9. Mengikhlaskan

3.6K 184 14
                                    

Cinta yang luar biasa adalah mampu mengikhlaskan ketika sang Maha pemberi cinta mentakdirkan kamu bukan untuknya.

🌹🌹🌹

Setelah perjanjian disetujui oleh kedua belah pihak. Hizam langsung melamarnya. Ketika itu juga kedua keluarga merasakan bahagia saat Zava menyatakan siap menjadi istrinya.

Mereka berdua memang terpaksa menikah karna terikat janji dari amanah Rahma.
Hari demi hari mereka menyiapkan segala persiapan. Di mulai dari baju pernikahan, cattering, memesan gedung dan sebagainya.

Dari kejadian yang lalu Zava tak berhubungan lagi dengan toko surlie backhouse yang di pimpin oleh Yusuf. Sekarang Zava tidak tau tentang kabar Salwa. Semenjak Salwa menghindarinya ia merasa bahwa Salwa sudah mengetahui kalau Yusuf mencintai dirinya.

Cinta mereka sungguh rumit, Zava dan Hizam yang belum mencintai sedangkan pihak lain yaitu Yusuf mencintai Zava dan Salwa mencintai Yusuf. Cinta seperti apa ini?

Zava memilih untuk menjaga rumah, mengganti sosok bunda yang bekerja sebagai rumah tangga. Bedanya Zava belum melangsungkan pernikahan.

Sedangkan Akhlan yaitu ayahnya, masih sering pergi keluar kota untuk berkerja. Dan Hafizh masih meneruskan kuliah, dia sudah menginjak semester 7. Beberapa bulan lagi dia akan sarjana. Yang membuat Hafizh terkejut, dosen pembimbingnya adalah calon kakak iparnya. Siapa lagi kalau bukan Hizam. Bukannya senang mendapati dosen yang menjadi calon kakak iparnya, tapi Hafizh sedikit takut dengan Hizam. Nyatanya pria itu dimana-mana masih mempertahankan sikapnya yang dingin, galak, cuek tapi tegas.

Pagi ini Zava menyiapkan makanan untuk adiknya. Untungnya, sebelum Rahma meninggal Zava sangat rajin membantu bundanya memasak. Jadi, dia tidak perlu repot-repot memasak sambil melihat resep di google.

"Masakannya sudah jadi." Teriaknya penuh kegirangan. Hafizh mengetuk-ngetuk meja dengan sendok.

"Mmm baunya enak banget, Mba."

"Iya dong, siapa dulu yang masak."

Mereka berdua menyantap sarapannya tanpa ada yang berbicara. Ketika asik makan, mata Hafizh melirik tempat duduk sebelah Zava. Tempat yang biasa Rahma makan disitu.
Mendengar Hafizh tidak memainkan sendoknya untuk mengambil sesuap nasi di piring. Zava mengikuti arah bola matanya. Ia tersenyum, memaklumi kalau Hafizh masih merasakan kehilangan sosok bunda. Ia memegang tangan Hafizh lembut.

"Hafizh... ayo dimakan lagi."

Hafizh merasakan seseorang menyentuh tangannya. Ia tersadar dari lamunannya.

"Ah iya, Mba." Hafizh melahap makanannya sampai habis.

Ia mengambil tas ranselnya di sampingnya lalu berpamitan kepada Zava. Zava sangat bersyukur, walaupun Allah memberikan cobaan kepada keluarganya tapi Allah selalu memberikan jalan keluar kepada hambanya karna sejatinya bersyukur bukan disaat kita bahagia tapi disaat kita sedih dan datangnya cobaan bertubi-tubi.

Attahaddatsu bini'matillahi syukrun, wa tarkuha kufrun. Wa man laa yasykuril qollila laa yasykuril katsiira. Wa man laa yasykurinnaas, laa yasykurillah.

"Barangsiapa yang mengucap syukur maka akan ditambah nikmatnya dan barang siapa yang tidak bersyukur dikurangi juga nikmatnya. Barang siapa yang tidak mensyukuri suatu hal yang kecil maka tidak akan mensyukuri nikmat yang besar. Barang siapa yang tidak bersyukur menjadi manusia maka tidak bersyukur juga kepada Allah."

Mr Cold ✓Where stories live. Discover now