Bahagia?

3.3K 1.1K 68
                                    

Chan terlebih dahulu mengajak Karin berkeliling Malino yang memiliki julukan kota bunga, setelah ke lembah biru, menikmati air terjun dan memetik strawberry— Karin tersenyum lagi, perlahan-lahan gadis itu mulai kembali ceria.

"Pulang sekarang yuk, takutnya kita dicariin panitia sama pengurus. Lagian udah jam tujuh, acaranya di mulai sejam lagi." Chan melirik jam tangannya dan mulai menyalakan mesin mobil.

"Acara apa?" Bingung Karin.

"Kamu lupa kamu ke Malino ikut acaranya fakultas Teknik? Hati-hati loh, anak mesin kejam-kejam." Chan sok menakuti, Karin berdecih.

"Gak takut. Senior ku takut sama pacar ku soalnya." Karin terkekeh bersamaan dengan tangan Chan yang mengacak gemas puncak kepalanya.

Di gerbang desa Lembanna, di dekat palang sudah terlihat ketua BEM dan beberapa senior seangkatan Chan di sana yang menunggu kedatangan mereka.

Bukan apa-apa, Karin dan Chan itu termasuk tanggung jawab mereka sedangkan tidak ada kabar dari keduanya sejak istirahat makan siang.

"Maaf ya semua, udah bikin khawatir." Chan keluar dari mobil dan tersenyum canggung ke arah semuanya.

"Kita kehabisan makan siang jadi ke Malino kota buat makan, eh keterusan main. Maaf ya,"

Karin ikut turun dengan langkah takut-takut, apalagi ketua BEM seolah memandanganya dengan tatapan laser yang menusuk.

"Peserta kan?"

Karin mengangguk.

"Kamu tahu seluruh angkatan kamu di Teknik mesin di hukum karena kamu menghilang?" Omelnya.

Chan tidak bisa berbuat apa-apa, apalagi membantah karena memang salahnya tidak meminta izin untuk keluar tadi.

"Maafkan saya senior." Ucap Karin.

"Ketua angkatan! Ketua angkatannya teknik mesin mana?" 

"Saya senior." Junot mengangkat tangannya.

"Bawa anggota kamu ke akomodasi. Dan tolong perhatikan lagi, mereka tanggung jawab kamu."

"Siap senior!" 

Junot menatap Karin.

"Ayo Rin." Ajaknya yang kemudian diikuti Karin di belakang.

"Karin!" Panggil Chan hingga Karin berbalik.

Chan mengambil sesuatu dari saku almamaternya, Karin menunggu namun yang Chan keluarkan hanya finger heart hingga Karin terkikik geli namun kemudian kembali berjalan di samping Junot.

🌲🌲🌲

"Lain kali bilang dulu sama gue Rin kalau mau pergi." Ucap Junot ditengah-tengah langkah mereka menuju akomodasi. 

Karin menghentikan langkahnya, di bawah lampu jalan yang hanya bertiangkan bambu Karin menatap Junot tidak suka.

"Urusan lo apa?"

Junot menghela nafas frustasi.

"Gue akuin gue gak suka Rin, tapi bukan cuma gue tapi semuanya dapat masalah gara-gara ini."

Karin tersentak lalu menarik dagu Junot, Karin yakin tadi siang lebam itu tidak ada di sana.

"Ini kenapa?"

"Kenang-kenangan dari senior karena salah satu anggota gue hilang pas jam makan siang!" 

Jujur Karin merasa amat bersalah mendengernya, demi menenangkan perasaannya ia telah bertindak egois dengan kabur dari lokasi acara dan menyebabkan masalah.

PAPER UMBRELLAWhere stories live. Discover now