11. Dua Sajadah

3.2K 187 8
                                    

Di sepertiga malam Allah sedang menatapmu, gunakanlah untuk mencurahkan isi hatimu kepada sang penguasa muka bumi.

🌹🌹🌹

Ketika sebagian manusia masih terlelap dalam tidurnya dan sebagian pula ada yang menunaikan ibadah malam.
Dalam surah muzammil ayat 1-4 : Wahai orang yang berselimut (Muhammad)! Bangunlah (untuk shalat) pada malam hari, kecuali sebagian kecil. (yaitu) separuhnya atau kurang sedikit dari itu. atau lebih dari (seperdua) itu, dan bacalah Al-Qur'an itu dengan perlahan-lahan.

Kata Ibnu Qayyim : kau dapat nikmat sholat malam, separuh surga sudah kau dapatkan. Dunia ini separuh surga bagi penikmat sholat malam. Para nabi, para aulia, salafus shaleh, mereka penikmat sholat malam.

Gadis berjilbab instan itu menggeliat. Matanya berkedip, ketika melihat jam yang ada di sebelahnya, ia mengucap istighfar.

Sudah waktunya untuk sholat malam baginya. Tangannya menggoyang-goyangkan tubuh sang suami.
"Zam, ayo bangun. Kamu mau sholat tahajjud ga?"

"Mmm, iyaa."

Untuk pertama kalinya bagi mereka, melaksanakan sholat malam bersama kekasih halal. Walaupun diantara mereka belum menemukan keberadaan cinta.

Mereka mengucapkan salam, tanda selesai sholat. Zava mencium punggung tangan sang suami. Lalu mengaamiinkan do'a-do'a yang keluar dari mulut Hizam.

Hendak membereskan peralatan sholat, Hizam menyuruhnya untuk berbicara sebentar.
"Zav, kalau di depan keluarga kita. Kamu panggil saya dengan sebutan suami."

"Oh jadi aku harus manggil kamu suami?" Hizam menghela nafas panjang. Ternyata selain cerewet istrinya sangat polos.

"Hmm bukan itu. Maksud saya, kamu manggil saya dengan sebutan abang, mas, atau apapun. Ya layaknya seorang istri manggil ke suaminya." Jelasnya.

"Mmm-" jari telunjuknya mengetuk-ngetuk hidungnya sendiri. "Kalau manggil om boleh?"

"Ga boleh!" Hizam menjawab cepat.

"Bapak?"

"Ngga!"

"Terus apa dong? Kan kamu lebih tua dari pada aku." Jawabannya membuat mata Hizam melongo.

"Abang."

"Oke siap bos."

"Bukan bos tapi, Abang!" Hizam menekan kata abang.

"Ya itu kan kalau di depan keluarga." Lama kelamaan Hizam mulai geram berantem dengan sang istri.

"Serah."

Dibalik itu Zava cekikikan. Dirinya terlihat sangat puas menjaili Hizam. Siapa sangka selama berdebat masalah nama panggilan suami-istri ia berpura-pura polos di depannya hingga pria itu merasa jengkel. Zava bosan dengan sikapnya yang terlalu dingin, tapi menarik juga untuk ia jaili.

Menjelang fajar, perempuan itu menyibukkan diri di dapur. Menyiapkan sarapan untuk ayah, adiknya, dan suami kutub. Setelah selesai masak ia menata piring-piring dan lauk pauk di meja makan. Akhlan yang kerap dipanggil ayah dan Hafizh mendekati meja makan kemudian mereka duduk.

Mr Cold ✓Where stories live. Discover now