Bab Enam

15 8 2
                                    


Kamu itu segalanya buat aku. Jadi, tolong jangan ngelakuin hal-hal yang bisa buat kamu terluka.
-Raka

*****
"Ish.. cepetan dong Rak, aku udah nggak sabar nih," Ayana menarik tangan Raka dengan tergesa-gesa kala cowok itu belum juga turun dari motor-nya.

Raka tersenyum simpul sembari mengeleng-gelengkan kepalanya heran melihat kelakuan Ayana untuk membeli novel sesudah pulang sekolah.

"Cepetan dong Rak!"

"Iya-iya, tapi panggil sayang dulu," Ucap Raka yang masih duduk enteng di atas motor.

"Ishh," Ayana menyentak-nyentak kakinya kesal. Ayana sangat heran melihat kelakuan tunangannya yang masih suka membuat dirinya kesal bukan main. Bisa-bisanya Raka menggodanya disaat yang tidak tepat.

"Sayang, cepetan dong turun dari motor. Aku udah gak sabar mau beli novel keluaran terbaru itu."

"Yah, gimana ya.. kamu ngomongnya gak iklas sih. Tapi, yudah yuk," Raka menarik tangan Ayana memasuki kawasan mall.

"Ngeselin!"

"Tapi sayang kan?" Raka menarik- turunkan alismatanya menggoda Ayana.

"Ya juga sih," Raka tergelak mendengar punuturan kata yang keluar dari bibir mungil Ayana. Gadisnya memang polos.

****


"Loh loh loh, kenapa kita masuk kesini? bukannya mau beli novel ya?" tanya Ayana kala mereka memasuki Restaurant yang masih berada dikawasan mall.

"Kita makan siang dulu Aya sayang," Raka menarik tangan Ayana kedalam Restaurant . Raka memilih tempat duduk yang berada tidak jauh dari pintu Restaurant.

"Rak, kenapa makan dulu sih? kan bisa entar waktu selesai beli novel."

"Nggak-nggak. Aku nggak mau kamu sakit sayang, lagi pula kan kita juga belum makan siang kan?" Tangan Raka terulur membelai sayang rambut Ayana.

"Tapi-"

"Mbak," Raka tak menghiraukan perkataan Ayana, dia malah memanggil pelayan Restaurant.

"Ya mas?"

"Kamu pesen apa Aya?"

"Terserah."

"Huftt.." Raka membuang nafasny kesal kala mendengar kata-kata legend itu. Perempuan memang sangat aneh.

"Yaudah Mbak, saya pesen nasi goreng dua sama minumannya jus jeruk dua."

"Tunggu sebentar mas," wanita itu pergi dari hadapan mereka berdua.

"Rak, nanti yang bayarin beli novel kamu ya?"

"Iya,"

"Bener ya?"

"Iya sayang,"

"Nggak bohong kan?" Raka menatap Ayana dengan tatapan tajam. Ingin rasanya cowok itu menabok Ayana kalau saja ia bukan tunangannya.

Ayana terkekeh pelan melihat wajah Raka, "ternyata nge-jahilin kamu enak juga ya."

****

"Sabar dong sayang,"Ayana menarik tangan Raka memasuki gramedia dengan begitu antusias.

Ayana berbalik mentap Raka seraya mengeluarkan cengirannya. Ia berbalik kembali menghadap kedepan tanpa melihat adanya Rak buku didepannya. Kening gadis itu mencium Rak buku yang berada didepannya, ia terjatuh terduduk dengan bokong yang menyentuh lantai keramik.

" Auhh," Raka membantu Ayana berdiri, menuntunnya duduk di kursi yang tak jauh dari mereka.

"Tuh kan, aku udah bilang tadi sabar, kamu sihh. Mana yang sakit sayang?" tanya Raka mentap khawatir Ayana.

"Kening aku, pantat aku."

"Sekali lagi hati-hati ya, sayang, kamu tau kan aku sayang banget sama kamu? jadi, tolong jangan ngelakuin hal-hal yang bisa buat kamu terluka. Oke?" Raka mengurut kening Ayana. Ayana mengangguk mengerti mendengar perkataan Raka.

Tanpa mereka sadari seorang pria yang bersembunyi dibalik Rak-rak buku tangah menatap mereka dengan tatapan sulit diartikan.

*****

Jangan lupa ya buat Voment, sorry kalau banyak typo. Aku masih amatir banget🙏😅

Sebelumnya maksih yang udah Voment😁❤

Forgotten [Hiatus]Where stories live. Discover now