai wajah tampan jisung kalau saja yang lebih muda tidak gesit menghindar.

"pinjami aku baju kalau begitu!"

jisung terkikik. mengambil kaos santai dan celana pendek dari lemari untuk diberikan pada chenle.

"sementara kau mandi, aku akan keluar sebentar untuk membeli makanan. kau mau sesuatu?"

"tidak. terserah kau saja, aku pemakan segala."

jisung menahan tawanya. "ya, kau memang pemakan segala, hyung."

padahal maksud chenle hanya tidak mau merepotkan yang lebih muda. lama-lama sikap jisung semakin menyebalkan saja.

mata chenle melotot sebal.

jisung makin gemas. entah kenapa chenle selalu bertambah menggemaskan setiap harinya. lihatlah pipi bulat itu, jisung jadi ingat bakpao pemberian winwin hyung (salah satu pelanggan tetap di bengkel taeyong). dua hari yang lalu pria china itu datang untuk servis bulanan seperti biasa.

jisung jadi ingin memakannya...

brak

imajinasi jisung buyar. dia sempat terlonjak, kaget akan suara bantingan pintu kamar mandi yang cukup keras. mengerjap dua kali, chenle sudah menghilang. itu artinya pemuda manis yang usianya terpaut dua bulan dari jisung sudah masuk ke dalam kamar mandi.

tapi tunggu...

mulut jisung menganga melihat engsel pintu kamar mandinya lepas.

"JISUNG MAAFKAN AKU!"

chenle keluar dari kamar mandi padahal belum ada lima detik dia masuk ke dalamnya.

"aku benar-benar tidak sengaja. sungguh." mata chenle memerah, selaput bening muncul dalam kilatan rasa bersalah si bungsu keluarga zhong itu.

jisung tidak marah. jangankan marah, kesal saja tidak dia rasakan. pasalnya chenle terlihat makin manis dengan wajah memerah menahan tangis. mana tega jisung memarahinya. meskipun nantinya dia akan dimarahi habis-habisan kalau sampai tuan rumah tahu, jisung bisa mengatasi taeyong nanti.

tapi tidak ada salahnya kan sedikit mengerjai chenle?

tidak seru kalau jisung mengatakan tidak apa-apa atau kalimat penenang lainnya. bocah kelebihan kalsium kita masih ingin melihat ekspresi menggemaskan chenle sedikit lebih lama.

"taeyong hyung pasti marah besar." kata jisung dingin, ekspresinya datar. mengingatkan chenle pada awal hubungan mereka yang kurang baik. "kenapa sih menutup pintu keras-keras? tidak bisakah kau sedikit lebih lembut?"

wajah chenle makin merah. air mata mulai bergerumun turun. jisung menjerit dalam hati.

imutnya!

jari-jari kecil chenle mengusap lelehan air mata di wajah. dia mulai tersedu.

"aku tadi sebal karena kau menggodaku! mana aku tahu kalau engsel pintunya akan rusak jika aku menutup terlalu keras!"

"jika kau kesal padaku jangan melampiaskan pada benda mati yang tak bersalah seperti pintu itu."

suara dingin jisung yang sebenarnya hanya akting membuat tangis chenle makin kencang.

"aku sangat kesal padamu! ji-jika rasa kesalku itu dimasukan ke dalam balon udara, balon itu pasti sudah meledak karena tidak muat menampung rasa kesalku, hiks." pandangan chenle kabur, sepenuhnya tertutup air mata. sampai chenle tidak menyadari kalau jisung sudah berdiri dihadapannya.

napas chenle putus-putus, jisung jadi merasa bersalah pada anak itu. padahal niatnya hanya main-main.

"hyung."

tangan jisung yang terulur untuk menggapai wajah chenle ditepis oleh yang lebih tua. hati jisung mencelos.

"a-aku," chenle tersedak dalam tangisnya, meskipun tangisannya seperti bocah tk, berantakan, jujur dia benar-benar terluka. "memang tidak seperti jaemin hyung yang pintar memasak, tidak juga seperti pacar lucas hyung yang lemah lembut--

"hei, sudah, kau bicara apa sih?" jisung mencoba menghentikan chenle yang sepertinya mulai melantur.

chenle menggeleng. masih saja menangis sesenggukan sampai bibirnya bergetar.

"aku tau kau tidak menyukaiku jisung-ah!" chenle menjerit. "aku kesal sekali setiap kau memperlakukanku seolah-olah kau menyukaiku padahal tidak." ada jeda dalam kalimat menyerupai rengekan itu keluar. "lebih kesal lagi pada diriku sendiri yang selalu tutup mata, mengabaikan fakta itu dan berpikir kau punya perasaan yang sama."

jisung meraup wajah chenle dalam telapak tangannya yang besar. membingkai wajah manis itu. gurat sedih muncul di wajah yang lebih tinggi.

"maaf, aku tidak bermaksud membuatmu terluka." kata jisung pelan.

chenle tidak lagi menolak sentuhannya. mungkin karena tenaga pemuda itu sudah terkuras karena menangis terlalu keras. jisung mengusap lelehan air mata di wajah chenle. menyibak poni yang basah karena keringat dan menyematkan ciuman manis di kening.

"dulu aku pikir aku akan sangat senang jika nantinya bisa dekat denganmu. dan ... ya, aku memang bahagia. tapi jisung-ah." chenle mendongak, mata sembabnya bertemu dengan iris tajam itu. "rasa senang yang kurasakan mungkin terlalu besar sampai dadaku sesak." meremat kemeja yang masih melekat di bagian dada, chenle menatap jisung dengan sorot terluka.

"kurasa aku tidak hanya sekedar menyukaimu."

jantung jisung berdebar penuh antisipasi.

"aku mencintaimu."

-

niatnya mau kubikin end di chapter ini ;) tapi entah kenapa plotnya belok setelah mendapat ide mendadak gara-gara engsel pintu kamar mandiku copot 😂

[PG-15] crazy in love | chensung ✔Where stories live. Discover now