4. Bertengkar

51K 2.1K 49
                                    

Alecas (jiwa Alexa dalam tubuh Lucas)

LuXa (jiwa Lucas dalam tubuh Alexa)

***

Lucas mengerang, bergerak tidak nyaman dari duduknya, napasnya memburu mencari-cari pelepasan yang tiba-tiba menghilang entah kemana.

Mata Lucas langsung terjaga, pria itu langsung terdiam beberapa saat dengan napas yang terdengar kasar.

Lucas mengerjap melihat ke sekelilingnya dengan perasan bingung. Tidak ada Vero di pangkuannya, kini hanya ada pemandangan para mahasiswa yang sedang mendengarkan seseorang bicara di depan.

"Kau sudah bangun?" Devon tersenyum lembut, mengusap rambut Alexa dengan sayang.

Lucas menarik napasnya dalam-dalam mencoba menelaah apa yang sebenarnya terjadi kepadanya saat ini.

"Alexa, kenapa diam?" tanya Devon.

Lucas langsung menepis tangan Devon dengan kasar, di detik selanjutnya pria itu berdiri dan menggebrak meja dengan keras membuat semua perhatian orang-orang teralihkan padanya.

"Brengsek! Kenapa bisa terjadi lagi?" umpat Lucas dengan emosi.

Lucas langsung melompat keluar dari jajaran kursi seperti seorang ninja. Tanpa pikir panjan dia pergi berlari tertatih-tatih menuruni anak-anak tangga, pria itu kembali dibuat mengumpat kesal karena sama sekali tidak bisa berjalan heels.

Langkah kaki Lucas terantuk-antuk ke lantai membuat semua orang langsung melihat ke arahnya dengan tatapan penuh tanya karena Alexa Housten jadi bersikap aneh.

"Apa yang kalian lihat? Mau mati?" Teriak LuXa menggema di penjuru ruangan.

Semua orang kian dibuat bungkam dan mematung merasakan keanehan yang tidak seperti biasanya.

Dengan terburu-buru LuXa melepaskan heelsnya dan melemparkannya ke sembarangan tempat.

LuXa berlari keluar ruangan, langkahnya bergerak cepat menyusuri koridor, mencari jalan keluar dari gedung kampus.

Langkah kaki LuXa bergerak semakin cepat sambil mengobrak-ngabrik isi tas milik Alexa. Jiwa Lucas perlu mencari kunci mobilnya Alexa dan pergi menemui gadis itu.

Begitu sampai di parkiran LuXa melihat ke sekitar arah. Beruntung saja lorong parkiran nampak sedikit gelap dan sunyi sepi, hanya ada satu dua orang yang di lihatnya sehingga tidak memancing perhatian.

Cahaya dari lampu depan mobil Alexa terlihat di sudut parkiran ketika Lucas menekan tombol di kunci, belum sempat LuXa pergi dan masuk ke mobil, suara derap langkah orang terdengar di sekitarnya.

Suara derap langkah sepatu itu bergerak semakin cepat ke arah LuXa.

Dalam satu gerakan LuXa membalikan tubuhnya, jiwa Lucas langsung waspada begitu melihat siapa yang sebenarnya datang kepadanya.

Shwan, pria itu datang bersama anak buahnya dan kini mereka berjalan ke arahnya. Shwan dan anak buahnya memakai seragam hitam, dengan topi dan masker untuk menutupi wajah mereka.

Sayangnya, jiwa Lucas sudah bisa langsung mengenalinya tanpa perlu di pastikan lebih jauh.

"Kau diam di situ Shwan, jangan mempermainkan emosiku sekarang," LuXa menunjuk Shwan dan gerombolannya untuk berhenti.

Langkah Shwan terhenti, tubuhnya terlihat menegang kaget. Shwan tidak menyangka jika Alexa akan langsung mengenalinya meski dia sudah menyamar.

Shwan terdiam dalam kewaspadaan karena Alexa bisa langsung mengenalinya, sementara mereka baru satu kali bertemu tadi pagi.

HAPPY VIRUS (Proses Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang