six

10.8K 1.6K 775
                                    

"ayahku membawa pulang jalang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"ayahku membawa pulang jalang."

hah? apa?! kuping chenle tidak bermasalah bukan?

jisung menatap chenle tanpa ekspresi.

"awalnya kami sangat bahagia--aku akan punya adik perempuan--kami sudah menyiapkan nama yang cantik, haesung, begitu hasil usgnya keluar--tapi karena suatu insiden kami kehilangan haesung.

ibu tidak bisa menerima itu. dia benar-benar terpukul dan mulai meracau dan melukai dirinya sendiri.

kau lihat ini." jisung membuka tiga kancing teratas kemeja sekolahnya, menyingkap kain itu hanya untuk menunjuk bekas luka sayatan sepanjang 5 cm di bawah tulang selangka.

"aku hanya pergi sebentar untuk membeli sarapan. saat aku kembali, aku melihat ibuku--" mata chenle memanas, ia tahu darimana asal bekas luka itu.

jisung menjeda, mendongak dengan tujuan menghentikan desakan cairan panas yang berlomba-lomba untuk keluar. namun sia-sia, setetes liquid bening meluncur dari pelupuk matanya. "ibuku berniat bunuh diri dengan pisau buah."

"aku memang berhasil menghentikannya hari itu meski mendapat luka ini..." jisung mengusap bekas lukanya. "tapi kejadian seperti itu tidak hanya sekali. berkali-kali aku menemukan ibuku melakukan percobaan bunuh diri. singkat cerita, ibuku benar-benar depresi."

susah payah chenle menelan ludah. tenggorokannya tercekat seakan ada batu besar yang menyumbat di sana.

jisung memejamkan mata.

"lalu... bajingan itu--membawa ibuku ke rumah sakit jiwa." jisung tertawa sumbang. jelas bukan tawa bahagia, hanya rasa sakit yang chenle lihat di sana. "aku marah, tentu saja." chenle menyentuh pipi tirus jisung, mengusap jejak air mata yang mulai bergerumun turun menghiasi wajah itu.

"tidak sampai seminggu setelah ibu di bawa ke tempat sialan itu, dia--" jisung tercekat.

"jisung-ah," chenle menyela. jari-jari kecilnya terus mengusap jejak air mata sepanjang wajah jisung. sorot matanya sendu saat berhadapan dengan sepasang iris kelam jisung. "jika kau butuh sandaran, kau bisa datang padaku."

"terima kasih sudah peduli padaku. tapi aku tidak mau merepotkanmu, aku--bisa mengurus diriku sendiri."

chenle menghembuskan napasnya. "apa kau mulai hidup mandiri sekarang?"

jisung mengangguk, dia sudah mulai tenang. "aku bekerja di bengkel yang kita datangi kemarin." cerita jisung sambil mengancingi kembali seragamnya. "pemiliknya juga memberi aku tumpangan di sana."

[PG-15] crazy in love | chensung ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang