•Tujuh•

22 6 0
                                    


"Pelan-pelan dong Na," Ayana tak mendengar permintaan Raka. Ia masih sibuk menarik tangan laki-laki itu keluar masuk toko, hingga pandangannya berhenti tepat dipenjual eskrim.

"Raka! Raka! itu ada eskrim. Eskrim mama datennggg!!" Ayana berteriak histeris. Wanita itu sangat menyukai eskrim, segera ia menarik tangan Raka mendekati sang penjual eskrim.

"Pak, eskrim nya lima dong!"

Raka terkejut sembari geleng-geleng, "Banyak banget, Na. Semuanya buat kamu sendiri?"

Ayana mengangguk antusias, "Oh iya pak, tiga rasa cokelat dua rasa vanila ya!"

"Iya neng,"

"Jangan pak jangan, buatin dua aja pak, rasa cokelat dua-duanya ya."

Ayana cemberut. Sampai kapan Raka tidak memberinya banyak makan eskrim? sungguh cowok itu tidak bisa mengerti dia!.

"Kok dua sih, Rak? aku kan maunya lima!"

"Nggak! nggak boleh makan eskrim banyak-banyak ntar kamu sakit gigi. Dan aku gak akan pernah biarin itu terjadi," Raka menggeleng tegas.

"Dasar, possesive!"

"Tapi kamu sayang kan?"Raka menaik turunkan alismatanya menggoda Ayana.

Ayana tak menjawab sama sekali, bahkan ia lebih memilih membuang muka.

Pak penjualan eskrim terkekeh melihat mereka berdua. Dasar anak jaman sekarang yang lagi kasmaran.

"Ini eskrimnya," pak penjualan memberikan dua eskrim rasa cokelat itu.

"Makasih pak. Ini ambil aja kembaliannya," Raka mengulurkan tangan memberi uang.

Pak penjualan tersenyum menerima, "Makasih ya nak, semoga kalian langgeng sampai pelaminan."

"Amin," Raka dan Ayana berucap serentak.
.
.

Kening Ayana mengerut kala Raka mengajaknya kedanau yang tak jauh dari mall. Danau yang mereka datangi ini tak begitu ramai apalagi mengingat waktu sudah mulai sore, mungkin orang lebih memilih datang diwaktu pagi, siang dan malam.

"Kita ngapaian kesini, Rak?" tanya Ayana yang masih menjilati eskrim rasa cokelatnya.

Raka tak menjawab ia malah menarik tangan Ayana mendekati danau. Tanggannya menggenggam erat Ayana seakan tak mau melepas.

"Kamu tunggu bentar ya disini, aku mau pergi ada urusan. Bentar aja kok," Raka meninggalkan Ayana yang masih bingung.

Ayana menjilati eskrimnya yang belum saja habis, ia memasukkan kakinya kedalam danau. Memandangi sekitar menunggu kedatangan Raka.

"Na?" Ayana berbalik menatap heran Raka yang kembali dengan nafas ngos-ngosan. Ayana melirik sebentar tangan Raka yang berada dibalik bajunya seperti menyembunyikan sesuatu.

"Nih, coba dibuka," Raka mengulurkan kado bergambar hello kitty.

"Loh, aku kan lagi gak ulang tahun, Rak. Kenapa dikasih kado?"

"Buka aja."

Tanagan Ayana terulur mengambil kado itu,Lalu membukanya. Ayana mengerutkan kening mendapati kotak lagi.

Raka terkekeh, "Jangan cemberut. Buka aja."

Ayana membuka sekali lagi hingga nampaklah sebuah buku berwarna pink. Ia membacanya hingga muncul rasa kekesalan diwajahnya, "Cara menjadi tunangan yang baik."

Raka kembali terkekeh mendapati wajah kesal Ayana.

"Buka lagi tuh, kan ada satu kotak lagi," Raka menunjuk kotak kecil yang masih menyelip dalam kotak tadi.

Ayana merobek kertas kado  dan mendapati lagi kotak lebih kecil dari sebelumnya. Ayana menggerutu, ia kembali merobek kertas kado itu hingga untuk yang kesekian kalinya mendapati kembali kotak kecil berwarna pink. Ayana membelalakkan matanya melihat sebuah kalung berbentuk love.

"Bagus banget, Rak," Ayana menatap kagum kalung itu.

"Coba buka mainan kalungnya, trus baca tulisan dibelakangnya."

Ayana membuka mainan kalung, hingga nampaklah foto Raka dan dirinya disana. Ayana menatap Raka haru, ia membalikkan kalung lalu membaca tulisan yang ada dibalikknya 'Rakana.'

"Rakana?"

"Iya. Raka dan Ayana," kata Raka tersenyum, "sini aku pasangin."

"Kalungnya harus selalu kamu pake ya, jangan pernah dilepas apapun yang terjadi," Raka mensejajarkan duduknya disebelah Ayana saat ia sudah selesai memakaikan kalung.

"Kalau hubungan kita selesai gimana? masih dipake juga?"

"Itu terserah kamu. Tapi kalau bisa  simpen aja. Ntar kalau kamu kangen dan aku lagi gak ada buat kamu, kamu cukup natap kalungnya. Anggep aja aku lagi senyum sama kamu sambil liatin kamu plus jagain kamu dikalung itu."

Ayana terkekeh, "udah kayak jimat."

"Biarinlah. Orang kaya mah bebas," Ayana tertawa terbahak-bahak.

Raka tersenyum hingga deringan pesan masuk keponselnya.

'Rak, aku udah dibandara jemput dong, aku kangen sama kamu loh:)'
.
.

Hmm, saya mencium bau-bau orang ketiga..

Sorry buat typo, kegajean cerita sama ceritanya yng gk nyambung🙏 aku masih amatir😅 lagi pula belum direvisi:)

Jangan lupa vote dan komennya❤

Makasih❤

Forgotten [Hiatus]Where stories live. Discover now