Chapter 16 - Eye for An Eye

1.6K 240 12
                                    

Ibu dan Olga langsung menghampiri Eugenia yang masih berteriak sambil menutup mata kirinya dengan kedua tangan. Ia menangis kesakitan. Darah mengalir dari mata yang itu membuat kami semua panik.

Tanpa bertanya, Ibu langsung meraup si bungsu dalam pelukan dan berlari keluar menuju barak pengobatan yang didirikan di rumah Raquel. Olga masih di sini bersama Sean dan aku untuk membangunkan Mr. Grecell. Syukurlah ia tidak mati kena hantaman. Napas dan denyut nadinya  ada.

Kami mengguncang-guncangkan tubuh Mr. Grecell sambil memanggil namanya. Satu menit berlalu, dua menit tak ada respon, tetapi di menit ketiga keluar erangan lirih dari mulutnya. Aku mengeluarkan napas lega, tak sadar telah menahannya selama ini.

"Ann?" panggilnya ketika sadar. "Apa yang terjadi?"

"Hanya tentara yang menghantamkan perisainya ke kepala Anda. Semua baik-baik saja, Anda baik-baik saja," kataku menenangkan. Tidak hanya untuk Mr. Grecell, tetapi untuk diriku sendiri juga.

Pria itu membekap mulutnya. "Perutku rasanya mual." Dan Mr. Grecell berpaling ke samping untuk memuntahkan sarapannya.

Aku menatap Mr. Grecell prihatin. "Anda harus segera kembali ke rumah Raquel agar Zirnitra dan Ione dapat memeriksa Anda. Kuharap ada rumah sakit di sini sehingga Anda bisa ditangani dokter ahli bukannya dua orang penyihir. Anda bisa berdiri?"

Mr. Grecell mengangguk. Ia menggunakan bahuku sebagai tumpuan dan tanganku menahan sikunya. Ia bisa jatuh kalau tak kupegang saat ia terhuyung ke belakang.

"Ayo, Olga. Tugas kita sudah selesai. Omong-omong, di mana Nyonya Sveta dan Eugenia?"

Aku menjawab pelan. "Eugenia mengalami kecelakaan. Ibu langsung membawanya pergi ke rumah Raquel tadi."

Kepala pria itu langsung bergerak tak tentu arah yang kuartikan sebagai gelengan. "Oh, tidak!" serunya sedih. "Itu semua salahku. Seharusnya aku tidak mendorong Eugenia terlalu keras."

"Tidak, tidak, itu bukan salah Anda. Justru kami harus berterima kasih karena Anda telah menyelamatkan Eugenia. Jika tidak, mungkin ia sudah tewas sekarang karena tengkorak yang remuk," balasku. "Apa Anda bisa berjalan?"

"Kurasa, ya."

Mr. Grecell melangkah keluar dapur dengan sempoyongan. Aku menahannya di salah satu sisi dan Sean membantuku menahan berat Mr. Grecell di sisi yang lain.

"Aku bisa membawanya ke rumah Raquel jika ia sudah tak mampu berjalan, tenang saja," ucap Olga. Namun, aku masih tetap khawatir walau aku tak meragukan kemampuan Olga membawa beban satu pria dewasa pulang .

Setelah memastikan mereka semua selamat sampai di luar istana, aku langsung meminta Sean menemaniku ke ruangan Koslov untuk melihat apakah benar ada ruang rahasia di sana tempat Tatiana disembunyikan. "Bantu aku," kataku yang membuat Sean langsung mengekor naik ke ruangan yang sempat kami masuki dulu.

Sampai di sana kuketuk setiap inci dinding untuk mendengarkan apakah ada bagian yang terdengar kosong atau tidak. Ternyata tidak ada yang kosong sehingga teoriku akan ruangan rahasia gagal. Semoga Sean Ivanovich dan Anastasia lebih beruntung.

Sean dan aku memutuskan untuk membantu Ayah, Dimetric, dan Lev di ruang rapat. Aku tidak tahu apakah aku benar-benar akan membantu atau menjadi beban bagi mereka, tetapi coba saja. Paling tidak tambahan dua orang berarti sesuatu.
Pemuda itu menyerahkan dua buah belati yang didapatnya dari ikat pinggang tentara yang ia lumpuhkan di dapur tadi. Aku sedikit ragu menerimanya.

"Aku tak bisa bertarung," keluhku.
Sean tetap mengangsurkan belati-belati itu dan mengangkat bahu.

"Seorang amatir melawan dengan liar, tetapi gerakan profesional mudah diprediksi. Itu kata-kata yang pernah kubaca di internet. Bawa saja untuk membela diri. Barangkali mungkin kau harus menyelamatkan aku."

Hiraeth (COMPLETED)Where stories live. Discover now