Baby...
1 November 2015...Makan malam di rumah merayakan ulang tahunku yang ke 20. Barbeque-an di halaman belakang. Semua sahabatku datang. Begitupun keluarga Mama Lala.
"Daddy, liburan ke Bali-nya boleh, kan?" tanyaku penuh harap.
"Boleh. Tapi hanya satu malam ya."
"Terimakasih Daddy!" memeluknya.
"Kakak enak banget sih, liburan terus. Pinky nggak diajak." Kata Mama menggendong Pinky.
"Nanti kalo Pinky Sweet udah besar, kakak ajak ya!" balasku.
"Oh ya Dad, aku tau ada hotel yang bagus dan baru di Bali. View-nya bagus banget." Usul Rasya yang memang orangtuanya di Bali.
"Oh, hotel apa itu?" tanya Daddy.
"The Dreams Hotel." Wajah Rasya semringah.
"Oke. Nanti Daddy yang pesan kamarnya ya."
"Daddy memang yang terbaik...," memeluk Daddy.
"Tapi kalian jaga kepercayaan Daddy dan orang tua kalian ya, jangan ada yang berbuat sesuatu di luar batas, oke!" Daddy mengingatkan.
"Oke Daddy!" jawab kami.
"Marco, kamu pesan tiket pesawat untuk besok pagi ya."
"Siap Om!"
"Mommy ditinggal lagi deh!" keluh Mom.
Aku berpindah memeluk Mommy. "Hm..., kan biar Mommy berduaan sama Daddy. Pinkynya biar Mama bawa pulang aja deh, jadi Mom sama Dad bisa pacaran. Terus... Daddy bisa kasih nama Morgan ke adek baru aku. Iya kan, Dad?" meminta dukungan Daddy.
"Paling bisak deh, ngerayunya!" Mommy menarik hidungku.
"Tuh Daddy wajahnya ngarep banget!" ledekku.
Daddy tertawa. "Udah kakak ke sana tuh, temennya sibuk manggang sate kakak malah duduk di sini."
"Oke, aku ke sana deh." Menyusul yang lainnya yang sudah membakar sate ayam dan cumi.
"By, besok pagi beneran?" Kania memastikan.
"Ya ampun, Daddy udah mau pesan kamar hotel, Marco pesan tiket pesawat. Masih nggak percaya!"
"Ya Tuhan..., terimakasih memberiku sahabat terbaik!" Kania memelukku bersikap lebay.
"Liburan lagi...!" Tania ikut memeluk.
"Mau peyuk jugaaa...!" Davina berlari.
Rasya pun berjalan sambil senyum ikut memeluk."Selamat ulang tahun Princess
Baby...!" teriak mereka membuatku menutup telinga.Marco menyalahkan kembang api yang meletuskan cahaya ke langit gelap. Kami kegirangan melihatnya dan sibuk dengan kamera handpone masing-masing. Daddy menggendong Pinky melihat kembang api.
Kembali ke rumah masing-masing dan akan packing untuk besok.
✈
Tiba di The Dreams Hotel. Daddy memesan dua kamar President Suite agar kami bisa tidur berlima dalam satu kamar yang luas dan mewah.
Bersama-sama merebahkan tubuh ke atas tempat tidur yang luas dan nyaman. Istirahat sejenak sebelum jalan-jalan menikmati keindahan Bali.
"Luar biasa memang Daddy lo Bab, apa pun yang lo mau tinggal minta. Daddy please...! Udah gitu doang langsung terkabul." Celoteh Davina. Lalu melangkahkan kaki ke balkon yang langsung menampakkan keindahan laut pantai Mendira, Sengkidu.Aku hanya nyengir kuda mendengarnya.
"Laper...!" teriak Tania.
"Mending pesen makan deh, Tan." Kataku.
"Habis makan, kita ke rumahku ya. Lumayan jauh dari sini, makanya aku nggak langsung ajak kalian ke sana." Kata Rasya.
Setelah main ke rumah orang tua Rasya aku akan langsung ajak mereka keluar jalan-jalan. Waktu yang Daddy berikan nggak banyak. Harus benar-benar dimanfaatkan.
🏨
David...
Sepertinya aku pernah melihat salah satu gadis rombongan dari Jakarta itu?
Siapa dia? Mengapa melihatnya membuatku benar-benar ingin mengingat seseorang? Tapi siapa?
Biancha.... Iya, dia mengingatkanku pada Biancha. Yaa..., dia yang saat itu aku lihat bersama Biancha dan... suami barunya.
Apakah dia... putriku?
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby I Love You
RomanceCerita dipindah di Dreame dengan lebih lengkap. Sequel dari novel My Mom and Me. Tentang Marco yang masih berjuang mengejar Baby. Marco mendekati tante Biancha untuk mendapatkan restu. Tapi Baby justru mengira Marco punya hubungan spesial dengan Mo...