Part 11

3.8K 484 49
                                    

Happy Reading^^

Happy Reading^^

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

#Author pov.

Jimin telah bersiap dengan tuxedo berwarna putihnya, berdiri di depan semua orang yang datang untuk menjadi saksi pernikahannya. Dimana hanya ada orangtua Kang Seulgi serta rekan-rekan kerjanya.

Kedua orangtua Jimin berada di luar negeri dan tak sempat di beritahu karena pernikahan ini benar-benar dadakan, ia akan membawa Seulgi pada kedua orangtuanya apabila ada waktu yang memungkinkan.

Sementara itu Seulgi mulai melangkah dengan menggandeng tangan sang ayah menuju ke arah Jimin, ia tampak gugup karena kebanyakan orang yang menyaksikan adalah orang yang tak ia kenal, kebanyakan dari pihak Park Jimin.

Keduanya menghentikan langkahnya di hadapan Park Jimin, kemudian tuan Kang menyerahkan tangan Seulgi pada namja bermarga Park itu. "Aku menyerahkan semua tanggung jawabku padamu, jagalah putriku dan sayangi dia seumur hidupmu."

"Ne, abeonim." timpal Jimin sembari tersenyum kemudian membawa Seulgi untuk menghadap pendeta yang akan menikahkan mereka, membantu keduanya mengucapkan janji suci pernikahan.

Keduanya mengucapkan janji suci tersebut di hadapan semua orang hingga keduanya di nyatakan telah resmi menikah, merubah marga Seulgi menjadi Park.

Park Seulgi.

Jimin mengambil cincin yang tersemat di jari kelingkingnya lalu melingkarkannya di jari manis Seulgi yang telah resmi menyandang nyonya Park, ia kemudian mendekat guna memberikan sebuah kecupan pertama sebagai suami-istri.

Seulgi terlalu gugup hingga menjauhkan wajahnya dari namja Park kala namja itu berusaha untuk mencapai bibirnya. "Bisakah kita melakukannya nanti saja?"

"Tidak bisa!"







Cuphhh

Kedua mata Seulgi terbuka perlahan setelah benda kenyal milik Jimin mendarat sekilas di atas bibirnya, sekarang ia bisa melihat namja itu yang tengah tersenyum pada semua undangan.

"Kau siap untuk melempar bunganya?" tanyanya menyadarkanku, sudah saatnya sebuket bunga dalam genggamanku ini di lempar ke orang-orang yang hadir di sini.

Aku mengangguk kemudian mengikuti arahan Jimin untuk membalikkan badan, ia meraih kedua tanganku yang tengah menggenggam sebuket bunga untuk di genggam juga olehnya.

"Oke, hana..dul...shett...."

Dalam hitungan ketiga kami melempar bunga itu bersama-sama hingga orang-orang di belakang kami berebut untuk mendapatkannya.

Wedding Dress (M) Proses RevisiWhere stories live. Discover now